"Lo gak mau beli lagi?"
Ini sudah mangkuk es krim kedua milik Dario, entah kerasukan apa, cowok berambut cokelat itu jadi suka sekali es krim vanilla. Dario mengangguk antusias. "Mbak, es krim vanilla satu, ya!"
Emilia membuka mulutnya, "Gila! Dia beneran dong!" bisiknya. Ia bahkan belum menghabiskan satu mangkuk es krim matcha. Tapi cowok yang kini menatapnya dengan senyum simpul itu sudah on the way tiga mangkuk!
"Gila! Itu perut karet, ya?" heran Emilia. Dario hanya cuek sambil menggedikkan bahu. "Gak tau. Sama kamu bawaannya asik aja. Kemarin-kemarin setiap hari padahal aku ke sini, tapi bahkan satu mangkuk aja gak habis. Ckckck!"
Diam-diam Emilia tersenyum miris. Ah, dia jadi merasa jahat.
Emilia mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala berambut cokelat cowok itu. Dario terlihat gugup saat jari lentik yang entah sudah berapa kali memukuli orang lain itu membelai rambutnya yang tadi pagi ia cuci.
