Jangan khawatir. Kata-kata itu tersangkut di tenggorokan Dwina. Dia tidak berhak mengatur perasaan Arya apalagi di dalam hubungan mereka dirinya hanya bertindak pasif. Mengenaskan.
Dwina mengalihkan pandangannya dari tatapan Arya, berdeham sejenak menstabilkan segala logika yang bermuara pada realita. "Kayaknya sebentar lagi kak Bayu pulang, mama tadi minta dia untuk beli makan malam." Seru Dwina tatkala Arya masih enggan melepaskan tatapan. Jelas Dwina sedang merubah topik pembicaraan. Apakah Arya kecewa?