Happy reading.
๐๐๐๐
Sudah hampir 1 jam Sandra berkeliling mall tetapi sepertinya tidak ada tanda-tanda Tasya akan menghentikan aktivitas berbelanjanya. Sandra yang notabenenya tak suka belanja tentu merasa dikacangin. Serasa menjadi asisten Tasya yang mengikuti majikannya ke mana pun dia pergi.
"Aha itu dia!" teriak Tasya girang hingga membuat Sandra menatap ke arahnya heran.
"Apa?" Sandra tak mengerti. Tasya juga tak menghiraukan pertanyaannya karena dia langsung masuk ke sebuah toko yang terlihat mahal.
Ternyata itu adalah toko pakaian dalam Victoria Secret yang merekrutnya sebagai model.
Tasya berbelanja seperti orang kesetanan karena tidak butuh waktu lama sudah bertumpuk-tumpuk pakaian dalam berada di meja kasir. Mulai dari yang warna-warni. Berenda-renda. Hinga yang hanya seperti tali tipis yang menutupi bagian vital, dan yang tak kalah mengejutkan berpuluh-puluh lingerine sexy dengan berbagai warna dan model ikut bertumpuk di sana.
Setelah dirasa cukup, Tasya menarik Sandra menuju kasir dan menyuruhnya membayar.
"Apa maksudnya ini? Jangan katakan semua itu untukku?"
"Tentu saja untukmu."
"Tapi pakaian dalam itu terlalu em em ...."
"Sexy?"
"Iya dan lagi untuk apa membeli sebanyak itu?"
"Tentu saja harus banyak karena aku pastikan lingerine itu tak akan bertahan lebih dari sepuluh menit sebelum Alex merobeknya dari tubuhmu."
"Dan kapan aku harus memakainya?"
"Malam ini setelah Alex selesai dengan kejutannya. Maka giliranmu mengejutkan dia."
"Tapi ... aku malu."
"Itu bagus. Dengan sikap malu-malumu aku yakin mulai malam ini Alex akan menjadi budakmu. Kau tau San semua lelaki otaknya itu ada di selakangannya. Asal kau bisa menyenangkan selakanganya aku pastikan kau adalah ratunya dan dia pasti akan melakukan apa pun keinginan kita."
Sandra hanya melongo mendengar perkataanya. Apa Tasya sering melakukannya dengan Joe ya sampai dia sepertinya pengalaman banget, batin Sandra.
Tak selang berapa lama dia kembali menyeret Sandra ke salon yang terlihat ekslusif.
Tanpa ba bi bu Tasya langsung memesan perawatan lengkap dari ujing kepala hingga ujung kaki. Tanpa Sandra bisa membantahnya.
Tasya itu sangat otoriter dan setiap perkataanya adalah untuk dipatuhi jika tidak maka bersiaplah dengan konsekuensinya yang bikin merinding. Dan dia sangat cocok dengan mertua Sandra Lilyana.
Mereka sama-sama cantik sama-sama seorang model dan sama-sama tukang perintah, dan yang pasti mereka kompak dalam hal belanja.
Jam sudah menunjukkan pukul 4.30 saat semuanya selesai.
"Oke San sekarang lihat ke cermin dan kau pasti akan terkejut," ucap Tasya baru memperbolehkan Sandra melihat cermin begitu semuanya selesai.
Sandra benar-benar terpana dengan hasilnya. Benarkah yang di cermin itu dirinya? Sandra seperti tidak percaya bahwa dia bisa secantik itu.
"Woi gila kamu ya, senyum sendiri?"
"Apaan sih?"
"Udah pulang sana keburu Alex dateng lho."
"Eh iya makasih ya, Sya."
"Iya jangan lupa traktir kalo sukses." Tasya mengedipkan matanya.
Begitu keluar dari salon Sandra segera pulang, khawatir Alex sudah sampai di rumah terlebih dahulu. Dan malah gagal memeberinya kejutan.
Tanpa menunggu dibukakan pintu Sandra langsung melesat keluar dari mobil begitu sampai di rumah. Dia sudah menyiapkan diri dari tatapan Alex yang kecewa karena dia yang terlambat. Tetapi ternyata Alex juga belum pulang di rumah. Membuat Sandra langsung lega.
Hingga malam semakin larut dan Alex tidak juga muncul, membuat Sandra khawatir. Apalagi dia sudah berusaha menghubungi Alex berkali-kali tetapi tidak aktif. Sandra juga menelepon sekertaris Alex, tetapi tidak diangkat.
Sandra sudah kelaparan karena hampir tengah malam dan Alex tak kunjung datang. Dia sekarang merasa bodoh mengikuti saran Tasya yang menyuruhnya makan malam berdua dengan Alex di
dalam kamar dan menjadikan dirinya makanan penutupnya.
Karena lihatlah sekarang Sandra sudah dandan cantik dan memakai lingerine transparan tetapi jangankan jadi makanan penutup bahkan Alex tak pulang dan tak memberi kabar lagi.
Karena terlanjur lapar, lelah, dan dongkol akhirnya Sandra makan sendiri dan tanpa mengganti baju dia langsung merebahkan diri ke atas ranjang lalu terlelap.
*******
Alex melirik jam di pergelangan tangannya. Ini sudah pukul tiga sore. Alex sudah tidak sabar ingin segera pulang.
"Baiklah terima kasih atas kehadiran dan kerjasamanya untuk hari ini." Tanpa menunggu lama Alex langsung melesat keluar pintu ruang rapat dan menuju ruangannya sendiri.
Baru Alex masuk dan bersiap pulang sekertarisnya malah muncul.
"Maaf Pak ada masalah."
"Apa pun itu serahkan pada manajer saja biar dia yang mengatasinya aku ada urusan."
"Tapi Pak CEO dari Garda Otomotif sudah di sini dan dia hanya mau bertemu Anda."
Ini buruk, Garda Otomotif adalah rival perusahaannya nomor satu dan jika dia sampai ada di sini pasti ada satu hal yang terjadi. Apa pun itu sepertinya Alex akan terlambat pulang.
Alex mengetuk-ngetukkan jari di meja karena tidak sabar. Dia sudah melewatkan acara kejutan untuk Sandra dan malah terjebak perdebatan sengit dengan saingan bisnis yang sama keras kepalanya seperti dirinya.
Ini sudah jam 10 malam dan Alex tak akan heran jika sampai di rumah nanti dia akan tidur di luar kamar karena Sandra yang ngambek. Ponsel Alex tertinggal di ruang kerjanya dan dia lupa memberitahu Sandra ada rapat dadakan yang tak bisa ditinggalkan.
"Bagaimana Mr. A? Kurasa ini win to win solution untuk masalah kita! Kita tak perlu bersaing lagi."
"Aku setuju saja asal perusahaan kami yang mnenentukan siapa yang akan mewakili kita dalam ajang balap ini."
"Tak masalah tapi aku sebenarnya punya permintaan."
"Katakanlah!"
"Aku punya seorang anak gadis dan aku rasa dia cocok untukmu aku bisa bayangkan dua perusahaan besar bersatu. Kita akan merajai pasaran dunia." Alex terpana sesaat. Jadi, maksud pertemuan ini ujung-ujungnya ingin menyodorkan anak gadisnya? Maaf saja, Alex tidak akan mengkhianati istrinya.
"Maaf aku sudah menikah," jawab Alex tegas.
"Aku tau, aku tidak masalah anakku kau jadikan istri kedua."
What? Seperti kesibukan kerja dan tuntutan pasar membuat saingannya ini gila. "Maaf aku tetap tidak tertarik aku mencintai istriku dan tak kan menduakannya."
"Bagaimana dengan adik Anda?"
"Dia juga sudah memiliki tunangan."
"Ah begini saja anggap ini sebagai tanda kesepakatan kita, kau temui anakku dulu dan coba mengenalnya. Jika pada akhirnya kau tetap tak tertarik aku takkan memaksa."
Alex hanya mengangguk, dia ingin segera pulang dan mengakhiri pertemuan ini. Dan akhirnya setelah pembicaraan yang tidak terlalu penting ini berakhir. Alex bisa bernapas lega karena berhasil mengusir halus saingannya tersebut.
"Besok kau libur saja," ucap Alex pada sekertarisnya yang juga terlihat kelelahan.
Seketika wajahnya memucat. "Bapak memecat saya?"
Ya ampun apa Alex salah bicara? "Tidak."
"Lalu kenapa Bapak menyuruhku libur?"
Alex memberikan sebuah tiket kepada sekertarisnya. "Itu tiket liburanmu, semua sudah diatur perusahaan. Karena satu minggu yang akan datang aku tak masuk kantor jadi aku ingin kau liburan dan kembali semangat saat sudah masuk kantor lagi."
Wajah sekertaris Alex terlihat berbinar bahagia. "Te-terima kasih Mr. A."
Tanpa menjawab Alex menyuruhnya pulang dan dia sendiri juga langsung keluar menuju parkiran menembus malam untuk segera bertemu istri tercinta.
Setelah menempuh waktu 30 menit akhirya pada pukul 12.15 Alex sampai di rumah. Karena suasana dalam rumah sangat sepi Alex langsung menuju kamarnya.
Alex terus berdoa semoga kamarnya tidak dikunci dari dalam, lalu dengan perlahan dia membukanya.
Syukurlah tidak dikunci, batin Alex.
Akan tetapi begitu masuk seketika jantung Alex terasa jatuh kelantai melihat pemandangan di depannya.
Ini tidak mungkin, Pasti Alex sedang bermimpi.
Sandra yang cantik, Sandra yang manis, Sandra yang ceria.
Mengapa bisa jadi begini?
*******
TBC.