"Hidayat! Hidayat!" Armand memukul meja kerjanya dengan keras, merasa frustasi sedari tadi. Karena Hidayat tak henti membuat kesalahan.
"Aduh... Pak Armand. Maaf, kayanya tadi laporannya ketukar. Jadi saya perbaiki lagi ya pak, terus saya juga ada urusan pekerjaan dengan bagian staff personalia lainnya, mungkin akan sedikit lama." Jawab Hidayat dengan wajahnya sudah berubah menjadi pucat.
"Kalau seperti ini terus menerus, saya tidak bisa bekerja dengan baik! Harusnya kamu tahu, kalau saya sudah cukup bersabar." Ucap Armand dengan perkataan yang sangat menyudutkan Hidayat.
"Pak Armand? Kemarin sudah ada orang yang melakukan wawancara untuk menjadi sekretaris Pak Armand? Apa tidak ada satupun yang bapak terima?" Akhirnya Hidayat menanyakan pertanyaan, yang sedari tadi ia tahan.
