Suasana hening tiba-tiba saja melanda mereka berdua, ketika sudah tidak ada lagi siapapun selain Arvita dan Armand.
Bahkan karena terlalu sunyi, Arvita yakin ia bisa mendengar suara denting jam dinding yang berada di kamarnya.
"Pak Armand, apa anda ingin sesuatu?" Tanya Arvita yang bingung. Dan berjalan kearah pantry kecil, membuka lemari pendingin dan melihat apa yang bisa ia sajikan untuk atasannya.
"Arvita..." Panggil Armand, dan ia pun mendekati Arvita segera. "Apa yang kamu lakukan, kamu ini pasien dan harus banyak beristirahat, untuk apa kamu mempersulit dirimu sendiri?" Ucap Arvita dan menarik lengan kiri Arvita.
"Ach...." Arvita sedikit mengerang sakit, karena Armand sepertinya lupa kalau dia memegangi lengan Arvita yang sakit.
"Arvita, kamu tidak apa-apa. Astaga... Arvita lihat balutan perban kamu, ada noda darah yang keluar." Tanya Armand panik, dan mengarahkan Arvita agar kembali pada tempat tidurnya.
