Chereads / Mata Ketiga / Chapter 26 - Hari libur 6

Chapter 26 - Hari libur 6

Setelah itu, 2 hari berlalu tanpa terjadi apa-apa. Pada hari ketiga, tante Ji Li mengatakan bahwa malam ini Shang Yi akhirnya akan datang.

Aku berada di rumah seperti biasa, karena tanpa penutup mataku akan melihat seluruh hantu yang ada di desa. Dan kebetulan matahari juga sangat terik sehingga aku semakin enggan keluar rumah. Bukan berarti siang hari tidak ada hantu, tapi memang pada saat siang hari, para hantu lebih suka bersembunyi di tempat yang gelap.

Hari mulai gelap dan aku terus menanti kedatangan Shang Yi. Tante Ji Li sudah pergi ke pintu masuk desa untuk menyambut kedatangannya.

 Aku di rumah berjalan kesana kemari, gelisah menunggu Shang Yi. Hantu bayi itu terus melihat ke arahku dan berbicara kepadaku, tapi aku mengabaikannya.

Aku merasa tersiksa berada di satu ruangan dengan hantu bayi itu. Setiap malam dia selalu menangis membuatku dan tante Ji Li tidak dapat tidur dengan nyenyak. Semoga setelah kedatangan Shang Yi, semua penderitaan ini akan berakhir.

Lin Xiao masih terbaring kaku. Tubuhnya juga belum dapat kembali seperti semula, hanya bagian perutnya saja yang sudah mengempis..

"Apakah Shang Yi benar-benar bisa membantuku?" Tanya hantu bayi.

Aku melihat ke arahnya dan melihat wajahnya yang menakutkan.

"Pasti bisa."

"Kalau dia tidak mau membantu?"

"Jangan menanyakan hal yang belum pasti terjadi."

"..."

Saat itu aku mendengar suara pintu pagar yang terbuka. Pagar rumahku tidak digembok dan terbuat dari besi tua, sehingga setiap membuka dan menutup pagar akan terdengar suara besi tua yang berdecit.

Saat mendengar suara itu, aku mengira tante Ji Li telah tiba. Aku segera keluar rumah untuk menyambut kedatangan mereka. Namun ternyata bukan tante Ji Li dan Shang Yi yang membuka pintu pagar itu tapi si gendut dan Ziyang.

Mereka berdua menyapaku.

Si gendut berkata, "Aku dengar Lin Xiao ada di rumahmu."

"Hm."

Kedua orang itu masuk ke dalam rumah. Ziyang melihat seseorang yang sedang berbaring di atas tempat tidur: "Itu Lin Xiao?

"Hm."

"Aku tidak dapat mengenalinya. Mengapa dia bisa seperti ini?" tanya Ziyang sambil menunjuk ke arah Lin Xiao.

Dia menggunakan jarinya untuk menekan tubuh Lin Xiao, terlihat bagian tubuh yang ditekan menjadi cekung dan tidak kembali seperti semula.

Ziyang merasa ini cukup menyenangkan hingga dia menekan-nekan tubuh Lin Xiao sembarangan.

"Jangan seenakmu sendiri." Kataku dengan tidak sabar.

Ziyang menjawab tanpa berpikir, "Memangnya kenapa? Bukankah tantemu sudah meminta bantuan orang hebat?"

Aku tidak tahu darimana Ziyang mendengar kabar itu, tapi memang tidak mengherankan jika rumor cepat beredar di desa sekecil ini. Dan lagi si gendut dan Ziyang ini suka mendengarkan gosip-gosip di desa.

"Pokoknya jangan aneh-aneh." Aku memperingatkan Ziyang sekali lagi.

Ziyang mencibirkan bibirnya dan menjawab, "Baiklah, aku tahu."

Akhirnya Ziyang tidak lagi menekan-nekan tubuh Lin Xiao. Aku keluar ke halaman dan masih belum melihat tante Ji Li dan Shang Yi.

Shang Yi sangat menyukai uang, aku tidak tahu berapa banyak uang yang dihasilkannya dalam 2 hari terakhir ini.

Tiba-tiba aku mendengar suara si gendut dan Ziyang dari dalam rumah.

"Apa ini?"

"Sebuah jimat."

"Aku pernah mendengarnya, tapi ini pertama kalinya aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri."

"Jangan dipegang sembarangan."

"Aku kan hanya melihat."

Aku memiliki firasat buruk. Semoga mereka tidak melakukan sesuatu dengan jimat itu dan membuat hantu bayi itu bisa bergerak bebas. Aku bergegas kembali ke dalam ruangan. Aku melihat Ziyang mengulurkan tangannya seperti hendak mengambil jimat yang ada di atas perut Lin Xiao.

Aku kaget dan membentaknya, "Jangan pegang itu!"

Tapi aku terlambat, Ziyang sudah mengambil jimat itu dari perut Lin Xiao.

"Cepat kembalikan jimat itu!"

Aku berteriak ke arah Ziyang dan dia melihatku dengan wajahnya yang tolol. Saat aku melihat ke arahnya, hantu bayi itu sudah berdiri di depannya. 

Ziyang tidak dapat melihat hantu bayi itu.

"Cepat kembalikan jimat itu kembali ke tempatnya!" Teriakku sekali lagi kepada Ziyang.

Ziyang menggoyang-goyangkan tangannya tanpa mempedulikan kata-kataku sedikitpun. Dan tiba-tiba jimat itu terlepas dari tangannya, perlahan jatuh ke lantai.

Hantu bayi itu tersenyum mengerikan ke arahku. Dalam sekejap dia sudah merasuki tubuh Lin Xiao. Tiba-tiba Lin Xiao bangkit duduk.

Lin Xiao turun dari tempat tidur. Kedua tangannya mendorong Ziyang dan si gendut dengan keras. Lin Xiao berjalan perlahan ke arahku. Wajahnya pucat tanpa ekspresi. "Sekarang kamu memiliki 2 pilihan: kamu mau membantuku bertemu dengan seseorang atau aku akan membunuhmu."

Dia mengatakannya dengan nada mengancam.

Melihat kejadian itu, wajah si gendut dan Ziyang berubah menjadi pucat pasi. Ziyang dengan gemetar bertanya kepadaku: "Apa yang terjadi? Apa maksud perkataan Lin Xiao?"

"Dia bukan Lin Xiao, aku kan sudah bilang jangan menyentuh jimat itu!"

Ziyang benar-benar mengacaukan semuanya, ingin rasanya aku menghampirinya dan menamparnya keras-keras hingga terpelanting. Tapi semua sudah terjadi, aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Aku menjawab hantu bayi itu sambil berusaha untuk tetap tenang, "Aku akan membantumu, tapi kamu harus berjanji tidak akan melukai siapapun."

"Jika kamu menepati perkataanmu, aku berjanji tidak akan melukai siapapun."

Aku harus menahannya di sini sampai tante Ji Li dan Shang Yi datang. Aku menjawab, "Oke, kamu bisa mempercayai perkataanku."

"Lalu apa yang kamu tunggu? Kita pergi sekarang."

Dia berjalan menghampiriku yang sedang berdiri di depan pintu dengan langkah besar. Dia melihatku seperti memerintahkanku untuk mengikutinya.

Aku melihat ke arah Ziyang, tapi dia malah sedang saling berpelukan dengan si gendut. Aku tidak mengatakan apapun dan sepertinya mereka sudah tahu bahwa Lin Xiao kerasukan hantu.

Aku mengikuti Lin Xiao berjalan keluar, untuk mengalihkan perhatiannya aku bertanya, "Kamu ingin bertemu dengan siapa?" Disaat yang sama, aku memutar cincin perak pemberian Yang Qin di balik punggungku, aku memutarnya ke kiri 3 kali dan ke kanan 3 kali.

Kami sudah berjalan hingga di depan pagar saat tiba-tiba Lin Xiao berhenti. Matanya melihat ke arah simbol yang tertempel di pintu gerbang. Dengan suara yang mengerikan ia berkata, "Lepaskan benda itu."

Aku pun menjawab, "Kamu sedang di dalam tubuh Lin Xiao, benda itu tidak akan dapat menahanmu."

"Apakah itu benar?"

Dia mempercayai perkataanku dan mulai melangkahkan kakinya. Aku memanfaatkan kesempatan ini dan melihat cincin perakku sudah berubah menjadi pedang roh.

Hatiku bahagia karena dengan aku menusukkan pedang roh ini ke tubuh Lin Xiao makan hantu bayi itu akan keluar dari tubuh Lin Xiao. Tapi di sisi lain aku takut pedang ini akan melukai Lin Xiao, aku menjadi ragu-ragu.

Saat aku melihat Lin Xiao sudah berada di depan pintu pagar, aku mendengar suara tante Ji Li dan Shang Yin dari kejauhan. Aku berteriak ke arah Lin Xiao, "Tunggu dulu!"

Aku tidak bisa mengeluarkan dia sekarang, jika dia keluar sekarang aku khawatir akan sulit untuk mengendalikannya lagi.

Lin Xiao menoleh ke belakang melihatku dan bertanya, "Ada apa?"

"Setelah aku pikir-pikir, aku lebih baik melepaskan simbol itu dari pintu. Aku takut…"

Saat itu raup wajah Lin Xiao berubah, dia melihat ke arah tangan yang ku sembunyikan di belakang punggung. Alisnya naik menunjukkan ekspresi curiga. Akhirnya dia mendengar suara tante Ji Li yang sedang berbicara dengan. Seketika itu wajahnya berubah menjadi menyeramkan.

"Kau berani membohongiku?!"

Dia dengan cepat mengulurkan tangannya dan mencekik leherku.