Perubahan Helen makin hari semakin berubah dan benar - benar berbeda, tak hanya Helen aku pun semakin lama semakin mulai tumbuh dewasa kini aku sudah duduk di bangku SMP sifat dan prilaku Helen juga mulai berbeda tidak seperti dulu yang selalu ceria dan menemaniku bermain kini Helen lebih menjagaku di saat diluar rumah dan menghilang atau membaca buku di kamarku saat berada di dalam rumah, pakaian yang ia kenakan tak pernah berubah tetap memakai kemeja putih mutiara ditambah dengan dasi berwarna ditengah terkadang biru, merah, dan hitam tapi aku pun tak pernah tau sampai saat ini dimana ia mendapatkan dasi serta pakian yanh sesuai dengan nya. Aku mulai bertanya kepada Helen.
"Helen mengapa sekarang kau ebih dingin ?, kau tidak seperti dulu yan selalu menemaniku dan kita senang bareng ?"
Sambil membaca bukunya Helen hanya menjawab.
"kau dan aku mulai tumbuh"
Helen langsung melanjutkan membaca bukunya, Karena ini sangat aneh dan sangat cepat berubah aku memutuskan untuk bertanya kembali kepadanya.
"Helen kau sudah menemaniku saat masa kanak - kanak, sekarang aku masih belum tahu apa kemauanmu aku butuh kau ada untuk menemani ku juga, kalau seperti ini ceritanya aku tak ada kan kau lagi disini"
Dengan menutup bukunya dan berjalan ke arah ku Helen merobek lembaran kosong yang berada di Bukunya.
*sreeeetttttt
"kau tahu kertas kosong ini bisa kau gunakan untuk menulis cerita barumu, tapi kekosongan ini akan menjadi sia - sia tanpa adanya tulisan dan harapan di dalamnya, tapi kertas kosong ini bisa saja di selamatkan oleh orang lain yang mau menulis sesuatu didalam nya"
Aku meras bingung dengan apa yang di ucapkan Helen aku merasa setiap perkataan nya semakin rumit dan membuatku semakin berpikir keras lagi.
"apa yang kau bicarakan aku tak paham apa yang kau katakan ?"
Dengan menarik nafas panjang sambil memegang lenganku dan menatapku.
"kau boleh saja menghilangkanku dan aku relakan itu, kau adalah tuanku kau beri aku kesempatan hidup menemanimu sampai aku bisa sampai saat ini dir, tapi siapa yang akan menjagamu nanti siapa yang bisa memantaumu nanti aku tak mau kejadian waktu SD mu itu terjadi kembali"
Dengan perasaan bersalah atas apa yang telah aku ucapkan kepada Helen aku merasa aku bodoh sekali tidak berterimakasih dan menyia - nyiakan persahabatan yang telah kami buat sejak TK, dengan perasaan menyesal aku memeluk Helen dan memegang tangan nya bahwa aku takkan meninggalkannya.
"Mafkan atas kesalahanku tadi, aku sudah habis pikir kenapa kau berbeda tapi aku sadar kau sudah mengikuti proses tumbuh mu seperti anak - anak manusia normal lain di luar sana".
Karena aku merasa Helen sudah tak lagi perlu maka aku ubah nama yang aku berikan sejak TK.
"aku rasa yang kau perlukan adalah perubahan nama, Helen yang aku beri aku ambil dari nama film kesukaanku dulu, apa ya nama yang pas untukmu sekarang hmmm... ?"
Aku melihat perubahan fisik nya yang semakin lebih baik dari rambut nya yang mulai gondrong suara nya yang mulai berat bahkan tingginya pun sudah melebihiku padahal waktu kecil kami sepataran, aku mulai memiliki sebuah ide nama aku ingin berikan dia nama Alan karena bagiku dia seperti teman ku di lapangan yang bernama Alan karena ia orang nya tinggi, gondrong rambutnya dan itu saja menurutku karena sangat pas dengan seorang yang dihadapanku walupun tak semua orang bisa melihatnya tapi bagiku Alan sangat pas untuk Helen yang baru.
"Bagaimana kau kunamai lagi Alan bagaimana ?... Alan itu tinggi, dan gondrong sepertimu kan ? kan ?"
Dengan raut wajah yang konyol namun tetap dingin Helen menyela pemberian nama dariku dengan tawa yang cukup tinggi namun berat.
"Hahahahaha..... kau itu lucu sekali dir kau pula gemuk kan kenapa kau namai aku itu"
Dengan merasa kaget mendengar suara makhluk yang tak kasat mata sekaligus sahabat ku tertawa aneh dan sedikit geram aku mendengar nya.
"Heeeiiiiii lu Alan kamp... aarrrgghhhh Helen kau itu maunya apa hah ? itu sudah bagus untukmu kenapa kau sangkutkan gendut ku ini hah heeehh...."
Helen mulai mundur dan menjauh dariku saat aku memarahinya tadi.
"baiklah - baiklah bagaimana kalau Pallas ? artinya sangat keren bukan ?"
Aku pun langsung berpikir seperti pernah mendengar nama itu tapi dimana aku pun masih berpikir.
"Pallas ?, Pallas ? hmmmm.... aku pernah mendengar nama itu tapi diamana yaaa ?"
Helen langsung menunjuk ke arah televisi.
"aku melihat tadi kau makan siang menonton film kesatria emas emas itu tadi aku melihat ada nama pallas di dalam cerita tersebut"
Dengan rasa lega aku menjawab dengan panjang.
"oooooooooooohhhhhhhhhhhhh iyaaaaa itu saint seiya kan ?, hahahahaha benaaarrr tapi dia perempuan dasar Helen -__-".
"bagiku tak apa Pallas memiliki arti yang bagus yaitu anak muda dan terlahir kembali"
"bagaimana kau bisa tahu itu ?" Sambil memegang buku dan memukul ke arahku.
*ddduuugggg
"makanya jika menonton sesuatu diperhatikan dir jangan kau kabur dulu"
Aku merasa malu saat Helen meledekku seperti itu tapi bagiku itu terdengar sangat bagus dan lebih baik artinya ketibang Alan yang ku ambil dari nama temanku itu, sudah di tetapkan nama baru untuknya namun bagiku Pallas terlalu wanita dan bagiku.
"bagaimana kalau aku namakan kau Pallad ?, agar terlihat lebih dingin mudanya dan lahirnya kerenkan ?"
Tersenyum Helen membalas.
"Bagus aku menyukai nama baruku :)"
Aku pun tertawa dan menepuk kepala Helen yang kini menjadi Pallad.
"hahahaha baiklah Pallad kau sekarang sudah terlahir kembali aku memiliki arti sendiri untuk nama barumu itu, Bagiku Pallad yang berarti Baru dan melindungi, sama seperti mu terlahir kembali namun kau juga selalu melindungiku benarkan anak baru ?"
Pallad hanya membalasku dengan senyuman nya yang dingin namun membuatku kesal tapi bagiku itu bukan masalah kini ada seseorang yang tak terlihat melindungiku dan menjaga ku siapapun nati yang melihat nya pasti akan terkejut dengan siapa sangka Pallad yang dahulunya Helen seorang anak kecil yang yang lucu dan tampan kini menjadi seorang pemuda lelaki yang tetap tampan, tinggi, berambut gondrong dan memiliki sifat yang dingin namun berbahaya.
Kalian yang menemuiku dan bisa melihatku aku senang berjumpa dengan kalian namun aku mengintai kalian jika kau mengancam sahabatku ini (Dari ku catatan ini, Pallad).