Satu gelas exelco baru saja diantar oleh Arvita, aroma wangi kopi segera menyerang kesegala penjuru ruangan kerja Armand. Tapi pria itu masih tidak bergerak, bahkan salah satu penanya ia mainkan pada jari jemarinya.
Arvita menatap heran, dan sebenarnya ia sedikit penasaran. Apa yang sedang dipikirkan oleh atasannya? Sedikit mendekat dan mencoba mengintip, tapi tiba-tiba Armand menegakkan wajahnya dan memergoki sekretarisnya sedang mencuri pandang kearahnya.
"Ada apa Nona Arvita?" Tanya Armand datar.
"Eh... Maaf pak. Saya lihat Pak Armand kayanya lagi terbebani sekali, mungkin ada yang bisa saya bantu." Tanya Arvita, tapi Armand memandanginya dengan ragu. "Kenapa pak? Kalau Pak Armand tidak butuh bantuan saya, juga tidak apa-apa." Lanjutnya kembali, dan sedikit tersinggung dengan tatapan Armand barusan.
