Sudah 10 menit Alex mondar-mandir di depan kamar pemeriksaan, hingga tidak lama kemudian muncul mommy, Joe beserta Jack.
"Mom." Alex memeluk mommy-nya untuk mencurahkan keresahannya.
"Ada apa, Sayang? Apa yang terjadi? Kenapa menantu mommy yang cantik itu bisa masuk rumah sakit?"
"San San jatuh dari pohon."
"WHAT!!! Apa yang dilakukan Sandra di atas pohon?" Mom Lilyana memekik kaget.
"Tenang, Mom, ini di rumah sakit. San San naik ke pohon karena sedang memetik mangga."
"Mangga?"
"Iya, mangga di belakang rumah."
"Memangnya kamu ke mana sampai membiarkan istrimu memetik mangga sendiri?"
"Aku juga di sana, Mom, tadi kami sedang jogging bersama di halaman belakang, saat aku menoleh Sandra tidak ada, saat aku mencarinya ternyata dia sudah di atas pohon."
"Terus kenapa bisa jatuh?"
"Waktu dia turun sepertinya dia tergelincir dan rantingnya patah."
"Sudahlah, Mom, Alex, kalian berdua tidak perlu khawatir berlebihan, aku yakin kakak ipar baik-saja saja justru aku mengkhawatirkan suster yang berada di sini," ucap Joe mengamati Alex prihatin.
"Istriku yang sakit kenapa kau mengkhawatirkan orang lain." Alex tidak percaya, ternyata Joe tidak menyayangi kakak iparnya.
"Huufttttt ... Brother apa kamu sadar dengan keadaanmu? Hmm?" Joe menaikkan sebelah alisnya sambil menyeringai.
"Aku baik-baik saja, Sandra yang sakit," bantah Alex.
"Astagaaaa, kamu tidak memakai baju, sadar nggak sih? Apa kau tidak tahu apa efeknya bagi pegawai di sini? Nggak lihat kamu jadi tontonan para suster? Untung tidak ada paparazi kalau ada mungkin pekerjaanku sebagai model sudah digantikan olehmu," ucap Joe menaik turunkan alisnya.
Alex menunduk melihat tubuhnya dan wajahnya langsung memerah karena malu.
Jack hanya berdeham, mommy-nya tertawa terbahak- bahak. Alex melihat sekitar, suster-suster memandangya seperti dia satu-satunya makanan yang tersisa di dunia.
Oh ini buruk, batin Alex.
Joe melepas kaus yang dipakainya dan menyerahkannya pada Alex. "Pakailah, aku sudah terbiasa tubuhku dilihat banyak orang sedangkan kau ini seorang CEO jadi jaga citramu baik-baik."
Alex bersyukur atas pengertian Joe dan langsung memakainya, tetapi baru sesaat tiba-tiba didengarnya para wanita menjerit-jerit lalu dia menoleh ke arah Joe. Dengan santai dan tanpa malu Joe mengusap-usap dadanya dengan gerakan yang dibuat-buat, sehingga terlihat sangat sexy dan menggiurkan, ditambah senyum dan kerlingan matanya kepada para perawat dan suster yang seketika membuat keadaan rumah sakit yang tenang menjadi ramai oleh jeritan wanita bahkan sampai ada yang pingsan.
"Apa yang kau lakukan Joe?" tanya Alex tidak habis pikir.
"Menyapa penggemarku," jawabnya santai masih dengan memandangi para sustrer yang melambai ke arahnya.
"Bisa kau lakukan di tempat lain? Apa kau lupa istriku sedang sakit dan kau malah melakukan pertunjukan di sini?"
Baru Joe akan menjawab perkataan Alex saat dokter yang memeiksa Sandra keluar dari ruangannya.
Melihat itu Alex langsung menghampirinya.
"Bagaimana istriku apa dia terluka?"
"Tenang saja Mr. Alex, Nyonya Sandra baik-baik saja hanya sedikit syok, kami sudah memberinya vitamin, karena kehamilanya yang baru dua minggu saya harap dia jangan sampai terlalu lelah dan stres karena itu bisa mempengaruhi kandungannya."
"Whatt? Hamil? Istriku hamil? Mom dengar? San San hamil!" seru Alex sambil memeluk mommy-nya lagi kali ini karena bahagia.
"Akhirnya aku akan memiliki cucu? Joe kau dengar kau akan jadi paman." Lilyana bersorak dan berjingkrak-jingkrak.
"Mommy kita harus mengadakan pesta ini kabar gembira," sahut Joe sambil memeluk mommy-nya juga, jika Sandra hamil, pasti mommy-nya tidak akan mengubernya suruh menikah lagi.
"Kau benar kalau perlu kita adakan syukuran selama tujuh hari tujuh malam."
"Jangan lupa mommy kita juga harus belanja untuk calon keponakanku, aku tidak sabar lagi ingin tahu, dia cowok apa cewek ya? Ah ... bagaimana kalau kita melakukan potong tumpeng untuk merayakannya."
"Benar sekali, jangan lupa kita harus segera mengadakan konferensi pers, mommy harus mengabarkan ke seluruh dunia bahwa mommy akan memiliki cucu." Lilyana bertepuk tangan sambil melompat-lompat persis seperti anak yang mendapatkan permen kesukaannya.
Alex yang memperhatikan percakapan adik dan mommy-nya hanya bisa geleng-geleng kepala, sumpah dia heran kenapa bisa memiliki keluarga yang alay begitu.
Sementara Jack seperti tidak terganggu dengan semua kehebohan ini dia hanya duduk santai sambil memainkan ponselnya.
Tanpa menghiraukan keluarganya, Alex menemui Sandra yang masih tertidur.
Alex sangat bahagia. Digenggamnya tangan Sandra lalu diciumya tangan itu berkali-kali hingga sang punya tangan merasa risi dan membuka matanya.
"Alex? apa yang terjadi? Kenapa aku di sini?" tanya Sandra saat sadar dia tidak berada di kamarnya.
"Kamu jatuh dari pohon, ingat? San San jangan lakukan itu lagi ya ... aku merasa umurku berkurang dua puluh tahun saat melihatmu jatuh," kata Alex sedih.
"Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu khawatir, aku tidak tau kenapa, tapi tiba-tiba aku sangat ingin makan buah mangga, makanya aku langsung memanjatnya," kata Sandra dengan wajah memelas.
"Tidak apa-apa sayang yang penting kau dan bayinya selamat, tapi ingat setelah ini apa pun yang kau inginkan katakan saja padaku oke."
"Apa maksudmu? Bayi apa?" tanya Sandra bingung.
"Kamu tidak tahu? Kamu sedang hamil, Sayang? Kamu mengandung bayi kita." Alex tersenyum semakin lebar membayangkan dirinya yang akan segera menjadi seorang ayah.
Mendengar itu Sandra sangat terharu hingga tidak terasa air matanya mengalir.
"San San jangan menangis." Alex memeluk istrinya.
"Ini tangis bahagia Alex, aku sangat bahagia." Sandra membalas pelukannya.
Alex mengecupi dahi Sandra dengan sayang. Tidak lama kemudian pandangan mereka bertemu dan entah siapa yang memulai hingga akhirnya bibir mereka saling bertemu.
Ciuman yang awalnya lembut untuk sekadar mengungkapkan kebahagiaan kini menjadi semakin dalam bahkan Sandra mulai mengalungkan tangannya di leher Alex, dan Alex semakin memperdalamnya. Merasa istrinya semakin pasrah Alex merebahkan Sandra ke ranjang dan ikut merangkak di atasnya tanpa melepaskan ciuman mereka.
Ceklek!
"Ehem ehem."
Mendengar suara menyela seketika mereka memisahkan diri.
Mommy-nya, Joe, dan Jack sudah memasuki ruangan.
Wajah Sandra langsung memerah karena malu dan berniat bersembunyi di leher Alex, sayangnya Alex malah bangun dan berdiri sehingga dia hanya bisa menunduk dengan kedua tangan yang meremas seprai di bawahnya.
"Joe kenapa kamu masuk?"
"Tentu saja ingin melihat keadaan kakak ipar"
"Tidak boleh, pakai baju dulu sana."
"Tenang saja Alex aku tidak akan menggoda kakak ipar."
"Alex sudahlah, jangan meributkan hal yang tidak penting? Lagipula inikan salahmu coba kamu tidak lupa memakai baju," kata mommy-nya membela Joe.
"Sayang bagaimana keadaanmu? Apa ada yang sakit? Pusing? Katakan pada Mommy tidak perlu malu."
"Aku baik-baik saja Mom, tapi bolehkah aku pulang, di sini bau obat aku tidak suka."
"Baiklah Sayang tapi kalau ada apa-apa beritahu Mommy ya." Sandra mengangguk.
"Alex tanya dokter kapan Sandra boleh pulang."
"Hari ini juga boleh pulang kalau Sandra merasa sehat," kata Jack tiba-tiba.
"Nah Sayang bagaimana kalau kamu tinggal bersama Mommy lagi, agar kamu ada yang menemani saat Alex kerja."
"No," jawab Alex seketika.
"Alex aku bertanya pada Sandra bukan padamu, lagipula apa kamu bisa bekerja dengan tenang mengingat istrimu di rumah sendirian."
"Ayolah Mom jangan berlebihan di rumah banyak maid yang akan menjaganya, lagipula Mom kan sibuk."
"Aku akan batalkan kontrak kerjaku asal bisa menemani calon cucuku."
"Big no Mom," kata Alex final.
Sebenarnya Alex bukan tidak mau istrinya tinggal dengan mommy-nya tapi dia tahu sifat mommy-nya. Sandra tidak akan mungkin istirahat dengan baik karena pasti mommy-nya sibuk mengajak belanja jalan-jalan wisata kuliner bahkan Alex tidak akan terkejut bila mommy-nya sudah menandatangani kontrak live kehamilan Sandra hingga proses melahirkan nanti.
Memang mereka pasangan Anang dan Asyanti apa.
"Baiklah tapi kamu harus menjaga mantu mommy ini dengan baik jika sampai dia tergores sedikit saja mommy tidak akan memaafkanmu."
Alex memutar matanya jengah, tidak usah disuruh juga pasti dia jagain kali, kan Sandra sedang mengandung anaknya.
"Oya, Mom sebaiknya kita mengadakan makan malam dengan besan untuk member tahu kabar gembira ini," kata Joe dari sudut ruangan.
Mendengar itu Alex memalingkan wajahnya risi, karena tanpa mereka sadari Joe dan Jack sudah duduk di sofa dengan kepala Joe yang menyender nyaman di bahu Jack.
Mereka benar-benar seperti sepasang kekasih yang saling mencintai.
Sementara di sisi lain Sandra yang mendengar tentang memberi tahu orang tuanya seketik wajahnya pucat. Dia sedih sekaligus senang.
Senang karena mengetahui dirinya hamil tetapi sedih juga mengingat pengkhianatanya terhadap Alex.
Bagaimana jika Alex tahu?
Apa dia akan dimaafkan?
Apa Alex masih mau menerimanya menjadi istri?
Dan yang lebih penting apa masih bisa Alex mempercayakan Sandra mengandung anaknya?????
Sandra benar-benar takut sekarang.
TBC.