Burhanuddin Rustam menyorot tajam pada sosok Armand, ia masih menahan emosinya untuk tidak meluapkan amarahnya begitu saja. Sedangkan Diana mulutnya seringkali membulat, membatin sepertinya ada perang yang akan terjadi pada makan malam mereka.
Angelina mengetukkan jari jemarinya, menatap Armand dengan tatapan angkuh dan sombong seperti biasanya. "Kau benar-benar sudah sinting, Armand? Kenapa aku yang kamu jadikan alasan?" Ucap Angelina geram.
"Armand, hentikan semua omong kosong ini. Satu-satunya alasan aku tidak menghajarmu sekarang, karena aku dan Bram berkawan baik. Jadi cepat berikan penjelasanmu!" Ucap Burhan kitan yang tak sabar.
"Hhh..." Helaan napas Armand terdengar, seraya ia mengeluarkan ponselnya.
"Aku ingin bertanya kedapamu, Angelina? Kemana saja kamu selama dua tahun belakangan ini?" Tanya Armand. Dan ia memutar ponselnya, memainkan dengan sengaja diatas meja makan.
"What???" Angelina menggelengkan kepalanya.