Doni menutup mata Jonatan dengan kain berwarna hitam pekat, ketika mereka hampir sampai di tempat rahasia yang biasanya di gunakan untuk menyekap orang-orang yang berani menyinggung sang presdir.
"Hei! Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian menutup wajahku?!!!" Teriak Jonatan yang tubuhnya mulai gemetar dan jantungnya berdetak kencang dan kacau. Nafasnya deru Jonatan membumbung kasar, bahkan deru nafas orang sekitarnya mampu membuatnya merasa stress. Pikiran Jonatan sudah melayang dengan liar. Direktur tampan ini sudah merasa ketakutan sendiri. Dengan mata tertutup seperti itu, ia seperti seorang tahanan yang siap dieksekusi di tiang gantungan saja.
"Tidak! Mereka tidak mungkin akan membunuhku?" Kata Jonatan dalam hatinya yang mulai gusar dan kebingungan. Ia belum mau mati sekarang. Masih banyak hal yang belum ia lakukan selama ini. Ia juga masih terlalu muda untuk mati.