"Park Chanyeol!"
Baekhyun memukul-mukul lengan Chanyeol karena laki-laki itu terus saja mengatakan hal-hal yang membuatnya malu.
"Apa?!" Chanyeol masih santai memakan makananya "...aku serius Baek, aku akan memperkosamu jika kau tidak mau"
"Astaga!"
Baekhyun menutupi wajahnya lagi karena malu, sepertinya wajahnya sudah benar-benar merah karena laki-laki itu.
"Kau terangsang?"
Chanyeol lagi-lagi, saat melihat wajah Baekhyun sangat merah bahkan hingga telinga gadis itu.
"Ish! Aku tidak menyangka kau benar-benar mesum"
"Seperti kau tidak saja"
"Apa?!" Baekhyun tidak terima.
"Habiskan makanmu dulu"
Chanyeol mengambil sendok yang Baekhyun letakan dan menggenggamkanya lagi di tangan gadis itu.
"Aku tuan rumahnya"
"Tidak lagi, karena aku juga akan tinggal di sini"
Lalu keduanya tertawa, bagaimanapun keduanya memang sangat dekat, makian atau apapun itu sudah bukan hal aneh untuk keduanya. Hanya saja perkataan Chanyeol yang mengajaknya menikah secara mendadak membuat Baekhyun kaget dan bingung.
Jangan tanyakan masalah perasaan, bahkan gadis itu pernah mengatakan jika dirinya menyukai Chanyeol beberapa tahun lalu. Tapi situasinya tidak tepat karena Chanyeol hampir menikah dengan kekasihnya, keduanya bicara baik-baik dan melupakan tentang hal itu. Keduanya kembali bersahabat dan saat Baekhyun mulai berkencan dengan laki-laki lain itu berjalan biasa saja.
Itu 4 tahun lalu, Chanyeol gagal dengan rencana pernikahanya, dan Baekhyun berakhir dengan kekasihnya. Tapi keduanya hanya mengikuti arus, tidak ada yang pernah membahas tentang perasaan lagi, keduanya bersahabat dan tidak memaksakan apapun.
"Ayo melakukanya"
Baekhyun meletakan gelas berisi jus di atas meja, kemudian mendudukan tubuhnya di samping Chanyeol yang sedang menonton televisi.
"Melakukan apa?"
Chanyeol menoleh dan menatap gadis itu dengan tatapan aneh.
"Bukanya kau ingin--"
"Ya! Jangan katakan jika kau mengajaku bercinta"
Chanyeol mengingat perkataan konyolnya jika dia akan merobek keperawanan Baekhyun.
"Astaga! Kau ini" Baekhyun yeng kesal hanya bisa menarik telinga lebar laki-laki itu "...maksudku ayo menikah"
"Benarkah?"
Chanyeol hampir melompat, laki-laki itu terlihat senang, tanganya meraih kedua tangan gadis itu kemudian mengecup kedua tangan Baekhyun, Chanyeol sangat lega mendengar jawaban pasti dari Baekhyun. Hari ini memang belum berlalu, bahkan pembicaraan tentang rencana menikahin Baekhyun saja baru berlalu satu jam lalu, tapi Chanyeol cukup gelisah menunggu jawaban 'Iya' dari bibir gadis itu. Chanyeol melepaskan tanganya dan mengecup dahi Baekhyun sekilas dan Baekhyun tidak menolak.
Baekhyun mengikhlaskan diri saat Chanyeol menyentuhnya, toh dia sudah memutuskan jika dia mau menikah dengan laki-laki itu.
"Aku rasa umur kita sudah lebih dari cukup untuk menikah, kita memang tidak berkencan, kita juga tidak pernah mengungkapkan perasaan kita"
"Kau pernah" Chanyeol menyela.
"Dengarkan aku dulu" Baekhyun kesal dan memukul lengan Chanyeol.
Laki-laki itu hanya tertawa melihat wajah kesal Baekhyun, Chanyeol memang jahil pada Baekhyun. Tapi laki-laki itu sangat menjaga imagenya di luaran sana. Ya, Chanyeol terlihat keren dan mempesona di mata orang-orang, tapi tidak berlaku di depan Baekhyun, karena laki-laki itu akan bersikap apa adanya di hadapan gadis itu.
"Kita bukan berada di usia untuk bermain-main lagi" nada bicara Baekhyun terdengar serius "...kau benar, kita sudah mengenal sifat masing-masing, maka dari itu, aku berpikir lebih baik kita menikah saja"
Saat ini keduanya tampak serius dalam pembicaraan.
"Sebenarnya aku memikirkan ini lebih dari satu tahun lalu"
"Ya, kau mengatakan itu sebelumnya"
"Walaupun terkesan mendadak saat aku mengatakanya, tapi aku bersungguh-sungguh, terlebih lagi saat Eomma terus saja mengatakan jika dia merindukanmu, dan memintaku membawamu kerumah setiap hari" Chanyeol ternyata sudah mempertimbangkan beberapa hal.
"Ah, ya! Dan itu alasan kau sering mengajaku ke rumahmu" Baekhyun mengangguk. Ibu Chanyeol memang tidak jarang menghubunginya dan memintanya berkunjung ke rumah, tapi Baekhyun tidak bisa sering datang karena harus mengurusi pekerjaanya.
"Dan Eomma tidak akan menceramahiku jika aku mengatakan aku tidur di tempatmu. Kau sangat dekat dengam Eomma"
"Ya, aku menganggap Eommonie seperti ibuku sendiri"
Keduanya terdiam, mereka tidak menyangka akan terlibat pembicaraan serius seperti saat ini, pasalnya keduanya sama-sama konyol. Jika mereka berbicara 1jam, maka pembicaraan yang benar-benar bermutu hanya 10 menit. Awalnya itu hanya untuk menjaga perasaaan masing-masing agar tidak terbawa perasaan, tapi lama kelamaan itu menjadi kebiasaan dan membuat hubungan keduanya bisa bertahan sampai detik ini.
"Jadi, Ayo kita menikah Baek"
Chanyeol tersenyum dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berbahan beludru yang berisi sebuah cincin sederhana, persis seperti apa yang Baekhyun inginkan jika kelak dirinya dilamar oleh seorang laki-laki, Chanyeol mengingatnya dengan baik, dan diam-diam berusaha mewujudkan impian gadis itu.
"Itu"
"Ya, aku sebenarnya membawa Cincin ini setiap hari, dan menunggu waktu yang sesuai untuk memintamu"
Chanyeol memakaikan cincin itu tanpa menunggu persetujuan gadis itu.
"Tapi tadi pagi bukan waktu--"
"Tapi siang ini sudah tepat, kita bicara serius sejak tadi"
Chanyeol mengecup punggung tangan Baekhyun dankening gadis itu sekali lagi.
"Ah iya, kita sangat jarang melakukanya"
"Mau ya?"
"Ya, aku mau"
Chanyeol merengkuh tubuhn mungil Baekhyun kedalam pelukanya. Mungkin suasana pagi ini bukanlah suasana romantis, tapi jika mengingat sifat keduanya yang konyol, itu sudah lebih dari romantis.
.
.
.
"Apa kau tidak akan pulang?"
Baekhyun melihat Chanyeol masuk ke kamarnya. Laki-laki itu membersihkan peralatan makan yang mereka gunakan setelah makan siang.
"Baek"
Chanyeol duduk di tepian tempat tidur, Baekhyun yang berbaring sejak tadi pun ikut duduk.
"Apa ada masalah?"
Baekhyun melihat wajah Chanyeol seperti sedang memikirkan seauatu yang sangat rumit. Laki-laki itu hanya menggeleng.
"Lalu?" Baekhyun penasaran.
"Setelah makan siang, aku terus saja berpikir, saat mandi juga aku terus saja memikirkanya"
Chanyeol menjeda kalimatnya dan memberikan obat untuk Baekhyun.
"Minumlah"
Baekhyun meminum obat yang laki-laki itu berikan, itu bukan apa-apa, Chanyeol hanya memberikan obat pereda nyeri, karena gadis itu mengeluh sakit kepala, mungkin karena sisa demamnya semalam.
"Baek, apa kau mau mencoba bercinta denganku?"
"Ish! Park Chanyeol!!!"
Baekhyun hampir menyemburkan air yang dia minum setelah menelan obatnya.
"Baiklah, aku bercanda"
Baekhyun beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil sesuatu dari lemari pakaianya.
"Kau mau kemana?"
"Mandi" Baekhyun masih mengambil seauatu dari lemarinya.
"Bukankah kau habis demam"
Chanyeol merebahkan tubuhnya di ranjang Baekhyun sembari memperhatikan pergerakan gadis itu.
"Sudah tidak, jangan berlebihan Chan" Baekhyun berbalik setelah mengambil sesuatu yang dia sembunyikan di balik tubuhnya "...dan, bisa kau keluar dulu dari kamarku?, dan sejak kapan kau berani tidur di ranjangku?"
"Sejak semalam, dan aku menyesal karena tidak melakukanya sejak dulu"
Chanyeol menjawabnya santai, laki-laki itu enggan beranjak dan mengabaikan perkataan Baekhyun hinga gadis itu masuk ke kamar mandi di kamar itu.
"Semaumu Park!"
Baekhyun berteriak dari dalam kamar mandi.
Baekhyun keluar dari kamar mandi setelah 30 menit, gadis itu mengenakan kembali setelan piyama satinnya. Gadis itu tidak berniat pergi kemanapun dan beristirahat untuk menmulihkan keadaanya setelah demam, sebenarnya Baekhyun masih merasa sedikit pusing karena membiarkan kepalanya basah setelah Chanyeol menyiram kepalanya.
"Chan, kau tidur? Sebaiknya kau mandi dan pulang"
"Aku tidak akan pulang, aku mengatakan pada Eomma jika kau sedang sakit, jadi Eomma akan datang dan membawa bajuku dan beberapa makanan untukmu" Chanyeol sambil memainkan ponselnya.
"Apa?"
"Kau tuli?" seperti sebuah kebiasaan, laki-laki itu tidak terlalu suka mengulang perkataanya.
Baekhyun tampak biasa mendengar Chanyeol berkata seperti itu padanya, Baekhyun tidak merasa tersinggung atau marah.
"Kemarilah, aku yakin jika sebentar lagi suhu tubuhmu naik lagi" Chanyeol menggeser tubuhya dan menyuruh gadis itu tidur di sebelahnya
"Iya, dan ini karena air itu" Baekhyun duduk di tepi ranjang dan merebahkan tubuhnya di sebelah Chanyeol.
"Kau menambahnya dengan mandi" Chanyeol menarik tubuh Baekhyun kedalam pelukanya "...sudahlah"
"Kali ini akan kubiarkan" Baekhyun pasrah saat Chanyeol memeluk tubuhnya.
Baekhyun merasakan tubuhnya mulai menggigil, gadis itu hany berpikir jika suhu tubuhnya akan kembali naik. Baekhyun coba memejamkan matanya karena tubuhnya mulai lemas.
"Baek" Chanyeol
"Hm" Baekhyun menjawab tanpa membuka matanya.
"Dengarkan aku baik-baik, aku tidak akan bercanda" Chanyeol terdengar serius.
"Katakan saja"
Baekhyun sempat membuka matanya, gadis itu hanya berpikir jika itu benar penting.
"Baek, aku ereksi" Chanyeol berbisik di telinga Baekhyun.
"Ya!!"
Spontan, Baekhyun mendorong Chanyeol hingga laki-laki itu hampir terjatuh dari tempat tidur.
"Aku serius"
Keduanya bangkit dan duduk berhadapan, Baekhyun menatap tajam ke arah Chanyeol.
"Tapi apa kau harus mengatakanya padaku? Kau keterlaluan!"
Baekhyun tidak habis pikir dengan laki-laki itu. Seingatnya, Chanyeol tidak se-mesum itu.
"Cium ya" Chanyeol memelas.
"Keluar!"
Baekhyun turun dari tempat tidurnya dan menarik Chanyeol agar keluar dari kamarnya.
"Sekali saja, kumohon" Chanyeol hampir putus asa.
"Park Chanyeol!!!!"
Baekhyun memukuli punggung Chanyeol sambil mendorong tubuh besar laki-laki itu agar keluar dari kamarnya.
"Bukankah kita akan menikah, sekarang ataupun nanti aku akan menciumu, bahkan kita--"
"Keluar! Tunggu Eomonie di luar!"
Chanyeol sudah berada di luar kamar Baekhyun.
"Cium ya, sekali saja"
Chanyeol memohon pada gadis itu dengan wajah memelas. Baekhyun kesal bukan main pada laki-laki itu, seingatnya kemarin sampai tadi pagi, dia tidak melihat Chanyeol jatuh atau kepalanya terbentur, tapi kenapa laki-laki itu menjadi seperti ini.
'Chuu!'
'Blam!'
Baekhyun mengecup bibir Chanyeol sekilas sebelum membanting pintu kamarnya. Jantungnya berdetak sangat cepat saat ini.
Demi apapun Baekhyun ingin melakukanya sejak dulu, tapi gadis itu tahu batasan, dan hari ini dia melakukanya, mengecup bibir laki-laki yang sudah membuat jantungnya berdetak tidak karuan.
"Arrgh!" Chanyeol terdengar berteriak di luar.
"Ada apa? Kau kenapa?"
Baekhyun yang terkejut, akhirnya membuka kambali pintu kamarnya untuk memastikan jika Chanyeol tidak apa-apa.
"Aku sudah mengatakanya jika aku ereksi, setidaknya pinjamkan kamar mandimu Baek!"
.
.
.
Setelah membiarkan Chanyeol masuk ke kamar mandinya, Baekhyun hanya bergelung di bawah selimut dan menjejali telinganya dengan headset dan memutar lagu kesukaanya. Baekhyun tidak perduli apa yang Chanyeol lakukan di dalam sana, tubuhnya benar-benar lemas, dan benar kata Chanyeol, jika dia kembali demam.
Cukup lama Baekhyun tertidur, bahkan saat Ibu Chanyeol datangpun, gadis itu tidak tahu. Ibu Chanyeol melarang putranya membangunkan Baekhyun karena takut mengganggu, mengingat gadis itu sedang sakit.
Chanyeol sudah mengatakan kesepakatanya dengan Baekhyun yang setuju untuk menikah. Tentu saja itu hal yang membahagiakan untuk wanita paruhbaya itu.
Chanyeol melihat Baekhyun hanya meringkuk di bawah selimut, gadis itu benar-benar masih belum pulih.
"Haah istriku demam lagi" Chanyeol meraba kening Baekhyun dengan punggung tanganya "...mulai hari ini aku harus memanggilnya seperti itu"
Chanyeol duduk di tepi tempat tidur dan mengusap rambut Baekhyun pelan.
"Nghh" Baekhyun menggeliat dan membyka matanya perlahan.
"Baek"
"Apa aku tidur sangat lama?" Baekhyun dengan suara parau, gadis itu mulai menerima perlakuan Chanyeol yang lebih sering menyentuhnya.
"Ini hampir malam" Chanyeol tersenyum lembut, sedangkan tanganya mulai mengusap lembut pipi Baekhyun.
"Eomonie? Apa--"
"Eomma tidak mau mengganggumu, dia hanya berpesan agar kau banyak makan agar cepat sembuh" Chanyeol memotong kalimat Baekhyun.
"Itu"
Baekhyun melihat sebuah koper berukuran sedang yang diletakan di depan lemari pakaianya.
"Itu baju-bajuku"
"Hei! Apa kau akan pindah ke Apartementku? Kenapa membawa baju sebanyak itu?"
"Entahlah, Eomma yang membawanya"
Keduanya kembali diam, Baekhyun dan Chanyeol duduk berhadapan. Demi apapun ini tidak biasa, keduanya tidak pernah kehabisan kata-kata saat bersama.
"Chan~" Baekhyun tiba-tiba.
"Ya sayang"
"Lapar" gadis itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum seperti orang bodoh.
"Sebentar"
Chanyeol mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Baekhyun, Chanyeol melakukanya berkali-kali sebelum benar-benar melumat bibir gadis itu, Baekhyun terkejut, tapi gadis itu hanya menerima perlakuan Chanyeol.
"Mmhh"
Baekhyun menghentikan laki-laki itu sebelum tanganya bergerak liar di tububnya.
"Apa yang kau lakukan!? Kau--"
"Ternyata benar, bibirmu itu nikmat Baek" Chanyeol menyeka bibirnya sendiri dengan nafas terengah-engah.
"Sekali lagi ya"
"Stop! Aku lapar"
Baekhyun menutup bibir Chanyeol saat jarak bibir mereka tinggal beberapa inci.
Chanyeol tertawa sebelum menyeka bibir Baekhyun yang masih basah karena jejak ciuman mereka.
Baekhyun bangkit dari tempatnya dan bergegas keluar kamarnya, meninggalkan Chanyeol yang tersenyum puas setelah mendapatkan apa yang dia inginkan sejak pagi.
Chanyeol memukul kepalanya sendiri, entah kenapa sejak memeluk tubuh Baekhyun semalam, pikiranya selalu saja diliputi hal-hal berbau erotis. Salahkan saja Baekhyun karena dadanya yang kenyal menempel erat di dadanya.
"Kau tidak makan?" Baekhyun merasa jika Chanyeol hanya melihatnya makan.
"Sudah"
"Ish!"
"Kenapa kau memukulku?" Chanyeol mengusap kepalanya saat Baekhyun memukul kepalanya dengan sendok.
"Kau meninggalkanku!"
"Aigo, kau jadi posessif sekarang" Chanyeol mengusap-usap pipi Baekhyun. Entah kenapa, Chanyeol sangat suka melakukanya, laki-laki itu merasa jika ini menyenangkan.
"Tidak juga" Baekhyun menurunkan tangan Chanyeol dari pipinya dan meminum segelas air yang sudah disiapkan "...cuci ini ya"
Chanyeol tidak membantah sama sekali, laki-laki memahami keadaan Baekhyun yang masih terlihat sakit. Laki-laki itu mencuci peralatan makan yang Baekhyun gunakan.
Laki-laki itu sudah mengganti pakaianya dengan yang lebih santai. Chanyeol hanya menggunakan T-Shirt dan celana santai seperti yang dia pakai saat di rumahnya.
Chanyeol tersentak saat ada lengan yang memeluknya dari belakang. Baekhyun, gadis itu memeluknya dan menyandarkan kepalanya di punggung Chanyeol. Laki-laki itu tidak bergeming, Chanyeol hanya tersenyum dan melanjutkan kembali kegiatanya.
"Apa aku harus berbalik?" Chanyeol masih tersenyum saat Baekhyun mengusak-usak wajahnya di punggung Chanyeol.
"Begini lebih nyaman" kali ini Baekhyun membenamkan wajahnya "...kau wangi, punggungmu juga sangat lebar"
"Dadaku lebih enak di peluk sayang"
"Aku tahu, tapi aku lebih suka seperti ini"
"Chan" Baekhyun menumpukan dagunya di punggung Chanyeol.
"Ya Sayang"
"Aku mencintaimu"
Baekhyun kambali membenamkan wajahnya, gadis itu sebenarnya malu untuk mengatakanya.
"Aku lebih mencintaimu Baek"
"Benarkah?" Baekhyun kembali menumpukan dagunya.
"Kita memilikinya sejak lama, perasaan ini, hanya saja kita lebih suka berpura-pura agar semuanya tidak hilang dan menjauh. saat orang berkencan, bisa saja suatu saat mereka bepisah dan menjadi orang asing setelahnya, tapi kita sudah melakukan hal yang tepat"
Chanyeol sudah meletakan peralatan makan yang dia cuci di tempatnya dan mematikan keran air.
"Hmm, kau benar"
Baekhyun membenarkan perkataan laki-laki itu. Chanyeol tidak salah, Baekhyun pun merasa demikian.
"Duduklah, aku sudah selesai"
Baekhyun menurut, tapi gadis itu berjalan ke kamarnya dan duduk di sofa berukuran sedang yang ada di kamarnya. Gadis itu mengirimkan pesan pada orangtuanya jika besok dia akan pulang ke Bucheon.
"Duduklah"
Baekhyun bergeser agar Chanyeol duduk di sampingnya.
"Besok kita ke Bucheon"
"Tentu" Chanyeol menjawab dengan tegas.
"Chan" Baekhyun menatap Chanyeol yang duduk di sampingnya.
"Hm?"
"Kenapa hari ini kau terlihat sangat seksi?" Baekhyun menangkup pipi Chanyeol dengan kedua tanganya.
"Kau sedang merayuku?"
"Ya"
Gadis itu melepaskan tanganya, demi apapun, Baekhyun merasa ini tidak seperti dirinya.
"Dan aku suka"
"Kau tahu? Kadang aku melihatmu diam-diam" Baekhyun memyandarkan kepalanya dia bahu Chanyeol "...aku melihat bibirmu dan berpikir, seberapa kenyal bibirmu. Tubuh yang tinggi dan besar, dan aku juga berpikir, bagaimana jika--"
"Jika aku merangkak di atasmu"
Chanyeol memotong kalimat Baekhyun, dan sayangnya perkataan Chanyeol tidak dibantah sedikitpun.
"Kau tahu, jika kau memanggilku dengan suara rendah, itu membuat rambut halus di tubuhku berdiri, tapi aku membuang jauh-jauh semua pikiran kotorku"
"Jadi, hari ini kau berpura-pura jual mahal padaku?" Chanyeol hampir saja tertawa, laki-laki itu hampir tidak percaya ada sisi liar dalam diri Baekhyun.
"Apa?"
"Kau tuli?"
Seperti sebuah kebiasaan, Chanyeol selalu mengatakan jika Baekhyun tuli.
"Aku hanya shock, semua begitu tiba-tiba"
"Jadi?"
"Apa?"
"Telingamu harus dikorek Baek, kau hanya bertanya 'apa' 'apa' saat aku mengatakan sesuatu"
"Ish!"
Baekhyun bangkit, gadis itu lebih memilih tidur kembali rasanya, ketimbang terjebak suasana canggung seperti tadi.
"Jangan marah"
Chanyeol mencekal lengan Baekhyun dan menarik gadis itu agar duduk di pangkuanya.
"Chan"
"Diamlah"
Chanyeol memutar tubuh Baekhyun agar menghadapnya. Baekhyun hanya diam, begitupun Chanyeol.
"Kau percaya padaku?" Baekhyun hanya mengangguk.
Tidak menunggu lama, Chanyeol memagut bibir Baekhyun yang masih berada di pangkuanya. Baekhyun tidak menolak, sejujurnya gadis itu juga menginginkanya. Baekhyun yang awalnya diam mulai membalas ciuman itu, keduanya larut dalam suasana, Baekhyun meremas rambut Chanyeol secara tidak sadar, gadis itu mulai terprovokasi dan terbakar nafsu.
"Ternyata kau pandai berciuman Baek"
Chanyeol tertawa setelah keduanya hampir kehabisan nafas dan melapaskan pagutan bibir mereka.
Baekhyun hanya tertawa, gadis itu merasa jika ini adalah keduakalinya dia berciuman, saat bangun tidur tadi, dan saat ini.
"Kau yang mengajarkanku"
"Aku yang pertama?" Baekhyun mengangguk malu.
"Mau melanjutkan?" Chanyeol merapihkan rambut Baekhyun yang menutupi sebagian wajahnya.
"Jangan gila! aku sedang sakit Park Chanyeol!"
Chanyeol memeluk gadis itu dan menyandarkan tubuh Baekhyun ke tubunya.
"Pantas saja selangkanganmu hangat" Chanyeol berbisik di telinga Baekhyun.
"YA!!!"
.
.
.
Tbc