Chereads / Mata Ketiga / Chapter 27 - Hari libur 7

Chapter 27 - Hari libur 7

Aku dengan cepat mengarahkan pedang roh yang aku pegang di tangan kiriku ke arahnya. Pedang roh itu bersinar, dan dalam sekejap hantu bayi itu keluar dari tubuh Sha Er dan berusaha kabur.

Saat aku berusaha mengejarnya, tante Ji Li dan Shang Yi tiba. Saat Shang Yi melihat Lin Xiao wajahnya berubah. Dia memasukkan tangannya ke dalam kantong dan mengeluarkan selembar jimat. Kemudian ia langsung menempelkan jimat itu tepat di tengah dahi Lin Xiao. Seketika aku dapat mendengar suara rintihan bayi hantu itu

Tak lama setelah itu Lin Xiao terjatuh di tanah, tante Ji Li segera menghampirinya dan memapahnya.

Shang Yi menarik sebuah pedang dan mengarahkannya ke hantu bayi itu dan berkata: "Hei, roh jahat, beraninya kamu melukai manusia." 

Hantu bayi itu merintih kesakitan kemudian berbalik badan dan berusaha kabur tapi dia menoleh ke belakang melihatku. Dia nampak terkepung dan tidak bisa kabur kemana-mana lagi. Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arahku dengan tatapan memelas, "Kenapa kalian begini terhadapku? Aku hanya ingin bertemu dengan seseorang. Bukankah kakak sudah berjanji akan membantuku?"

Shang Yi melihat ke arahku dengan kebingungan.

Dengan canggung aku menjawabnya: "Iya, aku bilang aku akan membantumu, tapi kamu tenanglah dulu. Kita bicara baik-baik."

Setelah mendengar ucapanku, kemarahan yang sebelumnya terlihat di wajahnya perlahan menghilang dan hantu bayi ini perlahan-lahan berubah menjadi lebih tenang. Aku perlahan mendekatinya namun tiba-tiba Shang Yi berteriak, "Jangan mempercayai ucapan roh jahat."

Langkahku terhenti karena keraguan hatiku.

Shang Yi berkata, "Roh jahat ini memiliki kebencian yang sangat kuat dalam dirinya, dia bukanlah roh baik. Jangan mudah percaya dengannya."

Aku masih terdiam mendengar perkataan Shang Yi. Hantu bayi itu menatapku dengan wajah memelas dan berkata, "Kakak, aku sungguh hanya ingin bertemu dengan satu orang. Aku sudah sangat lama menanti untuk bertemu dengannya. Itu adalah permintaan terakhirku."

Aku mengakui bahwa hatiku tidak tega melihat hantu bayi itu memohon-mohon padaku.

Aku melihat Shang Yi dan Shang Yi menggeleng-gelengkan kepalanya, tanda bagiku untuk jangan mempercayainya. 

"Kak, aku tidak melukai kakak Lin Xiao itu, aku jamin dia akan pulih dengan cepat. Aku mohon ijinkan aku bertemu dengan orang itu."

Aku tanpa sadar menganggukkan kepala dengan perlahan dan aku dapat melihat senyum mengembang di wajahnya. Hantu bayi laki-laki itu terlihat amat menggemaskan.

Shang Yi menghela nafas panjang kemudian berjalan mendekati hantu bayi itu, dengan nada penuh kecurigaan ia memperingatkannya, "Kamu jangan pernah coba-coba mengelabuiku atau aku akan menghancurkan rohmu."

Hantu bayi itu menganggukkan kepala dengan cepat dan berkata: "Aku berjanji aku tidak akan ingkar janji."

Kemudian Shang Yi menggendong Lin Xiao masuk kedalam rumah. Kemudian Shang Yi membakar uang kertas dan berdoa di depan patung Budha. Ia membuat Lin Xiao meminum semangkuk air, menoleh ke arah tante Ji Li dan berkata, "Kamu tenang saja, jika dirawat dengan baik ia akan pulih dalam beberapa hari."

"Kalau begitu aku akan merepotkanmu untuk merawatnya."

"Jangan sungkan seperti itu denganku."

Shang Yi tersenyum melihat ke arah tante Ji Li, mereka berdua saling bertukar pandang. Aku merasa ada yang tidak biasa dengan hubungan mereka, aku juga tidak tahu sejak kapan mereka menjadi seakrab ini. Melihat mereka membuatku merasa canggung, aku akhirnya membalikkan kepala dan melihat ke arah hantu bayi itu. Kebetulan dia sedang melihat ke arahku dan tersenyum kepadaku. 

"Kak, kapan kita berangkat?"

Aku terdiam sesaat lalu kembali bertanya, "Siapa orang yang ingin kamu temui?"

Saat hantu bayi itu akan menjawabku, aku mendengar suara gaduh dari dalam kamarku, tak lama kemudian aku melihat si gendut dan Ziyang keluar dari kamarku dengan wajah pucat pasih.

Sepertinya mereka melihat uang kertas yang dibakar oleh Shang Yi dan melihat aku berbicara "sendirian".

Kedua orang itu berjalan keluar melewati pintu kamarku dengan langkah kecil, terlihat senyum sungkan di wajah mereka, "Kami akan datang lagi di lain hari, kelihatannya kamu sedang sibuk. Kami tidak akan mengganggu…"

Jika mereka berdua tidak muncul dari kamarku, aku pasti tidak akan ingat kalau mereka masih ada di rumahku.

Tante Ji Li mengantarkan si gendut dan Ziyang hingga ke depan pintu. Mereka seperti baru saja selamat dari bahaya dan langsung berlari meninggalkan rumahku. Tante Ji Li berteriak kepada mereka, "Kalian jalanlah pelan-pelan, tidak usah terburu-buru."

Siapa yang tidak akan panik?

Bagi orang awam yang tidak pernah melihat hantu, kejadian barusan pasti akan membuat mereka sangat ketakutan. Mana mungkin mereka bisa tetap tenang? Aku sudah sering melihat hal seperti ini, tentu aku tidak merasa heran. Namuni bagi si gendut dan Ziyang mereka tidak pernah mengalami hal macam ini, tentu mereka akan ketakutan.

Dari jendela aku melihat mereka berlari sudah sangat jauh, kemudian aku berpaling melihat ke arah hantu bayi itu dan mengulangi pertanyaanku, "Siapa orang yang ingin kamu temui?"

"Ibuku."

Aku melihat ke arah Shang Yi, Shang Yi tidak terlihat kaget mendengar ucapan hantu bayi itu. Sepertinya Shang Yi sudah mengetahui asal usul hantu bayi ini. Shang Yi sudah mengetahui bahwa dia adalah bayi gaib yang digugurkan dan dibuang oleh ibu kandungnya ke dalam sumur. Sebenarnya hantu bayi ini sangat kasihan, baru saja ia dilahirkan langsung dibuang oleh ibunya. Tentu saja kebencian di dalam dirinya begitu kuat.

Aku menaruh rasa iba kepadanya. Aku melanjutkan pertanyaanku, "Siapa ibumu? Apa kamu masih ingat dengannya?"

Hantu bayi itu menganggukkan kepala dan menjawab, "Namanya Yulan, Su Yulan."

Mendengar nama itu wajah Shang Yi berubah, dia berpikir untuk sesaat dan berkata, "Apakah mungkin itu adalah wanita yang mengalami keterbelakangan yang berasal dari keluarga Su?"

Hantu bayi itu melihat ke arah Shang Yi dengan wajah tidak senang berkata, "Jangan bicara seperti itu tentang ibuku."

Shang Yi berdehem dan tidak melanjutkan kata-katanya lagi. Shang Yi menarik tanganku dan kami berdua masuk ke dalam kamarku. Ia berbisik, "Beberapa tahun yang lalu keluarga Su membawa wanita keterbelakangan itu pergi ke kuil Lei Xian mencariku. Saat itu aku melihat dia ditempeli oleh hantu, sehingga aku membantu mereka mengusir hantu tersebut. Kemudian wanita itu hamil bayi gaib. Ya, bayi gaib yang sedang di rumahmu sekarang ini."

Aku merasa ini sangat tidak masuk akal. Seorang wanita keterbelakangan yang tidak dapat memahami apapun, bagaimana dia bisa mengetahui kalau dia sedang mengandung bayi gaib dan setelah melahirkannya dia, membuang anaknya ke dalam sumur.

Aku melihat ke arah Shang Yi dengan tatapan tidak percaya dan bertanya, "Wanita itu benar-benar mengalami keterbelakangan?"

"Tentu saja, mana mungkin dibuat-buat."

"Seseorang yang mengalami keterbelakangan bagaimana bisa tahu bahwa dirinya mengandung bayi gaib lalu kemudian membuangnya ke dalam sumur. Bukankah itu aneh?"

Shang Yi terdiam sambil mengerutkan alisnya memikirkan apa yang aku ucapkan tanpa mengeluarkan suara.

Aku masih ingat kak Yang Qin mengatakan bahwa yang membuang hantu bayi itu ke dalam sumur adalah ibu kandungnya, oleh karena itu dia memiliki kebencian yang besar. Tapi mana mungkin seorang wanita terbelakang dapat melakukan itu?

Dan juga aku tidak meragukan perkataan kak Yang Qin sedikitpun.

Shang Yi terdiam beberapa saat, kemudian dia membuka mulutnya dan berkata, "Tidak peduli apapun kebenarannya, kita harus pergi ke rumah keluarga Su untuk menyelesaikan ini semua."

"Baiklah, kalau begitu kamu bawa hantu bayi itu kesana."

Shang Yi terkejut mendengar perkataanku dan bertanya, "Kamu tidak ikut?"

"Kenapa aku harus pergi?"

"Aku rasa hantu bayi itu mendengarkan perkataanmu, lebih baik kamu juga ikut pergi. Tenang saja, selama ada aku, kamu pasti aman."

"..."

Shang Yi berhasil meyakinkan tante Ji Li bahwa ia akan menjagaku dengan baik. Akhirnya Shang Yi, diriku, dan hantu bayi bersama-sama pergi ke rumah keluarga Su.

Mobil Shang Yi di parkir di luar desa. Karena jalanan desa begitu sempit, mobil tidak dapat lewat. Itulah mengapa tadi tante Ji Li dan Shang Yi berjalan kaki saat tiba di rumahku.

Setelah kami semua masuk ke dalam mobil, tidak terkecuali hantu bayi, Shang Yi memberikan aku sebuah jimat dan berkata, "Bawa ini, tapi malam ini jangan kau gunakan dulu penutup matamu."

"Aku tidak akan kuat jika aku tidak memakai penutup mataku."

Saat aku membayangkan dapat bertemu dengan hantu menakutkan dimana saja dan kapan saja, aku menjadi panik dan jantungku berdetak sangat kencang.

Beberapa tahun ini hidupku menjadi lebih damai karena tidak menemui dengan bahaya besar, semua itu berkat penutup mata dari Shang Yi dan keberadaan kak Yang Qin. akan tetapi, tidak sedikit juga hal-hal yang cukup menakutkan terjadi di sekitarku.