Perusahaan Lianxi Grup
Tiara berangkat untuk penandatanganan kontrak dengan perusahaan Lianxi Grup dan baru saja sampai didepan perusahaan, dia berjalan kearah resepsionis.
" Ada yang bisa kami bantu bu" ucap resepsionis.
" Saya ingin bertemu dengan presiden direktur Kim" ucap Tiara tanpa ragu.
" Apakah ibu sudah ada janji sebelumnya" resepsionis.
" Iya sudah, saya Tiara dari perusahaan Jiang Grup. Ada janji penandatanganan kontrak kerjasama dengan presiden direktur Kim" ucap Tiara.
Resepsionis menghubungi Presdir Kim melalui telepon. Presdir Kim meminta resepsionis untuk mengantar Tiara ke ruangannya.
" Mari ikuti saya, saya akan mengantarkan anda keruangan presdir Kim" ucap resepsionis kemudian berjalan menunjukkan arah ruangan Presdir Kim.Sekarang keduanya telah sampai didepan ruangan sang Presdir, wanita itu mempersilahkan Tiara masuk kedalam ruangan karena sang presdir sudah menunggunya dari tadi.
Tok tok tok.... Tiara mengetuk pintu kemudian memasuki ruang kerja Presdir Kim, namun yang dia lihat adalah seorang laki-laki yang tengah duduk dikursi kerja dan membelakanginya, sehingga Tiara tidak bisa melihat wajah laki-laki itu.
"Presdir Kim, saya Tiara wakil dari perusahaan Jiang Grup datang untuk melakukan penandatanganan kontrak kerjasama pembangunan hotel di kota J. Mohon anda melihat dan memeriksa terlebih dahulu berkas kontak ini" ucap Tiara polos sambil meletakkan map diatas meja.
senyum menyeringai terlihat dari bibir Yohan. Sang Presdir memutar kursinya dari posisi semula, dan tersenyum kepada wanita cantik di hadapannya. "Selamat pagi nona Tiara, senang bertemu dengan nona cantik...ku" ucapnya.
Tiara sangat terkejut melihat wajah laki-laki yang tengah duduk di depannya. "Ka...ka... Kamu, kenapa kamu ada disini?" Tanya Tiara tergagap karena terkejut bercampur heran melihat Yohan.
Yohan berdiri dari tempat duduknya dan mendekati Tiara "Nona cantik! apa yang harus aku katakan kepadamu? Mengapa aku bisa ada disini? coba katakan kepadaku jika bukan aku yang ada di ruangan ini terus siapa?" Tanya Yohan sembari mendekatkan wajahnya ke muka Tiara.
Tiara memalingkan wajahnya dan mendorongnya Yohan hingga jatuh terduduk disofa. tetapi laki-laki malah hanya tersenyum simpul.
" Pergi! Kau dasar brengsek! Katakan kepadaku dimana Presdir Kim?" ucap Tiara sedikit emosi.
Yohan yang sedang duduk disofa menarik tangan Tiara dengan kasar hingga Tiara jatuh kepangkuan Yohan.
" Kelinci kecil! Apa Direktur Jerry Jiang tidak memberi tahu kepadamu, bahwa orang yang kau akan temui adalah aku! Presdir Kim atau kau bisa memanggilku Kim...Yo...Han" ucap Yohan membisikkan namanya ditelinga Tiara.
Tiara mendorong tubuhnya menjauh dari Yohan sampai Tiara sendiri terjatuh ke lantai. Wajah tiara memerah karena kelakuan nakal Yohan.
"Ough...sakit, kalian berdua telah menjebakku. Aku...aku tidak akan mau bekerjasama denganmu" ucap Tiara berusaha berdiri dari lantai.
Yohan mengulurkan tangannya namun Tiara tidak Sudi meraihnya. Tiara mengambil berkas yang ada dimeja dan akan meninggalkan ruangan Yohan. Wanita cantik yang hampir mencapai pintu keluar. Bruaakk...sebuah tangan kekar mendorong pintu sehingga tertutup kembali.
Tiara yang berdiri didepan pintu langsung membalikkan badannya dan di hadapannyanya sudah ada sang presdir saat ini, menatapnya dengan begitu dekat.
" Kau...kau mau apa!" Tanyanya gugup.
" Aku mau apa! Tentu saja aku mau melakukan apa yang ingin aku lakukan" jawab sang presdir.
Yohan mendekatkan wajahnya ke wanita cantik di hadapannya, kali ini benar-benar dekat. Sehingga membuat jantung Tiara berdegup kencang. Tiara memejamkan mata, ia merasa sesuatu akan terjadi.
" Puffff....ha...ha, apa kau pikir aku akan mencium mu" tawa Yohan memecahkan keheningan saat itu.
Tiara membuka matanya, betapa malunya dia sampai berfikiran bahwa Yohan akan menciumnya.
" Dasar brengsek! Mesum!" ucap Tiara segera menarik gagang pintu, ketika pintu terbuka Tiara sesegera mungkin keluar tetapi tidak disangka Yohan dengan tiba-tiba menarik tangannya kembali sehingga ia jatuh kepelukannya.
"Cup" Yohan mendaratkan ciuman dibibir tipis Tiara sehingga berkas yang dibawa Tiara jatuh ke lantai" Hmm"
mata wanita cantik ini terbilang, namun tidak ada 1 kata yang bisa terucap dari bibirnya.
Tiara mendorong Yohan, kemudian berlari keluar dengan membanting pintu. Yohan hanya tersenyum dan mengusap bibirnya. "Manis dan menarik" Gumamnya.
Tiara yang sedang berjalan keluar mengumpat kepada Yohan.
" Dasar laki-laki brengsek! Mesum! Gila! Kenapa aku begitu sial bertemu dengannya hari ini" umpat Tiara untuk melampiaskan emosinya, ia bahkan sudah lupa apa tujuan awal dia pergi ke perusahaan Lianxi Grup ini, sambil terus berjalan keluar dari perusahaan.
Tiara sudah berada didalam mobil perjalanan pulang. Dreett..dreett...Handphonenya berbunyi, Ia tidak melihat siapa yang meneleponnya dan langsung mengangkatnya.
" Kelinci kecil...apa aku harus tanda tangan berkas yang kau tinggalkan?" ucap Yohan menggoda.
" Mati saja kau!" ucap Tiara menutup telepon, ia masih sangat jengkel dengan laki-laki ini.
Yohan yang mendengar umpatan Tiara di telepon tersenyum puas" Ha...ha..."