Febby tidak henti untuk berjuang, ia kembali meraih tangan Armand. Dan kali ini menggenggamnya dengan kuat. Bahkan dengan sengaja ia memajukan tubuhnya, agar keduanya memiliki jarak yang amat dekat.
"Armand, aku yakin kita bisa memulainya kembali dari awal. Seperti dulu sekali, kita saling mencintai. Kapanpun dan dimanapun kita selalu bersama. Kamu ingat kan saat dikampus dulu, siapa yang tidak mengenal kita berdua. Saat itu kita benar-benar tampak sangat serasi." Ucap Febby dengan riang, salah satu tangannya sudah membelai sisi wajah Armand.
Wajah Febby semakin mendekat, sepertinya ia sudah tidak tahan untuk tidak mencium bibir Armand. Tapi sebelum itu terjadi, Armand sudah mengambil satu langkah kaki mundur. Serta ia menapik tangan Febby dengan segera, Raut wajah Febby segra saa berubah menjadi terkejut.
"Armand? Kenapa?" Ucapnya dengan sedih. Dan tatapan Febby masih saja menunjukkan harapan terbesarnya, yaitu agar Armand dapat menerimanya kembali.
