Chereads / Pewaris Dewa Jahat / Chapter 22 - Berbagi Ranjang

Chapter 22 - Berbagi Ranjang

Kebiasaan adalah hal yang menakutkan. Tidak mencolok mata tetapi diam-diam bisa menghancurkan kekerasan hati seseorang.

Saat pesta pernikahan, Xiao Che ingin menuntun tangan Xia Qingyue justru tangannya dibekukan tanpa belas kasihan oleh Xia Qingyue. Pertama kali Xiao Che memanggilnya "isteri", membuat Xia Qingyue sangat marah. Pertama kali Xiao Che menggandeng tangannya, Xiao Che merasakan hawa pembunuhan sedingin es datang darinya…

Meskipun demikan, selama beberapa hari ini, panggilan "Isteriku Qingyue" semakin lancar terdengar dari mulut Xiao Che. Tidak peduli apa yang Xia Qingyue pikirkan dalam hatinya, dari tampilan luarnya dia sudah bisa menerima hal itu. Bahkan membuka pakaian dihadapan Xiao Che bukan hal yang terasa aneh lagi, apalagi hanya memegang tangannya.

Selama beberapa hari, Xiao Che tidur di pojok, tetapi tetap tidak nyaman hanya beralaskan selimut yang diatur dilantai. Setiap pukul tiga pagi, Xiao Che akan bangun dan melakukan pengobatan dengan jarum perak kepada Xia Qingyue. Beberapa hari ini, Xia Qingyue memperhatikan dengan teliti bagaimana tubuhnya berubah sangat mengagumkan dari hari ke hari.

Cahaya tampak remang tetapi punggung Xia Qingyue terlihat seperti giok, kulitnya bersinar lebih terang dari salju. Xiao Che memegang jarum perak diantara jarinya. Waktu berlalu cukup lama, tubuhnya masih penuh keringat. Satu setengah jam berlalu, satu sesi pengobatan untuk membuka nadi Kekal Xia Qingyue telah selesai dilakukan. Xiao Che mencabut semua jarum perak, hembusan nafas panjang terdengar dari mulutnya. Xiao Che sangat kelelahan, kepalanya pusing dan tubuhnya tiba-tiba roboh, jatuh ke atas punggung Xia Qingyue. Perasaan hangat dan lembut yang tak terlukiskan dirasakan menyebar di dada Xiao Che.

Xia Qingyue sangat terkejut dan segera membuka matanya, kemarahan hebat terlihat pada wajahnya. Dia baru saja mau menggunakan kekuatannya untuk melemparkan tubuh Xiao Che, saat itu dia rasakan nafas Xiao Che sangat lemah.. jauh lebih lemah dibandingkan beberapa waktu lalu.

Xia Qingyue menarik kembali kekuatan saktinya dan perlahan menggeser tubuh Xiao Che ke samping. Secepatnya Xia Qingyue mengenakan pakaiannya dan menopang tubuh Xiao Che dengan tangannya. Sambil memandang ke arah Xiao Che, dia bertanya, "Ada apa?"

Wajah Xiao Che sangat pucat, tidak terlihat sedikitpun tanda adanya darah. Matanya setengah terpejam, sepertinya tidak lagi ada cukup kekuatan untuk membuka matanya. Dia menggeleng perlahan dan berkata lemah : "Tidak ada apa-apa.. Saya hanya kelelahan.. energi dan kekuatan saya sangat lemah.. dengan sedikit istirahat pasti bisa pulih."

Mata Xia Qingyue berkejap, suatu perasaan intim yang seharusnya tidak boleh ada muncul kembali didalam hatinya. Saat pengobatan akupuntur yang pertama, tubuh Xiao Che kehilangan seluruh kekuatannya tapi dia bisa pulih dengan mudah. Beberapa hari ini, dia melakukan pengobatan setiap hari. Setiap jarum membutuhkan pengerahan energi saktinya yang terbatas. Tubuhnya sesungguhnya sangat lemah. Jika ini terus berlangsung bagaimana dia mampu bertahan? Kemungkinan tubuhnya bisa mengalami kerusakan yang tidak bisa diperbaiki lagi.

"… Kamu tidak harus melalukan pengobatan seperti ini untuk saya." Xia Qingyue berkata dengan pandangan yang sangat rumit.

Xiao Che menyeringai : "Tidak, kamu pantas mendapatkan hal ini… karena kamu.. isteri sah saya!"

Xia Qingyue: "…"

Xiao Che menutup matanya dan perlahan mulai memulihkan kekuatannya. Dengan suara sangat perlahan, Xiao Che berkata : "Meskipun kamu menikahi saya hanya untuk membalas budi dan meskipun kamu tidak pernah menganggap saya sebagai suamimu. Tetapi semua itu bukan suatu alasan untuk memperlakukan kamu seolah-olah memang bukan isteri saya dan menceraikanmu. Memperlakukan isteri dengan baik merupakan tanggung jawab yang sangat dasar dan sangat penting bagi seorang suami…

Setelah mengatakan hal ini, hati Xiao Che dipenuhi dengan kehangatan.. Bahkan saya tersentuh dengan kata-kata saya sendiri, saya tidak percaya bahwa hati perempuan seperti dirimu tidak merasakan sesuatu.

Waktu berlalu cukup lama, Xiao Che tidak mendengar sepatah katapun keluar dari Xia Qingyue. Xiao Che membuka matanya, menarik nafas dan berkata dengan ekspresi kesakitan : "Isteriku Qingyue, saya tidak dapat berjalan dengan baik. Bisakah kamu membantu saya berjalan ke arah sana?"

Mata Xiao Che menatap ke arah pojok ruangan… tempat dimana dia biasa tidur.

Xia Qingyue mengambil selimut yang akan dialaskan dilantai, perasaan hangat muncul dalam hatinya yang seharusnya tidak boleh ada. Dia menggelengkan kepalanya, tubuhnya berbalik kearah tempat tidur. "Kamu tidur di ranjang, saya akan tidur di pojok."

Setelah mendengar perkataan ini, Xiao Che tersentak. Dengan kekuatan entah darimana, tangannya dengan cepat meraih lengan Xia Qingyue : "Tidak boleh jadi! Hal ini sesungguhnya tidak boleh jadi! Meskipun kamu jauh lebih kuat dari saya dalam segala hal… Saya seorang laki-laki, kamu perempuan! Sebagai laki-laki, bagaimana mungkin saya tidur di ranjang dan membiarkan perempuan tidur di lantai! Jika kamu tetap mau tidur disitu, maka saya akan tidur di halaman!"

Suaranya sangat tegas dan intonasinya tidak bisa dibantah. Selesai berkata, Xiao Che berusaha bangun dan keluar dari ranjang.

Wajah Xia Qingyue penuh dengan ekspresi yang kompleks. Dia menggigit bibirnya dan dengan seluruh keberanian akhirnya mengambil satu keputusan. Dia mendorong perlahan tubuh Xiao Che, mengambil selimut merah tua dan menutupi tubuh Xiao Che dan tubuhnya.

"Kamu tidak diizinkan menyentuh saya." Xia Qingyue berbaring pada setengah sisi bagian luar ranjang, dia membelakangi Xiao Che, menyembunyikan ekspresinya dari Xiao Che.

Xiao Che diam-diam tersenyum. Dia segera membaringkan tubuhnya dengan nyaman dan senang. "Beristirahatlah dengan tenang. Dengan kekuatan saktimu, bahkan jika saya mau, saya tetap tidak bisa melakukan apa-apa kepadamu… huu.. berbagi ranjang… sepertinya sekarang kita berdua sudah bisa dipertimbangkan sebagai suami isteri…"

Xia Qingyue: "…"

"Baiklah… Isteriku Qingyue, Saya tidur duluan… wooah, besok saya akan minta bibi kecilku untuk membuat sup ayam ginseng untuk menguatkan saya… wooah…

Suara Xiao Che semakin perlahan dan akhirnya hilang, nafasnya terdengar mulai teratur… dia dengan cepat tertidur karena sangat kelelahan.

Xia Qingyue diam-diam berbalik kearah Xiao Che. Melihat wajah Xiao Che yang sangat dekat dengan wajahnya, pandangannya gemetar dengan ekspresi yang sangat kompleks…

Sejak dia bergabung dengan Istana Awan Beku, dia telah memutuskan untuk menekan perasaan dan hasratnya sepanjang hidup. Tidak pernah terpikir olehnya suatu waktu dia akan tidur seranjang dengan seorang laki-laki. Sebelum menikahi Xiao Che, dia bahkan tidak mengizinkan Xiao Che menyentuh dirinya…

Tetapi sekarang, dia tidur seranjang dengan Xiao Che. Bukan hanya itu saja, Xia Qingyue merasakan tidak ada perlawanan yang berarti dalam hatinya…

Apa yang salah dengan diriku? Jangan katakan ini disebabkan perasaan bersalah saya terhadap dirinya?

Mungkin…

Pikirannya gelisah, dia tenggelam dalam pikirannya sendiri. Dia menyadari bahwa dirinya susah tidur disamping laki-laki yang berbaring disebelahnya.

Sepertinya cuma sekejap tetapi Xiao Che ternyata tertidur sampai tiga jam setelah matahari terbit. Saat dia membuka matanya, Xia Qingyue sudah tidak berada disampingnya. Sosoknya tidak terlihat dalam kamar.

Meskipun dia beristirahat sepanjang malam, tubuhnya masih terasa lemah, dia merasa seperti mengalami luka parah. Xiao Che bangun, menghembuskan nafas berat dan berpikir : " Jika keadaan ini terus berlangsung, ada kemungkinan tubuhku akan benar-benar hancur. Saya terlalu banyak mengerahkan kekuatan melampaui batas."

"Bagaimanapun juga, ini satu-satunya cara supaya Xia Qingyue memberi perhatian kepada saya."

Xiao Che bangun dari tempat tidur dan mengganti pakaian. Setelah melepaskan jubah luarnya, dia memegang kalung yang melingkari lehernya, sesaat dia bingung.. Pada hari pertama kelahiran ulang dirinya, ingatannya membuat dia memiliki kecurigaan yang sangat besar terhadap kalung ini. Karena saat siklus hidupnya di Benua Awan Biru, dia juga memiliki kalung yang persis sama dengan yang melingkari lehernya saat ini. Kalung ini terbuat dari perak dan dapat dibuka, didalamnya ada cermin yang terang dan bersih pada kedua bilahnya. Tetapi tidak ada hal lain yang khusus tentang kalung ini.

Di Benua Awan Biru, gurunya mengatakan kepadanya kalau kalung ini telah ada di leher Xiao Che sejak gurunya menemukan dia. Kalung yang dia kenakan saat ini, sepanjang yang dia ingat merupakan kalung yang sama. Kakek mengatakan bahwa kalung ini berhubungan dengan ayahnya, Xiao Ying, yang tidak diketahui keberadaannya. Sejak dia lahir kalung ini sudah ada dan menyimpan misteri tentang ayahnya.

Dua kehidupan… satu kalung yang sama… apa yang sebenarnya terjadi ?

Setelah mengganti pakaian, Xiao Che masuk kedalam Mutiara Racun Langit. Didalam dunia zamrud hijau ini, gadis berambut merah terlihat masih dalam kondisi terlindung, tidak ada tanda-tanda akan segera bangun.

Dalam dua hari ini, dia mencoba bertanya kepada Kakek dan Xia Qingyue apakah ada satu tempat yang dihuni oleh orang-orang berambut merah. Respon yang selalu dia dapatkan "hal ini baru pertama kali saya dengar." Ini menyebabkan Xiao Che menjadi semakin tertarik dan curiga terhadap identitas gadis berambut merah. Tetapi dia tidak pernah mengatakan kepada siapa pun tentang keberadaan gadis itu.

Selesai mengenakan pakaian kasual, dia meregangkan tubuhnya. Tiba-tiba, bau enak yang memikat masuk ke hidungnya, membuat dia menelan ludah. Dia mengikuti arah bau enak ini dan melihat sebaskom sup diatas meja. Dia segera mendekat dengan cepat. Ketika dia membuka tutupnya, hembusan uap yang enak tercium.

"Sup ayam dan ginseng… Ah! Bibi kecil memang yang terbaik!" Perut Xiao Che langsung lapar. Segera mengambil sup dan mulai makan. Baru saja dia makan, pintu depan didorong terbuka dan Xiao Lingxi yang cantik berjalan masuk mengenakan pakaian kuning terang. Setelah melihat ke meja Xiao Che, dia membuka mulutnya dan berbicara : "Yeah? Sup ayam? Tercium sangat enak! Dan terlihat ada sepotong ginseng. Che kecil, siapa yang membuat sup ayam ini untukmu? Hee hee dan jangan katakan kalau kamu yang membuatnya."

Perkataan Xiao Lingxi membuat Xiao Che berhenti makan : "Bibi kecil, bukan kamu yang membawa sup ini?"

"Tentu saja bukan!" Setelah Xiao Lingxi selesai berbicara, ekspresi wajahnya menjadi aneh : "Siapakah orang di Klan Xiao ini yang mau membuat sup ayam untukmu selain diriku? Hmm.. Ini pasti perbuatan isterimu, Qingyue! Kelihatannya hubungan kalian suami isteri semakin baik dan mesra.

Perkataan Xiao Lingxi terasa membawa nuansa pahit. Xiao Che meletakkan sendok supnya dan berbisik : "Dia… bagaimana bisa dia… membuat sup ayam untuk saya…"

Ini benar-benar tidak mungkin!

"Hmph! Tidak masalah siapa yang membuat sup ini untukmu. Kalau kamu menyukai sup ini, makanlah semuanya… Saya datang kesini untuk memberitahu bahwa orang-orang dari Sekte Xiao akan datang sore ini. Saat ini, seluruh Klan Xiao sementara melakukan persiapan untuk hal ini. Saat waktunya tiba, kamu harus lebih berhati-hati. Kamu tidak boleh menyakiti hati orang-orang dari Sekte Xiao." Xiao Lingxi berkata dengan khidmat.

"Saya tahu, jika saya orang yang paling lemah dari yang terlemah, saya tidak akan keluar. Mereka tidak akan mungkin memilih saya." Xiao Che menjawab acuh tak acuh.

"Kamu tidak boleh hanya berdiam didalam kamar." Xiao Lingxi menggoyangkan tangannya kepada Xiao Che, dan berkata : "Ketua Klan mengatakan bahwa tuan muda dari Sekte Xiao ingin melihat semua orang di Klan Xiao… tidak boleh ada seorang pun yang terlewatkan! Saat tiba waktunya jangan kamu lupa untuk datang."

"Jangan kuatir tentang hal itu. Saya pasti akan datang." Xiao Che menjawab dengan tersenyum. Dia mulai makan lagi supnya.

"Baiklah. Saya akan menemui ayah untuk membantunya. Sangat baik jika kamu dapat bergabung dengan kami sesudah kamu selesai sarapan." Xiao Lingxi berbalik dan meninggalkannya selesai berbicara.