Dalam perjalanan pulang, Tiara mencoba untuk mengetahui tentang apa yang sebenarnya membuat Yohan seperti ini.
" Apa ada masalah yang serius?"
Tiara membuka percakapan dengan Yohan, yang sedang duduk disampingnya. Yohan cuma tersenyum hangat kepada Tiara.
" Ya...ada, tetapi bukan hal serius"
"Bukan hal serius? Lalu kenapa kamu sampai melamun seperti itu!" Tiara mengomel kesana kemari kepada Yohan.
" Sayang, Kenapa hari ini kamu cerewet sekali sih, dari pada seperti itu lebih baik kamu bantu aku saja ya! Biar masalahku cepat selesai" jelas Yohan.
" Baiklah....Apa yang bisa aku bantu untuk menyelesaikan masalahmu?" ucap Tiara.
" Pilihlah salah satu tempat ini untuk bulan madu kita! Paris, Bali atau Jepang? Orang tuaku akan datang bulan depan saat perayaan ulang tahun perusahaan Lianxi Grup" jelas Yohan.
"Yang datangkan orang tuamu! Apa urusannya denganku? Dan kenapa kita harus bulan madu? Aku tidak bisa! Aku sedang sibuk. Ada banyak kerjaan yang belum aku selesaikan" Tiara dengan terang-terangan menolak permintaan Yohan.
" Oh... begitu ya! Jadi kamu menolak permintaan suamimu untuk bulan madu, dengan alasan sibuk dengan kerjaan?" Yohan mendorong tubuh Tiara hingga roboh ke tempat duduk didalam mobil. Yohan terus memandang Tiara dengan senyum genitnya.
"Kau! Apa yang akan kau lakukan?"
Tiara mencoba mendorong Yohan dengan kedua tangannya, namun Yohan malah menangkan kedua tangan Tiara dan mengarah keduanya ke atas kepala Tiara.
"Kalau begitu, mulai besok kamu tidak usah repot-repot lagi datang ke kantor" bisik Yohan ditelinga Tiara.
" Kau! Kau tidak bisa seenaknya seperti itu. Bukankah kau sudah berjanji akan membantuku, untuk membalas semua rasa sakitku kepada Tarra dan Jonatan" protes Tiara dengan keputusan sepihak Yohan yang memecatnya begitu saja.
" Emm...Itu sih tergantung keputusanmu, atau kita lakukan saja disini sekarang" Yohan kembali menggoda Tiara.
Steve yang berada di bangku depan, sedang menyetir merasa sedikit malu mendengar ucapan bos nya ini, yang begitu terus terang dalam menggoda istrinya meski ada orang lain bersama mereka.
Yohan memberi isyarat mata kepada Steve. Steve menepikan mobilnya, kemudian segera keluar dari dalam mobil.
" Ti..tidak! Kamu benar-benar gila dan mesum. Baiklah! Aku akan ikut denganmu, bagaimana dengan Paris?" ucap Tiara.
" Asal kamu suka saja, kita akan berangkat besok pagi" ucap Yohan.
" Apa! Secepat itu? Bagaimana kerajaanku?" ucap Tiara.
" Orang yang sudah dipecat, mana mungkin ada kerjaan. Sayang, kamu bisa bekerja lagi setelah kita pulang" Yohan cuma tersenyum.
" Dasar licik"
Di hati Tiara sangat jengkel dengan Yohan tetapi Tiara tidak ada pilihan lain. Saat ini hanya Yohan yang bisa membantunya untuk menghadapi Tara dan Jonatan juga papanya.
Yohan menelpon Steve untuk segera kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan. Sekitar 15 menit kemudian, Tiara dan Yohan baru saja sampai dirumah mereka. Yohan segera turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Tiara, tetapi wajah Tiara tetap saja masam. Tiara segera turun dari mobil, Yohan tiba-tiba menggendong tubuh Tiara dan membawanya masuk ke dalam rumah.
"Turunkan aku! Turunkan aku!" Tiara memukul mukul dada Yohan.
" Sayang... Menurut saja atau kau akan jatuh ke lantai nanti"
Tiara menghentikan pukulannya" Apa kau tidak malu melakukan ini, disini ada Steve dan juga bibi Alaen" gumam Tiara dengan wajah merona.
" Kenapa harus malu?"
" Jika kau sudah tidak punya malu, setidaknya jangan membawaku kedalamnya. Aduh...Mau di taruh dimana ini wajahku!" Ia merasa malu di perlakukan seperti ini di depan orang lain.
Bibi Alaen dan Steve segera meninggalkan tempat itu.
"Tuan muda dan nyonya Tiara memang pasangan yang Serasi" ucap bibi Alaen yang ikut bahagia melihat kemesraan pasangan suami istri ini.
"Iya ... Aku jadi iri dengan mereka" ucap Steve yang kemudian pamit kepada bibi Alaen untuk pulang.
Setelah sampai didalam kamar, Tiara memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sedangkan Yohan rebahan diatas tempat tidur.
keesokan paginya sekitar pukul 7 pagi Tiara dan Yohan terbang ke Paris untuk bulan madu mereka.
-----------------------