Di awal cerita, cinta akan penuh gairah karena api gelora membakar perasaan seorang insan, berbeda dengan cinta yang terhanyut oleh ketenangan tentu disaat itulah puncak dari sebuah cinta. Mereka tetap berdiri tegak tanpa terpengaruhi apapun.
Jadi tahap manakah mereka berada? Tanya Dwina dalam hati. Ini masih terlalu awal mendapatkan ketenanngan. Laju cerita mereka terlampau lambat, dan itu disebabkan oleh Dwina sendiri.
"Kegedaan ya bajunya? Maaf aku nggak punya ukuran yang lebih kecil dari pada itu." Seru Arya menyodorkan segelas teh hangat pada Dwina, diapun lalu duduk di sofa di samping perempuan itu.
"Iya nggak pa-pa kak." Sahut Dwina kemudian mengalihkan pandangan kepada seekor kucing hitam yang tampak mengintip dari balik tembok. "Itu si kucing Mike?"
"Iya bener. Mike agak sensitif sama orang yang baru dia temuin beda banget sama Gabe, tapi Gabe aku lihat dia lagi tidur."