Jumat, 5 Juni 2015
Satu tahun setelah aku dan Pallad memasuki dunianya,
Hati ini adalah hari dimana masa SMP berakhir iya hari itu adalah hari dimana aku di wisuda hari yang sangat menentukan, Jumat pagi yang sangat cerah tapi tak terasa sampai ke bumi panas yang menerik tersebut seakan terpantul oleh penghalang langit yang memahami perpisahan hari ini, seluruh kawanku mulai berdatangan semuanya membawa orang mereka kasihi sama sepertiku aku membawa Ibuku dan Pallad ke tempat wisuda. Canda tawa bersama kawan adalah dimana penahan rasa sedih dan kenangan yang sedang mengalir kami mengingat berbagai macam candaan yang lucu dan tentang hobi kita masing-masing, janji berkumpul bersama setelah lulus berdatangan terkadang aku merasa lucu dan sedih mendengar wacana yang manis dan akan menjadi pahit setiap tahunnya.
Hari ini aku melihat Pallad tidak seperti biasanya ia hanya berdiri sambil menaruh tangan nya disaku celana di dekat parkiran motor yang menghadap suasana indahnya kota ini.
"Yoo Pallad, kenapa kau tidak ikut gabung ?"
Pallad menoleh ke arahku dengan senyuman nya yang dingin.
"Hoiii diiirr, tak apa hari ini adalah harimu aku tak memiliki feeling yang buruk untuk saat ini, pergilah dan nikmati hari ini"
"Kau yakin tak mau ikut ?"
"Tak aku akan disini sampai acara selesai"
Saat aku akan kembali ada pemandangan yang tak asing sedang melewati mataku, ya dia adalah Rika dia baru saja datang dengan keluarganya yang paling tak asing lagi adalah Noni Elisa dia terlihat sangat sedih dan mengikuti Rika kedalam gedung tersebut.
"Pallad kau pasti kenal dia kan ?"
"Hahaha, ia semakin lebih baik lagi pula tak ada yang di khawatirkan Noni itu sedang merayakan kebahagiaan cucunya"
Suatu pemandangan yang damai di hari ini, Rika pun di sambut kawan-kawannya banyak di antara kawannya saling memaafkan bahkan yang menjadi musuhnya pun terlihat saling bersalaman benar aku beruntung di hari ini, tak lama kemudian salah satu temanku memanggil ku karena acara akan segera di mulai sebentar lagi.
Fahmi memanggilku dari kejauhan.
"Dirr sini udah mau mulai"
"yosshh, gua kesana mi, yoo pallad aku pergi dulu"
"Berbahagialah dir"
Aku memasuki gedung perpisahan suasana sudah mulai berubah dimana rasa bahagia dan sedih sudah terasa sangat melekat, cahaya lampu fi handphone hingga selfie semakin ramai mereka semua mengabadikan momen-momen dimana ini akan menjadi saksi di kemudian hari, aku mulai duduk di barisan kelas ku dan acara dimulai dengan khidmat, nyanyian perpisahan, pemberian medali, hiburan, hingga salam-salaman terkahir bersama guru-guru panggung. Air mata terus berjatuhan dari orang tua murid termasuk ibuku, guru-guruku hingga seluruh kawanku kami semua merasakan hangatnya perpisahan ini hingga di penghujung acara kita semua berfoto-foto untuk mengabadikan kebersamaan terakhir dengan satu angkatan yang hari ini di wisuda.
Aku harap kalian semua sukses kawan kini kita sedang menggapai mimpi yang sama walaupun jalan kita berbeda, Good Luck !.
Acara telah selesai dilaksanakan aku dan ibuku pulang menuju rumah dan beristirahat, sesampainya di rumah Pallad menghampiriku.
"Seettt"
"Dir ada yang ingin aku bicarakan sebenarnya ini akan ku bicarakan satu tahun yang lalu, kau ingat saat kau hadir ke duniaku, bahwa aku ingin membicarakan sesuatu"
Aku sambil meneguk segelas air putih.
"Hmm.., iya silahkan Pallad ada apa, apa orang tuaku di dekat kita ?"
"Tidak mereka di luar kok, mungkin waktu itu belum waktunya aku berbicara.."
"Maksudmu apa ?, Aku tak paham ?"
"Seperti nya kita berpisah dir, sebentar lagi umur mu sudah mencapai angka 15 dan kau akan segera menghampiri angka dewasa dalam hidupmu, aku rasa aku segera pergi"
"Haruskah kamu pergi ?, Kenapa ?, Aku masih memerlukan kau Pallad"
"Kau tahu kau sendiri yang bilang ini keseharusan yang berat, bagiku ini memang waktunya, kau akan segera di sibukkan dengan tugas yang sangat panjang dan kau akan segera tumbuh menjadi manusia yang berpikir lebih baik"
"Tapi apakah ada sesuatu yang lebih baik daripada kau pergi mungkin ?"
"Tak ada selain pergi dir, bahkan aku disini sampai kau merasa sudah paham dengan siapa dirimu, dan aku sudah melihat bahwa kamu sudah mulai mengetahui siapa dirimu yang sebenarnya"
Dengan perasaan menyesal dan tak ingin aku terus mengeluarkan air mata dan menundukkan kepala di dekat Pallad.
"Akan kah kau mengingatku ?, Telah apa yang kita lalui selama ini dari aku umur 5 tahun sampai kini hampir menuju 15 tahun ?"
"Kamu adalah tuanku takkan pernah ku lupakan dirimu, aku sangat beruntung dan bersyukur bisa dilahirkan dan mengenal kamu dir, bahwa dunia ini lebih luas dari aoa yang aku perkirakan"
Aku menggenggam tangan Pallad yang dingin.
"Aku takkan pernah pergi lagi kawan kita akan selalu bersama jika memang kau akan pergi aku rasa aku harus ikhlas dan merelakan ini semua karena aku yakin akan ada sesuatu yanh lebih baik lagi menunggu kita disana"
"Tak pernah kuduga, kau akan berbicara seperti itu dir kau sangat hebat, benar kita akan menjadi lebih baik lagi aku yakin itu"
Dengan perasaan yang penuh dengan campur aduk kembali Pallad menyadarkan aku bahwa setiap makhluk punya hak untuk hidup dengan nyaman dan bahagia bagiku itu adalah sebuah perasaan dimana memiliki sahabat astral atau khayalan sepertiku bukan halangan untuk bisa lebih baik justru sahabat astral adalah simbol diri kita yang sebenarnya, bukan lagi hal yang menyeramkan karena itu sudah dunia nya. Selama bersama dengan Pallad banyak suka duka yang telah ku alami dengan baik ini semua aku dapatkan secara tidak sengaja entah apakah orang lain menilai aku ini apa yang pasti jika mereka di posisi sepertiku mereka tidak mengambil peluang tersebut untuk belajar memenuhi pengalaman dengan baik karena hal seperti itu juga memiliki banyak makna yang sangat luar biasa.
"Pallad aku memiliki sebuah ide yang mungkin agak sedikit aneh"
"Apa itu ?"
"Bisa kah kita bersatu ?"
"Maksudmu aku di dalam dirimu ?, Bukan kah kau menyimpan ku juga selama ini ?"
"Bukan seperti itu aku baru saja berpikir bahwa apakah bisa kau menjadi sisi ku yang lain kau menjadi aku yang berjiwa Pallad ?"
"Aku menjadi kamu yang lain sepertinya itu bisa ku lakukan, tapi mungkin ingatan kita tentang semua ini akan menjadi satu dan jika di antara kita tak ingat maka aku juga tak akan mengingat itu juga"
Aku mulai berpikir kembali akan kah ini berhasil karena jika aku dan Pallad bersatu maka akan menjadi aku yang satu tetapi memiliki dua sisi.
"Sungguh aku tak ingin kehilanganmu Pallad, bagiku kau sahabat yang hebat yang pernah aku miliki sejak kecil kau menemaniku di saat aku tak memiliki saudara"
"Akan kupikirkan itu lagi dir setidaknya ini adalah pilihan kita".
15 Agustus 2015
Dimana 2 masa terlewat aku sudah menjadi 15 tahun, dimana hari ini juga bukan hari spesialku tetapi juga hari dimana aku masuk sekolah selanjutnya yaitu SMA, aku melanjutkan SMA di dekat salah satu rumahku aku ingin merasakan ketenangan dan mencoba hal yang baru lagi dari yang dulu aku bersekolah di kota kini aku bersekolah dekat dengan suasana alam yang asri di hari pertama sekolah aku sangat sedikit gugup dimana aku memulai kembali pertemananku dan sebagai penahan gugup aku membawa Pallad. Upacara apel pembukaan sedang berlangsung dimana sudah di mulai pembagian kelas semua teman temanku berbeda sekolah denganku ada yang dari luar daerah sampai dekat daerah dari sekolah aku merasakan perpaduan interaksi yang sangat bagus di sekolahku walaupun aku masih sedikit gugup dan masih berdiam diri, aku berkenalan dengan salah satu teman ku bernama Agus ia adalah orang yang baik, pandai bermusik dan menyukai permainan video game aku rasa Agus adalah tipikal orang yang sama denganku setelah berkenalan dengan agus aku berkenalan dengan yang lainnya hingga aku semakin terbiasa dan melaksanakan sekolah dengan baik sampai pulang sekolah, selama disekolah aku kurang memperhatikan Pallad hingga aku langsung pulang kerumah dan mencari dirinya.
"Pallad kau dimana ?"
Saat aku ke kamar aku melihat dirinya sedang duduk dan menikmati teh di cangkir, tetapi ada sesuatu sedang terjadi tubuh Pallad seakan-akan redup.
"Heyy aku pulang, apakah kau sakit kawan ?"
Pallad tak bisa berkata-kata, ia hanya menatap ku dengan raut wajah yang sedih dan bahagia, aku merasakan ada yang tak beres dan mengkhawatirkan disini.
"Kau kenapa ?, Pallad jawab aku kawan...."
"Heyy kau sekarang sudah bahagia, kau sudah memiliki kehidupan yang baru, dan kehidupan mu yang sesungguhnya akan segera dimulai maka dari itu.."
Pallad menaruh cangkir dan memegang buku nya.
"Aku harus pergi dir kita harus berpisah untuk saat ini kau jaga dirimu baik baik yaa"
"Pallad aku tak mau kehilanganmu aku tak ingin kau pergi begitu saja, ini bukan akhir yang aku inginkan...."
Aku mencoba menggenggam tangan nya tapi tetap tidak bisa entah mengapa ini terjadi apakah aku dan Pallad akan berkahir, seketika aku mengingat apa yang pernah aku katakan saat waktu selepas wisuda.
"Pallad kemarilah, aku ingin kita bersatu"
"Maksudmu..!"
"Bagiku kita bisa bersama dan bersatu aku yakin masuk lah kedalam emosi perasaanku yanh menurutmu sesuai kau rasuki aku sekarang akan ku relakan semua kenangan indah kita, aku yakin akan ada yang lebih baik lagi sedang menanti kita"
"kita coba dir jika tidak berhasil kumohon kenanglah aku kawan, jagalah dirimu kawan"
Perasaan ku kembali berubah yang tadi yakin kini aku menahan kesedihan Pallad, kini aku mencoba bersatu dengan Pallad kedua tangan kami saling berjabat tak lama kemudian aku merasakan keringat yang mulai mengalir di tubuhku tangan Pallad mulai memasuki tanganku ada perasaan keraguan bahwa kami akan berpisah tapi aku tak ingin berpikir demikian tak lama kemudian aku melihat bayangan tentang kehidupan aku bersama Pallad perasaan ku semakin berbeda kini aku tubuhku dan Pallad hampir bersatu Pallad tak bisa berkata dan aku juga tiba-tiba aku mulai berhenti bernafas dan terjatuh, saat terjatuh aku tak melihat Pallad kembali aku rasa aku mulai gagal aku tidak bisa berpisah tanpa memberikan pesan selamat tinggal.
"Pallad, Pallad, Pallad ????"
Tak ada jawaban dan rasa kehadirannya aku semakin yakin aku gagal.
"Tidakkk kawaann....., Aku belum mengucapkan selamat tinggal kan, pallaaaaadd .."
Aku menangis di dalam kamarku sekarang hanya ada peninggalan miliknya yaitu buku tulis tak berisi yang selalu ia bawa kemanapun, aku merasakan penyesalan datang kepadaku dimana aku harusnya melakukan sesuatu di hari terakhir bersamanya bukan melakukan sesuatu yang tak mungkin berhasil,
Sesaat setelah aku menangis aku menaruh buku miliknya di atas lemari meja rias saat aku mulai bercermin tiba-tiba aku melihat Pallad dari cermin.
"Astaghfirullah, Pallad ?, Kau disana?"
Entah mengapa mulutku juga berbicara kembali dan melihat dari cermin bahwa Pallad tepat di belakang ku
"Kawan kau menangis kah ?, Aku tak bisa tertawa seperti nya apa yang kau lakukan berhasil lihat lah aku menemukan tempat emosi mu yang pas"
"Maksudmu kita berhasil ?"
"Benar kawan aku adalah dirimu sekarang, aku mungkin akan hadir jika ada seseorang mengganggumu dan ada situasi yang tak di inginkan, aku akan meminjam tubuhmu"
"Itu sangat hebat akupu. Masih mengingat tentang kita"
"Aku juga jangan lupakan ini kawan"
Aku merasa sangat senang kini aku memiliki sisi yang ku kenal adalah sahabat lamaku mungkin bagi orang-orang ini tak masuk di akal tapi bagiku ini adalah anugerah kembali yang memang aku dapatkan secara tidak sengaja, aku semakin yakin untuk bertahan dalam situasi apapun aku takkan mengandalkan Pallad tetapi aku yakin aku dan Pallad bisa menjadi salah satu orang yang terhebat dalam mengendalikan situasi, dunia manapun yang mengancam kami maka kami takkan takut, itulah yang aku rasakan aku merasakan Pallad dan aku menjadi suatu sifat yang akan berbahaya entah apapun itu namanya.
"Kawan ini lah kita aku akan menjagamu dan terus mencoba berkembang untuk situasi apapun hahaha"
"Benar Pallad kita akan coba nanti"
"Tenanglah kawan, jangan gegabah, kita tetap tenang agar aku bisa beristirahat karena jika aku berbuat sesuatu aku akan meminjam waktu istirahatmu untukku"
"Benarkah ? Itu menarik"
Seketika kepribadian aku sedikit berubah semenjak Pallad hadir tapi ini bukan masalah karena aku yang seperti ini takkan menjadi jahat, tapi aku yang sekarang dan nanti bersama Pallad adalah sesuatu yang baru dan akan ku buktikan bahwa manusia seperti ku dan makhluk astral seperti Pallad bisa bersatu untuk saling menjaga aku yakin itu.
Selamat datang kawan di kehidupan kita yang baru Dua sisi kita berbeda tapi ketahuilah kau dan aku tetap sama.
"Selamat beristirahat kawan hari esok akan menjadi hari pertama ku bersamamu dan kita akan bersama kawan"
Jawab Pallad dengan senyuman dingin nya, aku membalikan badan dan mulai tidur sambil memegang buku yang selalu ia dan kini akan ku jaga miliknya.