Suara teriakan dari pencuri tersebut semakin lantang, dan ia sudah siap menyerang Arvita dengan percaya diri. Sudah sangat dekat, sehingga pria itu berani untuk memberikan serangan tinju terbaiknya.
Arvita dengan pandai ia berkelit, menampik serangannya. Memegangi tangan pria itu, dan segera saja ia menarik tubuh pria tersebut hingga jatuh tersungkur di atas tanah.
"Aarrgggggh...." Keluh pria itu kesakitan, ketika ia merasa kulit wajahnya beradu dengan lantai aspal yang keras. "Kau... Cewe sialan...!" Umpatnya, dan sebenarnya ia terkejut dengan Arvita yang bisa membuat serangan balik hinga ia tersungkur diatas tanah.
"Jadi hanya itu kemampuan lo? Hah... payah banget, mendingan elo jadi baby sister aja... daripada pencuri kw kaya gini." Sindir Arvita, dan menatap cemooh.
"Heh... jangan seneng dulu loh... Tadi itu cuman pemanasan, dan gue cuman mau ngetes lo doang." Ucap pria itu berdalih, dan sudah mengepal kembali tinjunya.