Chereads / Raquel / Chapter 4 - BAB 4

Chapter 4 - BAB 4

"Mia! Apa yang kau lakukan!" Dia jalan mendekat.

"Mom, lihat anak yatim piatu ini! Dia mulai bertindak kasar kepadaku." Sambil menunjukku, mata Viona berkaca-kaca.

Aku hanya diam tidak melakukan pembelaan, apapun yang kukatakan, semua akan percuma saja, mengingat Tante Alice hanya akan mempercayai omongan Viona tercintanya tersebut. Aku cuma menggeleng-geleng kepala melihat sandiwara yang dimainkan oleh Viona.

Tante Alice menatap geram lalu menamparku. "Kau ini! Bukannya berterima kasih karena telah diurus selama ini, malah berani berbuat masalah disini!" Dia lalu menyeretku sampai ke kamar.

"Mulai hari ini kemas semua barang-barangmu! Besok aku akan membuang anak tidak berguna seperti dirimu ke panti asuhan!" Setelah selesai berucap, tante Alice beranjak meninggalkan kamar.

Aku menghela napas, meskipun terasa menyedihkan harus diusir dari rumah peninggalan dad sendiri, tapi aku merasa lega karena pada akhirnya tidak tinggal bersama lagi dengan mereka. Mungkin tinggal di panti asuhan kehidupan gw bakal jauh lebih baik. Ya, benar, itu lebih baik.

Aku menghela napas, menjatuhkan diri ke atas kasur yang empuk.

Keesokan harinya.

Tante Alice bersama Viona mengantarku ke panti asuhan, saat mereka beranjak pergi. Viona memutar arah berjalan mendekatiku lalu berbisik, "Anak yatim piatu sepertimu memang cocoknya tinggal disini. Nikmati saja kehidupan indahmu sama anak-anak yang memiliki nasib sama sepertimu!" Viona terkikik lalu berlari menyusul Tante Alice.

Anak mami sialan! Meskipun jengkel melihatnya, aku bersyukur karena mungkin saja kedepannya aku tak akan pernah bertemu dengan Viona lagi, membuat perasaan ini menjadi tenang.

Di panti asuhan, terdapat banyak anak-anak yang sepantaran denganku. Mereka bermain-main dengan wajah penuh kebahagiaan, membuatku berpikir jika panti asuhan ini bukanlah tempat yang buruk.

Seminggu berada di panti asuhan, aku mulai terbiasa dengan suasananya. Kami memiliki seorang ibu asuh yang baik, namanya Revy Jovich, usianya berkisar 60an, dia memperlakukan kami layaknya anak sendiri. Membuatku mulai memahami rasanya mendapatkan kasih sayang dari seorang mom yang tak pernah aku dapatkan selama ini.

Ayah! Ibu! Kau lihat aku sekarang? Aku yakin kalian pasti tersenyum sekarang melihatku. Aku akan menjalani kebahagiaanku ditempat ini.

Belum lama aku terbuai dalam mimpiku, terlihat seorang pria dan wanita paruh baya datang, mereka berbincang dengan ibu lalu menunjuk satu anak yang tak jauh berada disana, namanya Tony Exelle. Ibu membawanya mendekati kedua orang asing itu, setelah perbincangan mereka selesai, kedua orang asing tersebut akhirnya pergi.

Tony berlari dan melompat kegirangan, membuatku bingung dan ingin mengetahui apa yang mereka perbincangkan tadi, aku lalu pergi mendekatinya. "Ton? Kau kenapa? Sepertinya kau keliatan senang." Aku mengerutkan dahi.

Tony tersenyum girang. "Dua orang yang tadi datang kemari itu mau mengadopsiku. Yeahhh!"

"Hah? Maksudnya adopsi?" Aku kebingungan.

"Masa kau tidak tahu adopsi, sih?" Tony menggaruk-garuk kepala.

"Aku benaran tidak tahu. Emang adopsi itu apa?"

"Intinya, mulai besok kedua orang itu akan mengangkatku sebagai anak mereka. Akhirnya aku punya orangtua baru!" Tony melompat girang. "Aku duluan ya! Semoga kamu cepat-cepat menemukan orang yang mau mengadopsimu."

"Hah!" Aku kaget setelah mendengarnya, Tony yang awalnya kebingungan melihatku memutuskan untuk beranjak pergi sambil melompat kegirangan.

Selama ini yang aku tahu, panti asuhan hanyalah tempat dimana anak-anak yang hidup tanpa orangtua seperti diriku tinggal.