Aku mendengar suara teriakan dari lantai atas, aku bangkit berdiri dan berlari menuju tangga untuk pergi ke asal suara itu.
Saat tiba di lantai 2, ada seorang wanita dengan rambut acak-acakan mengenakan pakaian tidur sedang berlari di koridor. Wajahnya cantik, dan dapat terlihat bahwa dia sedang ketakutan.
Aku menebak wanita ini adalah Su Yulan.
"Ada hantu, ada hantu!" teriak wanita itu sambil berlari ke arahku.
Tapi seolah Su Yulan tidak melihatku. Dia menabrakku dan segera berlari menuruni tangga seperti sedang berlari dari bahaya dan berusaha menyelamatkan dirinya.
Dia melihat tubuh tuan Su dan menangis sambil berteriak, "Ayah, ada hantu, ada hantu!"
Mendengarnya membuat bulu kudukku berdiri.
Kemudian aku kembali melihat ke arah koridor, aku melihat hantu bayi sedang berjalan selangkah demi selangkah menuju ke arahku. Tubuh dan wajahnya terlihat mengerikan, seperti saat aku pertama kali melihatnya. Dari tubuhnya terpancar kebencian yang amat besar, benar-benar terlihat seperti roh jahat.
"Kamu mengambil kesempatan untuk merasuki tubuhku saat aku tidur! Dimana cincinku?"
Hantu bayi itu tersenyum ke arahku, kemudian melemparkan sesuatu ke arahku. Benda itu terlihat bersinar dan saat terjatuh di dekat kakiku aku dapat melihatnya itu adalah cincin perak pemberian kak Yang Qin. Aku segera mengenakannya, dan dalam sekejap hantu bayi itu berdiri di hadapanku.
Aku melangkah mundur dan punggungku terbentur susuran tangga yang dingin. Aku dapat merasakan sakit pada punggungku.
"Aku peringatkan, jangan campuri urusanku. Pergi kamu dari sini!" kata hantu bayi itu memperingatkanku dengan nada tegas
Aku menelan air ludahku dan aku dapat merasakan keringat mengalir di wajahku.
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi aku yakin dia yang membunuh tuan Su.
"Apa yang akan kamu lakukan?"
"Aku ingin membunuh seluruh anggota keluarga Su, hingga tidak ada lagi orang yang akan menggunakan nama keluarga Su."
Mendengar perkataannya membuat jantungku berhenti berdetak dan aku sontak berteriak, "Jangan melakukan hal bodoh!"
Hantu bayi melihat ke arahku tanpa mengatakan apapun. Aku melanjutkan kalimatku dan berkata, "Kamu ingin bertemu dengan ibumu kan? Kamu sudah bertemu dengannya, kamu sudah memenuhi keinginanmu. Biarkan Shang Yi membantumu untuk dapat pergi dengan tenang."
"Dasar perempuan bodoh! Tujuan utamaku bukan untuk bertemu dengan ibuku, tapi untuk membunuhnya."
Perkataan hantu bayi itu membuat punggungku merinding.
Jadi selama ini keinginan untuk bertemu dengan ibunya adalah agar dapat membunuh seluruh keluarga Su.
Apa yang dikatakan Shang Yi benar, kebencian dalam diri hantu bayi sangat besar dia bukan hantu yang baik dan aku aku terlalu bodoh hingga percaya kepadanya.
"Jangan mendekat! Kamu sudah melukai orang lain, kamu tidak akan bisa reinkarnasi dan pasti di hukum di neraka lantai 18!"
Awalnya dia adalah hantu yang membawa kebencian, tapi jika dia dapat melepaskan kebenciannya dia akan dapat reinkarnasi dan menghindari hukuman.
Tapi hantu bayi malah tertawa dingin dan berkata: "Aku tidak peduli! Aku adalah bayi gaib yang seharusnya tinggal di dunia kegelapan, tapi dengan aku wujud asliku pasti para penghuni dunia kegelapan akan mengejekku. Apapun yang terjadi, ibu kandungku harus menebus kesalahannya dengan nyawanya."
Aku rasa aku tidak akan dapat menghentikan keinginan hantu bayi untuk membunuh ibunya. Aku memiliki 2 benda yang dapat aku gunakan untuk menghentikannya. Yang pertama adalah jimat pemberian Shang Yi, jimat itu akan dapat menahannya. Yang kedua adalah pedang roh yang dapat aku keluarkan dari cincin perak pemberian kak Yang Qin . Aku dapat menusukkan pedang perak itu ke tubuh hantu bayi, tapi aku takut dia akan berusaha kabur.
Dan juga aku tidak mengetahui seberapa besar kemampuan pedang roh itu, selain dapat mengusir hantu yang merasuki tubuh seseorang, kak Yang Qin pernah mengatakan pedang hantu ini dapat digunakan sebagai senjata untuk membunuh hantu. Tapi itu hanya ingatanku saja, aku tidak yakin apakah kak Yang Qin benar-benar pernah mengatakan itu. Saat dia menjelaskan tentang pedang roh aku sedang mengantuk, jadi aku tidak ingat dengan jelas apa yang dikatakannya.
Tapi setidaknya kau harus mencobanya. Aku harus membantu Su Yulan keluar dari villa ini untuk menggagalkan rencana hantu bayi.
Aku mengulurkan tangan dan menarik hantu bayi, saat itu wajahnya terlihat sedang merencanakan sesuatu. Tiba-tiba ada cahaya yang keluar dari tubuhnya, dalam sekejap dia menghilang dari hadapanku dan sudah berada di lantai 1 dan berdiri di hadapan Su Yulan.
Su Yulan masih berada di dekat tubuh ayahnya sambil menangis dan berteriak-teriak.
Saat itu hari beranjak pagi, langit mulai terang.
Aku dengan cepat menuruni tangga kemudian mengeluarkan jimat yang ada dalam penutup mataku dan berencana untuk menahan hantu bayi itu dengan jimat pemberian Shang Yi itu. Tapi aku tidak dapat menandingi kecepatannya, saat aku akan menempelkan jimat itu di tubuh hantu bayi dalam sekejap dia sudah berada di belakang Su Yulan. Kemudian dia mencekik leher Shu Yulan dengan erat dan mengangkatnya ke udara. Dalam sekejap Su Yulan tidak dapat bernafas dan kakinya mulai meronta-ronta.
"Ayah, ada hantu, ada hantu…"
Su Yulan nampaknya hanya dapat mengatakan 1 kalimat itu, dia benar-benar seperti yang dikatakan Shang Yi, Su Yulan memang mengalami keterbelakangan.
Aku khawatir hantu bayi akan benar-benar membunuh Su Yulan, aku berusaha bernegosiasi sekali lagi, "Kamu jangan gegabah. Lepaskan dia, cepat lepaskan dia!"
Senyum kemenangan terlihat pada wajah hantu bayi itu, senyum yang menunjukkan dia merasa puas telah berhasil melukai ibunya dan akan segera membunuh ibunya. Dia mencekik Su Yulan semakin erat. Wajahnya semakin bertambah merah, bola matanya tidak berhenti bergerak. Jika ini dibiarkan, Su Yulan akan benar-benar meninggal.
Saat itu aku hanya dapat berpikir cara menyelamatkan Su Yulan. Aku segera mengeluarkan pedang roh dan menusukkannya ke arah hantu bayi.
Hantu bayi itu dengan cepat berputar dan menggunakan tubuh Su Yulan untuk menahan tusukan pedang roh. Tapi pedang yang tajam itu malah menembus tubuh Su Yulan dan dia tidak terluka sedikitpun.
Aku menjadi lega dan bersemangat saat mengetahui bahwa pedang roh ini hanya akan melukai roh jahat dan tidak akan dapat digunakan untuk melukai manusia. Menyadari hal ini sekali lagi aku berusaha menusuk hantu bayi dengan pedang roh ini.
Demi menyelamatkan dirinya, dia melepaskan Su Yulan dan kabur.
Su Yulan jatuh dan terbatuk-batuk, tapi aku tidak memiliki waktu untuk menanyakan keadaannya karena aku harus segera mengejar hantu bayi yang sedang kabur.
Hantu bayi berlari dengan cepat hingga menabrak seluruh barang yang ada di dalam villa itu dan membuat keadaan villa menjadi kacau balau. Banyak pajangan yang jatuh dan pecah, berserakan di lantai.
Hantu bayi itu dengan gerakan yang amat cepat berusaha menghindari seluruh seranganku.
Aku berjuang keras mencari keberadaannya, tapi dia terlalu cepat hingga mataku tidak bisa mengikuti pergerakannya.
"Kak, aku sudah bersikap baik dengan tidak membunuh kakak karena kakak mau membantuku. Tapi sekarang kakak malah ikut campur urusanku, aku tidak akan sungkan lagi membunuhmu."
Hantu bayi itu memperingatkan aku.
Suaranya seperti berasal dari seluruh arah, menggema di seluruh ruangan. Tapi aku tidak bisa melihat jejaknya, aku hanya dapat melihat bayangan hitam yang terus bersinar di sekitarku.
Bayangan itu terus berputar mengelilingiku, membuatku pusing dan serasa ingin muntah.
"Berhenti berputar mengelilingiku, kita bisa membicarakan ini baik-baik kan?"
"Tidak! Kematianku terjadi karena keluarga Su. Su Yulan, dia sudah membuangku hingga aku mati. Keluarga Su lah yang membawa Su Yulan ke sumur itu kemudian membuangku. Saat itu aku masih hidup tapi mereka malah membunuhku dan aku mau mereka semua membayar untuk itu!"
Suara hantu bayi itu penuh kebencian, kemudian tiba-tiba terdengar suara tangisan. Mendengar tangisannya membuat hatiku sakit, seolah dapat merasakan kesedihan dan kebencian yang dia rasakan.
Aku tidak tahu kenapa, tapi pergerakannya semakin lama semakin pelan. Akhirnya mataku dapat melihat tubuhnya. Aku berusaha menusuk tubuhnya dengan pedang roh tapi aku gagal mengenai sasaran.