Chereads / the Story of Pallad / Chapter 6 - Beranjak Dewasa

Chapter 6 - Beranjak Dewasa

Aku merasakan hal yang tak beres akan selalu menjemput kami, tak berpikir panjang aku dan Pallad lari menuju gerbang sekolah dan menghindari kejadian yang sangat aneh tersebut aku merasa bahwa ini sedikit berbeda dari yang pernah aku alami bersama Pallad seumur hidupku aku tak pernah melihat sosok hantu seperti itu entah ia murni hantu atau memang dugaan aku dan Pallad benar, saat aku sedang berlari menuju lorong hujan pun semakin deras lorong pun sedikit agak basah dan aku mengurangi kecepatanku sedikit agar tidak terjadi hal yang tak di inginkan lagi dan sesampainya dekat lapangan aku duduk di depan kelas dekat lapangan

"Hufftt, hampir aja kalau enggak gtau deh mau sampe kapan kejadian aneh ini".

Suasana sekolah pun sudah kembali ramai para siswa sudah berdatangan dengan kondisi kuyup karena hujan hari yang cukup melelahkan padahal waktu masih pagi entah takdir apa yang sedang aku alami bisa sampai seperti ini.

Aku pun sedikit kebingungan dan terus bertanya pada diriku apa benar ada seseorang yang sama sepertiku atau memang itu hanya sekedar bayanganku saja tapi kalau bayangan itu pasti tak mungkin sudah cukup jelas aku dan Pallad menghadapi Noni Belanda itu dan masih terngiang-ngiang suara teriakan bersamaan dengan tertawanya, aku rasa ini bukan hal yang baik untuk dinikmati manusia biasa sepertiku dan tak mungkin aku selalu mengandalkan Pallad setiap waktu karena itu bisa menggangu waktu rehatku juga.

Aku mengambil handphone kubyang ada di saku dan mengabarkan orang tuaku bahwa kondisi cuaca di sekolah sedang tidak mendukung saat aku menerima telepon dari orang tuaku aku merasakan hal atau perasaan yang tidak enak kembali seperti ada seseorang yang sedang melihat ku tetapi aku tak melihat posisi atau wujud aslinya tersebut Pallad pin terbangun dari rehat nya dan keluar dari tubuhku dia mencari sumber perasaan dan teror batin yang ku alami aku merasakan seperti Noni itu sedang memandang kami di lapangan tak lama kemudian ada seseorang mengenakan jaket yang baru saja melewati tangga lantai dua dan seketika perasaanku kembali normal pikiran ku hanya menyimpulkan bahwa ini adalah ulah murni Noni Belanda tersebut, aku tak bisa mengejar dan mencari tau siapa yang baru saja melihatku dan seakan perasaanku seperti di ancam oleh roh jahat.

Waktu sudah menunjukan pukul 07.00 susasana sekolah sudah mulai ramai aku pun bertemu dengan teman - temanku untuk mengurangi perasaanku yang sedang tak enak aku menuju kelas bersama mereka sesampainya dikelas kami menceritakan seputar tentang Anime yang sedang on going, dengan kondisi kelas yang sudah semakin normal tak lama kemudian ada guru yang masuk kelas.

"assalamualaikum"

Suasana kelas pun kembali tertib dan seluruh siswa serentak menjawab salam.

"waalaikumsalam bu"

"Ibu ada sedikit informasi bahwa hari ini aktivitas belajar masih seperti biasa mungkin beberapa guru termasuk ibu ikut melayat ke kakak kelas kalian, jadi nanti akan diberikan tugas nya dan dikumpulkan esok hari semua tugas nantinya di kumpulkan di sekertaris tugas kelas"

Karena kemungkinan hari ini sedikit gak efektif dan waktu di sekolah masih panjang ini bisa dijadikan kesempatanku untuk mencari tahu siapa orang tersebut.

Ibu guru pun menaruh data kertas tugas dan diberikan ke sekertaris dan segera meninggalkan kelas karena hari tugas sudah ada akupun segera mungkin mengerjakan tugasku, kelas mulai kembali keramaian nya teman - temanku pun ada yang pergi ke kantin, menonton anime, mengobrol, mendengarkan musik dan semacamnya karena semua ramai akupun ikut bergabung dengan temanku menonton anime, Cuaca diluar masih mendung dan bergemuruh walaupun hujan sudah berhenti kondisi koridor hingga kelas seakan seperti waktu maghrib padahal waktu masih menunjukan pukul 08.30 pagi selama menonton anime dan bercanda bersama temen sekelasku diriku tidak merasakan ada keanehan yang terjadi tak lama kemudian ada rombongan kelas menuju lokasi lab komputer di lantai 3, entah mengapa aku merasa aneh kondisi cuaca sedang buruk masih sempatnya untuk pergi ke lab komputer walaupun ada gurunya tapi bagiku ada perasaan aneh secara tiba - tiba menghampiriku saat aku menoleh ke jendela ada salah satu teman ku dari kelas lain memaanggilku.

"dir!!, sini!!''

Aku menghampiri temanku dan berjalan menuju pintu.

"lu masih ada anime Attack On Titan kan ?"

"ada di kok nih baru aja minta tadi"

"yaudah gua minta ya ini Flashdisk nya"

"oke - oke, ehh lu ke lab ? ujan gini juga"

"gak tau dahh guru itu ada ada aja, yaudah gua keatas dulu dir"

Setelah teman ku menuju ke lantai 3 akupun segera kembali ke kelas, saat aku memegang gagang pintu seperti ada yang melihat ku dari belakang, aku merasa sedikit aneh dan takut untuk menoleh karena perasaan ini sama seperti tadi di lapangan akupun langsung bergegas menutup pintu dan melihat ke arah jendela aku melihat Noni itu lagi berjalan di belakang seorang wanita yang sama dan aku melihat ke arah lantai tak ada bayangan di noni tersebut seperetinya wujud noni itu adalah arwah yang memang hantu berbeda dengan Pallad jika terkena pantulan cahaya matahari bayangan nya menghilang kecuali lampu dan cahaya dari lentera api ia masih ada walau samar untuk menunjukan bahwa dirinya ada. Kembali kepada apa yang ku lihat sosok noni itu sepertinya ingin menggangu sampai sampai aku tak bisa melihat siapa yang membawanya di sekolah ini mungkin ini rencananya untuk tidak ada yang tahu siapa dia agar kehidupannya tanpa noni itu tak terganggu, aku sangat merasakan perasaan yang gak enak, aku mencoba menyikapi dengan biasa sambil minum akupun menyalakan laptop ku dan memindahkan file anime yang di pesan oleh teman ku sambil menunggu selesai proses aku sedikit mengerjakan tugas yang diberikan dan berkumpul kembali bersama teman - temanku ada sekitar 30 menit dari kejadian yang aneh tiba - tiba Pallad keluar dari tubuhku.

"ada yang tidak beres kali ini"

Aku kaget dan langsung menuju mejaku untuk berbicara dengan Pallad.

"apa yang kau maksud kau membuatku kaget"

"dir sepertinya dia akan berulah kembali, ruang lab ini ada tepat diatas atap lantai kelas ini aku mendengar jelas suara hentakan kakinya yang berputar putar secara ganjil lalu kembali berlawanan arah"

"maksudnya aku tidak mengerti ?"

"kau akan segera tahu karena akan terjadi"

Pallad masuk kembali ke tubuhku dan tak lama proses pemindahan file pun selesai tiba - tiba ada suara ricuh dari lantai 3 dan para murid berteriak di atas cuaca pun kembali buruk banyak yang diantara temanku bingung dan menuju keluar kelas tak lama banyak para murid dari lantai 3 turun sambil berlari.

"dir flashdisk gua mana ?"

"ada apa lu lari ?"

"ada yang kesurupan tadi ngelempar botol minum ke kaca, gua manggil guru lain dulu dir"

Apa yang dirasakan Pallad benar dan tidak salah aku merasakan ini sejak awal bahwa pasti ada yang tak beres, aku mencoba beranikan diri bersama teman - temanku ke lantai atas dan disana guru komputerku menahan murid yang kerasukan itu dan sisanya menyadarkannya aku melihat jelas noni itu ada di dalam tubuhnya gerakanya pun seperti memegang payung guruku mencoba menyadarkan nya tak lama kemudian noni itu semakin gelisah karena di bacakan ayat suci, Pallad pun keluar dari tubuhku dan mencoba menghampiri noni itu.

"aku akan menghambisinya"

"jangan pallad!!!!!"

Tiba - tiba Pallad datang dan menghampiri orang yang kerasukan itu dan memukul tubuhnya

"Aaaaaaaaaaaaa"

Teriakan sangat kencang seperti suara orang yang tertusuk pisau terdengar dari tubuh itu aku melihat guru yang dibelakangnya sedikit terpental karena Pallad memukulnya tak lama kemudian Noni itu keluar dari tubuhnya aku melihat jelas antara Pallad dan noni saling berhadapan, Pallad dengan kesal menarik Noni tersebut ke luar dengan melemparkan tubuhnya baru pertama kali mahkluk astral saling berhadapan satu sama lain, Pallad menarik dan menghajar noni tersebut entah mengapa tidak ada perlawanan dari noni tersebut aku hanya melihat raut wajah noni itu semakin kesakitan aku mencoba menghampiri Pallad namun rasanya aku tak bisa karena takut dilihat orang - orang sambil menghajar noni tersebut Pallad menarik payung dari noni tersebut dan mematahkan nya tiba - tiba di belakangku ada wanita yang berteriak.

"sudah cukupp elisaaa"

Saat aku menoleh wanita itu sangat jelas dan aku rasa dialah pemilik roh noni itu tiba - tiba ia turun kelantai 2 para murid yang ada disana dibuat bingung dengan apa yang ia teriaki, karena penasaran aku menghampiri dan mengejarnya Pallad menghampiriku dan meninggalkan noni yang tak berdaya tersebut saat aku mengejarnya ia masuk kesalahsatu ruangan kelas yang kosong dan menangis aku sampai bingung dan penasaran siapa dan mengapa dirinya kenapa ia bisa memilki roh noni tersebut.

"hey ?, kau tak apa ?"

"pergi kalian, kalian jahat!!"

Aku dibuat tak bisa melangkah lagi karena perintahnya, aku merasa bersalah karena ulah Pallad yang, menghajarnya.

"kalian kenapa menghajarnya, kenapa kalian tega membuatnya menderita"

"aku sungguh tak tahu, tapi bisa kau jelaskan siapa dia kenapa dia melakukan hal itu kepada murid disini"

"aku mencoba untuk mengehentikannya dia adalah penjaga dari uyutku, dia bernama Elisa van muren"

"dia penjaga mu ?"

Tiba - tiba tercium bau amis dari ruangan dan Pallad keluar lagi dan menjaga ku dibelakang, dan terdengar suara langkah yang tak asing lagi.

"aku penjaganya aku lah Elisan Van Muren, kalian sudah tau aku kan kalian yang menghajarku"

"Elisa kenapa kau tega berbuat seperti itu kenapa ?"

"aku hanya ingin melindunginya dari orang yang membencinya"

Pallad langsung menutup mulutku dan menghampiri Elisa.

"kau tahu kau adalah penjaga nya yang hebat ini bukan soal apapun tapi kau harus tahu tuan kita semakin lama akan berubah sifat dan watak mereka, pergaulan mereka akan dihadapi dengan banyak rintangan, kau seharusnya tahu bahwa kau tak perlu melakukan itu, merasuki tubuh seseorang sama saja merusak mental dan jiwa mereka kau seharusnya tahu selagi tuan kita tak dilukai secara fisik kita bisa mebantu untuk menasehati dan memberikan bantuan lewat hal yang tak membahayakan"

Mendengar perkataan Pallad aku merasa bahwa itu adalah perkataan yang mungkin dalam bagi mahkluk sepertinya dilihat dari wajah nya Pallad sudah terlihat serius sambil menggengam tanganku.

"Elisa sekarang kau pergi jumpai tuanmu"

Aku pun langsung menanyakan nama kepada wanita tersebut.

"namaku Rika Dwi"

"baiklah Elisa temui Rika dan beritahu dia bahwa kau telah salah dalam melindunginya"

Setelah mendengar perkataan Pallad, Elisa menghampiri Rika yang bisa dikatakan adalah cucu dari sahabat uyutnya yang selama ini menjadi sosok pelindungnya bagiku ini adalah Pallad sesungguhnya nanti, aku merasa senang bisa memiliki sahabat sepertinya walaupun terlihat tak nyata bagi manusia lainnya tapi bagiku dia adalah sahabat terhebat yang pernah kumiliki.

Terlihat suasana haru diantara Elisa dan Rika bagiku ternyata selama ini Elisa merupakan sosok yang baik dia mencoba melindungi Rika dari orang - orang yang menggangu kehidupannya bisa jadi uyut dari Rika meminta temannya untuk menjaga keturunannya hingga sampailah pada keturunan Rika, aku sangat setuju apa yang dikatakan Pallad jika aku makhluk seperti Pallad mungkin aku tidak langsung merasuki tubuh seseorang dan itu hanya membunuhnya tanpa sebab dan perlakuan yang setimpal karena itu terlalu ceroboh dan kekanak - kanakan bagi makhluk seperti itu, terlihat dari wajah dan tubuh Elisa yang mulai agak memar akibat serangan Pallad aku merasa kasihan kepada Elisa tindakan Pallad mungkin bisa dikatakan agak ceroboh karena langsung menghajar begitu sajatapi itu suatu tindakan yang tak ada cara lain lagi dan bisa tanpa di bicarakan mungkin juga Pallad sudah di remehkan sejak awal sehingga dirinya bisa menunjukan siapa dirinya. Aku meminta Pallad untuk meminta maaf kepada Elisa dan Rika agar kejadian ini bisa menjadi pelajaran yang berarti bagi sesama manusia dan mahkluk astral agar kita bisa saling menjaga dan bisa menjadi sikap yang dewasa.

"kau minta maaf lah, tindakan hebat mu juga sangat berlebihan"

"hmm... baiklah aku rasa memang harus seperti itu"

Kami menghampiri Elisa dan Rika kami pun saling meminta maaf.

"namaku Chaidir, aku minta maaf atas semua tindakan kami"

"tak apa Chaidir, aku Rika aku maafkan kalian"

Kami segera menuju keluar ruangan kondisi di sekolah agak sedikit kacau saat kejadian tadi banyak orang yang menghampiri lantai 3 dan adalagi yang mengungsi ke kelas yang aman di bawah, Rika merasa bersalah atas perbuatan yang di perbuatnya sehingga ia tak bisa menghampiri kawan - kawanya.

"ini kesalahanku seharusnya tidak seperti ini, sungguh menyesal..."

"hey Rika ini bukan kesalahanmu dan juga Elisa mungkin tindakan Elisa adalah satu satunya cara untuk membuat temanmu sadar dan ini bukan hal yang jadi masalah kok, ku yakin semua ada hikmahnya".

Dengan meyakinkan Rika agar tidak khawatir adalah salah satu cara agar ia tidak melakukan hal yang tidak seharusnya ia lakukan karena bagiku setiap manusia memliki hak untuk hidup aman dan damai. Selama di SMP pengalaman ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa aneh dan nyata tak kusangkan pertama kalinya aku melihat sosok yang sangat menyeramkan dan juga tinggi serta adanya manusia yang dilindungi oleh roh itu juga nyata adanya, aku harap kejadian ini tidak akan pernah kuingat dengan jelas betapa aneh dan menyeramkan nya pada saat itu.

Tepat satu tahun setelah kejadian tersebut kini aku sudah beranjak di kelas 3 SMP dimana akhir penghujung masa remajaku yang bahagia selama di SMP kehidupanku yang normal banyak sekali aktivitas nya diantaranya bisa mengenal lebih jauh tentang perjepangan, mempunyai kawan yang sehobi, bandel dikala SMP mengikuti pertarungan antar sekolah dan itu adalah bukan hal yang buruk karena kenangan baik maupun tidak itu tetap sama, iya sama - sama diri kita yang buat dan abadikan itu sebagai pengalaman hidup. Kehidupan ku semakin hari semakin berubah, aku yang sekarang sudah mengetahui tentang apa itu cinta, apa yang akan kulakukan selanjutnya, mau dimana aku akan meneruskan pendidikan setelah SMP, sehingga aku merasa pemikiranku sudah semakin berubah dan hampir tidak terfokus pada Pallad lagi usia juga bukan hanya sekedar angka yang bertambah dan pendeknya kehidupan tetapi semua yang kita alami akan mengalami perubahan dari yang ketergantungan menjadi mandiri sama sepertiku sejak Anak - anak aku terus bersama Pallad hingga aku SMP aku terus mengharpkan bantuannya pemikiranku pada saat itu hanya ada satu yaitu aku manusia paling beruntung di dunia ini tetapi sekarang aku pemikiranku adalah aku manusia paling sengsara di dunia ini karena tak mungkin setiap saat aku mengandalkannya dan tak mungkin kondisi yang genting aku bisa meminta bantuannya karena itulah tak ada hal lain selain belajar untuk mandiri dan memiliki pendirian yang bijak.

Selepas pulang sekolah aku menghampiri Pallad di kamar untuk berbicara soal kedepannya antara aku dengan dirinya.

"heyy aku pulang"

"selamat datang kawan, bagaimana harimu disekolah ?"

"sama seperti biasanya, ehh ada yang inginku bicarakan"

Pallad menaruh buku yang ia pegang dan tiba - tiba ia berdiri dan menyerahkan bukunya kepadaku.

"aku tahu apa yang ingin kau bicarakan, bisa kah kita bicarakan ini esok di sekolah dir ?"

"baiklah aku harap kau tahu dan apa jawabanya"

Aku langsung menaruh tas di meja dan menaruh buku yang Pallad berikan kepadaku saat aku membalikan badan aku terkejut melihatnya tiba - tiba berdiri di tempat tidurku.

"apa yang kau lakukan aku ingin beristirahat di kasur"

"sebentar bisa kau duduk di dekatku ada yang inginku sampaikan"

Aku langsung menghampiri Pallad dan duduk di dekatnya tiba - tiba Pallad menghilang dan tangan nya menyentuh di dahi ku secara tiba - tiba ia muncul juga di depanku, entah mengapa aku merasakan pandangan yang aneh aku tidak lagi melihatnya tetapi hanya ada cahaya kuning yang terang seperti matahri jatuh ke kamar ini aku juga merasakan Pallad melakukan sesuatu terhadapku.

"apa sedang kau lakukan Pallad!!!.. aaaarrrrhhhh".