Joe segera melarikan mobilnya menuju rumah sakit begitu mendapat kabar bahwa kakak iparnya jatuh pingsan saat ada seorang laki-laki yang berusaha menerobos masuk kediaman Alex.
Sebelumnya dia sudah menyuruh Jack mencari Alex karena pengawal Sandra tak berhasil menghubunginya.
Saat sampai di rumah sakit dia langsung mencari ruangan Sandra dan mendapati dokter keluarga mereka yaitu dokter Alvin sedang memeriksanya.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Joe langsung.
"Jika kau bertanya kandungannya ini sangat memprihatinkan. Dia mengalami stres berat dan kurang asupan gizi."
"Lalu?"
"Aku sarankan dia bed rest dulu di sini sampai keadaannya membaik. Oh ya kemana Alex?"
"Dia sedang dalam perjalanan."
"Oke karena aku sebentar lagi ada operasi sebaiknya kau yang menyampaikan pada Alex supaya menjaga istrinya dengan baik dan pastikan jaga mood-nya baik-baik karena wanita hamil cenderung lebih sensitif," ucap Dokter Alvin.
"Kapan dia sadar?"
"Aku baru memberinya vitamin dan obat yang membuatnya tertidur. Tapi sekitar satu jam lagi pasti dia sudah sadar."
"Oke thanks ya." Joe menjabat tangan Dokter Alvin sebelum dokter keluar ruangan.
Joe duduk di sofa ruang VVIP dan melihat Sandra yang terbaring lemah. Wajahnya terlihat pucat dan dia kelihatan kurus. Dia sama sekali tidak seperti wanita hamil 2 bulan tetapi malah serperti orang sakit tifus.
Saat itulah dia ingat kalau mommy-nya belum tau bahwa mantu kesayangannya masuk rumah sakit. Tanpa menunggu Joe segera menghubungi mommy-nya agar datang ke rumah sakit.
Baru diletakkan HP-nya, tak berapa lama Joe melihat Alex dan Jack memasuki ruangan.
"Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?" tanya Alex dengan wajah kusut.
"Kau masih bertanya? Tentu saja dia tidak baik-baik saja? Sebenarnya kau apakan dia sampai badannya kurus kering begitu dan kata Alvin dia stres berat."
Alex mengacak rambutnya frustrasi.
"Aku tidak bermaksud membuatnya seperti ini. Kau tau aku mencintainya. Tapi dia mengkhianatiku, lalu apa yang harus kulakukan berterima kasih begitu?"
"Bukankah aku sudah bilang jangan melakukan apa pun padanya sampai semua terungkap jelas."
"Semua sudah jelas Joe. Dia dan keluarganya itu parasit memanfaatkanku untuk menguras hartaku."
"Tapi kau sudah mengambil alih semuanya apa masih belum cukup? Lagian di mana sih otakmu dia itu sedang hamil. Setidaknya tutupi dulu kemarahanmu. Apa kau tidak tau perlakuanmu itu hampir membunuh anakmu sendiri."
"Aku sedang marah dan merasa terhianati. Melihatnya saja membuatku sakit hati. Bagaimana mungkin aku harus manis-manis dengannya."
"Tapi ada anakmu di dalam perutnya. Setidaknya tahan dulu emosimu sampai anakmu Lahir."
"Kau tau aku tidak bisa memberinya maaf jika kenyataannya aku masih marah. Aku tidak sepertimu dan aku bukan aktor yang bisa memaafkan orang yang menusukmu dari belakang."
"Aku tidak minta kau untuk memaafkannya aku hanya minta pura-puralah memaafkannya."
"Sudah kubilang aku bukan orang yang bisa berpura-pura dan membohongi semua orang sepertimu."
"APA MAKSUDMU BERBOHONG?"
"Jangan kau kira aku tidak tau kalau kau dan Jack adalah pasangan kekasih. Joe artis ternama adalah seorang GAY."
Setelah kata-kata itu keluar terjadi keheningan yang mencekam sampai suara melengking membuyarkan tatapan mereka.
"JOE GAY!" teriak Lilyana di pintu mengejutkan dua saudara yang sedang adu mulut.
"MOMMYY ...????" Keduanya menoleh serempak dan menghampiri Lilyana yang tiba-tiba tubuhnya limbung.
******************
SEMPURNA.
Kata yang tepat untuk Alex saat ini. Bagaimana tidak pada saat sedang rapat tiba-tiba Jack menerobos masuk dengan kabar yang mengejutkanya. Istrinya masuk rumah sakit.
Bukan hanya itu saja, saat perjalanan dia menerima telepon dari pengawalnya bahwa ada seorang laki-laki yang memukuli bodyguard dan mau menerobos masuk ke kediamannya. Karena kejadian itulah yang membuat Sandra pingsan.
Saat sampai di rumah sakit Alex melihat wajah Sandra yang pucat dan terlihat rapuh. Alex sangat mencintainya dan ia tak tahan melihatnya seperti itu. Berminggu-minggu dia menghindari Sandra dan berusaha mengeraskan hati. Bagaimanapun Alex masih sakit hati dengan pengkhianatan istrinya itu.
Akan tetapi, mendengar Sandra yang kerap muntah-muntah di pagi bahkan malam hari membuat Alex semakin tidak yakin akan bisa mengabaikan Sandra terus menerus. Alex selalu berusaha tak lari menghampiri Sandra dan mengelus perutnya yang sering membuatnya menderita karena hamil. Alex membenci Sandra sekaligus mencintainya. Dia bingung rasa mana yang harus dia pertahankan.
Alex tahu Joe marah dengan ucapannya tadi dan Alex menyesal untuk itu. Seumur hidup dia belum pernah bertengkar dengan Joe. Jadi rasanya benar-benar aneh.
Apalagi Joe memiliki motto. Tetaplah bahagia walau hidupmu menderita. Jadi sesedih dan semenderita apa pun mereka. Joe tidak pernah bersedih. Dia selalu memasang wajah bahagia. Walau hatinya menjerit-jerit sengsara.
"Mom ,you ok?" Alex segera menghampiri Lilyana begitu dia bangun dari pingsannya. Joe hanya terdiam di belakangnya, sedangkan Jack bertugas menjaga Sandra.
"Apa benar Joe seorang gay?" tanya Lilyana dengan mata berkaca-kaca.
Alex tidak bisa menjawab pertanyaan yang sudah jelas jawabannya. Lalu Joe tiba-tiba sudah duduk dan menggenggam tangan Mommy-nya.
"Mom please jangan membuat kami khawatir. Mom tenang saja aku bukan seorang gay."
"Benarkah? Kalau memang kau bukan seorang gay Mom mau kamu segera menikah."
"Mom ... Mom kan tau aku belum ingin menikah."
"Mom gak mau tau kalau dalam waktu satu bulan kamu tidak membawa calon istri maka Mom yang akan menikahkanmu dengan pilihan Mom. Dan sebelum saat itu tiba Mom gak mau ketemu kamu. Jadi sekarang keluar dari ruangan ini Mom mau istirahat."
Joe menundukkan wajahnya dan pergi dari ruangan dengan lesu. Alex mengenggam tangan Lilyana berusaha menenangkan.
"Alex kenapa kau di sini? Seharusnya kau menemani istrimu."
"Jack sudah ada di sana menemaninya. Lagipula aku ingin menemani Mom saja."
"Alex ... jangan membuat Mom tambah kesal cepat keluar dan temani istrimu. Lagipula Mom sedang tak ingin orang benama Jack itu dekat-dekat dengan keluarga kita."
"Lalu siapa yang menjaga Mom?"
"Mom tidak apa-apa Sayang. Mom hanya ingin istirahat dan kau mengganggu."
Alex menyerah tak ada yang bisa menang jika mendebat dengan ibunya itu.
Akhirnya Alex menuju ruangan Sandra yang dijaga beberapa pengawal. Begitu Alex masuk ternyata Sandra sudah sadar dan tengah duduk menyender di kepala ranjang.
Alex duduk di sofa sedang Sandra menunduk tidak berani mengankat wajahnya. Hanya ada keheningan di ruangan itu. "Bagaimana keadaanmu?" tanya Alex pada akhirnya. Dia merasa ikut sakit melihat Sandra yang terlihat kurus dan pucat.
Astaga kenapa Alex baru sadar kalau tubuh Sandra terlihat sangat kurus sekali. Apa dia juga menderita seperti dirinya?
"Aku baik-baik saja. Terima kasih karena membawaku ke rumah sakit," ucap Sandra masih menunduk.
Alex merasa hatinya sakit melihat keadaan istrinya. Tapi ....
Shit!
persetan dengan semuanya!
Alex tidak tega melihat istrinya yang sangat rapuh dan mengenaskan itu.
Alex menghampiri Sandra dan menggenggam kedua tangannya. Sandra tersentak kaget dengan perlakuan Alex. Matanya berkaca-kaca menahan tangisan. Dia sangat merindukan suaminya.
"Aku merindukanmu," bisik Alex langsung merengkuh Sandra ke dalam pelukannya. Alex tidak kuat, Alex kalah dengan cintanya. Alex menyingkirkan dan akan melupakan semua kesalahan Sandra asal istrinya tetap bersama dengannya.
Sandra boleh mengkhianatinya berkali-kali tetapi Alex tahu, dia tak kan pernah sanggup meninggalkan atau melihat Sandra menderita.
Alex terlanjur jatuh cinta. Sandra adalah miliknya dan Alex akan menjaga semua milikku sepenuh hati meski dengan resiko dihianati. Lagi.
Sandra menangis terisak-isak awalnya pelan tetapi lama-kelamaan semakin kecang. Dia merindukan pelukan ini. Dia merindukan semua yang berkaitan dengan Alex. Sandra benar-benar mencintai suaminya.
Sandra berharap ini bukanlah mimpi semata.
****
TBC.