* Kantor cabang perusahaan jiang Grup di kota J
Tiara sedang bekerja sangat serius di meja kerjanya. bagaimanapun nasib perusahaan dan juga nasib kelanjutan hubungannya dengan jonatan berada di tangannya sekarang. kalau ia berhasil membangkitkan kembali perusahaan ini dengan mendapat proyek-proyek besar di kota J, maka ia bisa segera pulang dan menikah dengan pujaan hatinya jonatan. tetapi jika ia gagal maka papanya akan membatalkan pertunangannya dengan jonatan dan menikahkannya dengan keluarga kaya atau para pemilik perusahaan besar dikota S yang bisa mendukung kesuksesan perusahaannya. tidak perduli siapapun mereka.
tok..tok..
" Masuk" jawab tiara kepada orang mengetuk pintu.
asisten Han memasuki ruangan dengan membawa tumpukan berkas di tangannya. ia berjalan mendekati direktur wanita di kantor cabang ini.
"Ibu tiara, ini adalah berkas beberapa perusahaan yang bisa kita ajak kerjasama dalam waktu dekat ini. tetapi yang paling kuat adalah perusahaan cabang lianxi grup." jelas asisten Han kepada tiara, kemudian ia meletakkan berkas itu diatas meja kerja tiara untuk di periksa.
"Bagus. kita akan mengajukan proposal keerja sama keperusahaan ini."kata tiara setelah memerika berkas yang ada ditangannya.
asisten Han masih terdiam." Ibu tiara, perusahaan ini sangat sulit untuk di ajak kerjasama. hanya sedikit yang bisa menjalin kerjasama dengan perusahaan ini. saya dengar direktur perusahaan ini sangat sulit untuk ditemui, biasanya hanya asistennya yang bisa di temui." jelas asisten Han
"Begitukah? baiklah biarkan aku Yang akan menemuinya besok. aku akan ke perusahaan itu." jelas tiara.
setelah mendengar penjelasan tiara, asisten han keluar dari ruangan tiara.
Tiara berusaha keras mengembangkan perusahaan Jiang yang ada dikota J. Hal ini membuatnya kehilangan banyak waktu yang berkualitas dengan Natan. Selain jarak yang jauh, ia dan Natan hanya bisa berkomunikasi
dengan handphone saja melalui pesan singkat dan terkadang video call.
Hampir setahun berjalan dia berhubungan jarak jauh dengan natan, hal ini sedikit banyak mempengaruhi hubungan mereka. Natan yang jarang menghubungi Tiara, jika ia tidak menghubunginya terlebih dahulu dengan alasan takut mengganggu konsentrasi Tiara saat bekerja. Tiara mengambil handphonenya dan menelepon Natan.
" Halo sayang…lagi apa" ucap tiara
"Hallo juga sayang..seperti biasanya ini lagi dikantor" ucap Natan
" kamu sudah makan siang…jangan terlalu keras dalam bekerja"ucap tiara.
" aku sudah makan siang kok…" ucap natan
Tiara seperti mendengar suara perempuan didekat Natan, suara itu sepertinya sangat familiar dengannya.
" sayang ada siapa disana…aku seperti mendengar suara wanita" ucap tiara.
"kamu pasti salah dengar, aku disini sendiri. Oh ya sayang…aku 15 menit lagi ada rapat, aku tutup dulu ya teleponnya. I miss you…emmuaach" ucap Natan.
" I miss you too" ucap Tiara.
Telephone diakhiri, tinggal satu tahun lagi aku sudah bisa pulang dan hidup bersama dengan Natan (suara hati tiara).
**
" Ia pa…sebentar aku masih makan siang di Restoran di depan kantor" ucap Tara ketika papanya menelepon.
Tara segera keluar dari kantor jonatan dan berjalan kearah kantor direktur utama. Tok tok tok… suara pintu diketuk, Tara masuk keruangan jerry.
"Papa akan mengenalkanmu pada seseorang….dia adalah Yohan ucap Jerry menyerahkan selembar foto.
"Kenapa papa ingin aku berkenalan dengan laki-laki ini" melihat foto dengan baik.
" Heemm...tampan juga, lumayan" Gumamnya.
" Papa ingin kamu menikah dengannnya" Jerry mendekati putri cantiknya ini.
" Papa ingin aku melakukan pernikahan dengannya, aku tidak mau. Bagaimana bisa Papa menikahkan aku dengan laki-laki yang tidak aku kenal. Berikan saja dia kepada Tiara. Adikku itu lebih pantas dengannya." Protesnya menolak secara langsung.
"Kenapa? Yohan mapan, tampan, kaya. Apa yang kurang?" Tanya papanya.
"jawabnya mudah. Dia bukan tipeku." Jawab Tara.
Dasar papa suka seenaknya. dia pikir aku mau dijadikan alat jaminan untuk memperkuat perusaan ini seperti Tiara bodoh itu, yang dengan bodohnya rela saja dikirim ke kota J untuk memajukan persahaan yang hampir gulung tikar itu. Tapi aku juga tidak bisa melawan papa sebelum perusahaan ini jadi milikku. Pikirnya.
"Boleh saja, asal kau bisa membujuknya. Untuk menikah dengan Yohan." Kata Jerry.
"Baiklah aku akan mengaturnya." Jawab Tara.
Ia kemudian keluar dari ruangan papanya.