Arya menekan bell rumah berpagar hitam lalu tak berapa lama sosok anak kecil bertubuh gemuk keluar membukakan pintu dan mempersilahkan Arya dan Dwina masuk ke dalam rumah. Mereka mengikuti anak laki-laki yang sejak awal belum berkata apapun seolah menunjukkan jika dia anak pendiam.
"Sodaranya Bika ya?" Tanya seorang wanita paruh baya yang sedang menimbang Serin anak teh Bika di ruang tamu.
"Iya bu. Saya Arya adiknya teh Bika." Balas Arya ramah sambil menjabat tangan wanita tersebut.
"Ayo duduk dulu. Pasti pada capek karena buru-buru ke sini." Arya dan Dwina menuruti ucapan tersebut. Seorang pembantu lalu datang menyajikan minuman untuk mereka.
"Ibu kaget, jam sepuluh pagi tadi tiba-tiba pak Erwin suaminya Bika dateng mukanya panik banget sambil gendong Serin. Terus katanya Bika demam tinggi nyaris pingsan di kamar mandi."
"Iya aku dapet kabar kalau teh Bika kena demam berdarah. Orang tua aku juga mau dateng ke Jakarta."