Arvita tahu kalau kekerasan tidak bisa menyelesaikan masalah, tapi untuk saat ini sepertinya itulah jalan terbaik dari masalah yang dihadapi oleh Rosa.
Lidia bahkan bisa meliat aura merah yang membara, layaknya kobaran api. "Vita... tenang dulu ya." Ucap Lidia mencoba menenangkan, tapi percuma saja karena Arvita sudah beranjak dari bangunnya.
"Lo enggak dengar tadi tuh cowo ngomong apa. Ahh..." ucap Arvita yang sudah melepaskan topi dan kacamatanya. "Gue ingat, cowo itu yang ada di acara pesta pernikahan. Dan bicara sama papanya Armand." Ucap Arvita yakin, dan sudah keluar dari meja makannya.
"Lo ngomong apa sih Vita? Gue enggak ngerti, dan duduk lagi sini ya... ayo anak cantik duduk." Lidia berusaha meraih lengan Arvita, berusaha membujuk layaknya membujuk anak kecil.
"No!" Arvita menapik tangan temannya, dan ia sudah berjalan kearah meja Rosa.