Putri mendapati sosok Dwina saat dia membuka pintu rumah ketika akan pergi ke kampus. Jelas Putri bingung, Dwina selalu memberitahunya jika dia ingin berkunjung ke tempatnya walaupun itu sekedar pesan singkat.
"Boleh aku pinjam novel." Dwina hanya beralasan saja, sampai kapanpun dia tidak pandai menutupi kebohongan bila di hadapan Putri. Dwina bagaikan buku terbuka bagi Putri.
"Kamu memang nggak kuliah?" tanya Putri, dia masih bersikap tenang. Dia mempersilahkan Dwina masuk ke dalam rumah, kemudian menuju ke ruang baca. Jika dibandingkan koleksian novel Putri dan Dwina, milik Putrilah yang menang. Perpustakaan kecil namun mampu menampung banyak buku itu semua berkat kehebatan seorang design interior mantan pacar Putri lalu ruangan tersebut di padukan dengan pembandangan taman yang minimalis.
"Aku ada kelas jam satu siang." Sahut Dwina tanpa ekspresi.