Tangan kecil Jiang Mianmian lalu dengan mudah dikunci oleh Zhan Muqian. Wajahnya sedikit melunak karena pergelangan tangannya terasa sakit. Panglima perang tidak bermaksud untuk menyakitinya, namun gadis itu sudah menatapnya dengan dingin. Telapak tangannya yang hangat melilit pergelangan tangannya, lalu dengan lembut menggosoknya dua kali, dia kemudian mengeluarkan suara merayu dan berkata, "Menyakitkan, ya?"
Jiang Mianmian mengangkat kepalanya, dia memelotot dengan marah dan menarik tangannya dengan keras. Setelah itu, dia membalikkan badan dan bergegas naik ke tangga. Sesampainya di kamar, dia membanting pintu dan menguncinya. Bajingan tua! Umpatnya dalam hati. Dia bersandar di pintu kamar, telinganya masih dipenuhi dengan nada sarkastik Zhan Muqian. Dia begitu mencintai harga dirinya sehingga sangat membenci orang lain yang membicarakan tentang Zhan Qiyou di depannya, panglima perang jelas bermaksud untuk memancing dan membuatnya kesal. Sebenarnya, dia tidak mengerti apakah dia membenci Zhan Muqian atau membenci keponakannya, Zhan Qiyou.
***
Akibat pertengkaran yang terjadi, Jiang Mianmian mengurung diri di kamar dan tidur sepanjang hari. Setelah bangun, dia melihat beberapa panggilan tidak terjawab dari Gong Xiaoqi. Kemudian mereka sepakat untuk bermain dan Gong Qiao pun langsung pergi untuk menjemputnya.
Jiang Mianmian baru pulang ke rumah pukul 2 pagi karena merasa sangat marah pada Zhan Muqian sejak siang hari. Dia pun tidak memiliki nafsu makan di perutnya sehingga tidak makan banyak, dia juga tidak minum banyak bir, namun untuk merokok sudah tidak bisa dihitung berapa batang yang dihabiskannya.
Sesampainya di rumah Jiang Mianmian kembali merokok, sebenarnya dia tidak memiliki kecanduan merokok, dia hanya ingin melakukannya saja. Ketika menyalakan rokok, terlintas di pikirannya gambaran Zhan Muqian yang akan mengikat kepala dan kakinya kemudian menindasnya. Dia tidak akan mungkin pulang dan menyuruh berhenti merokok, jadi aku tidak perlu berhenti merokok. Aku akan terus merokok sampai puas! Aku tidak takut jika harus bertengkar dengannya. Lagipula dia kan punya tunangan, bahkan seorang putra kecil yang tidak diduga, kenapa dia harus memikirkanku?
Batinnya.
Tiba-tiba…
Terdengar seseorang mendorong gerbang dan berjalan memasuki teras, seketika jantung Jiang Mianmian berdegup sangat kencang, mata lincahnya melihat sekeliling, untungnya, tidak ada satu orang pun di ruang tamu. Pelayan di vila itu kemungkinan besar sudah tidur, kemudian dia langsung berjingkat pergi ke atas menuju kamar tidurnya. Sesampainya di kamar, dia menyalakan lampu, lalu melemparkan tas dan ponselnya. Setelah itu, dia membuka pengait rok dan melepaskannya, tak lupa pula pakaian dalamnya serta korset yang digunakannya. Korset itu sangat ketat hingga dia kesulitan untuk benapas. Apakah ukurannya yang salah? Atau badanku yang bertambah gemuk sih? Batinnya.
Otak kecil Jiang Mianmian berpikir dengan cepat dalam keadaan itu, dia akhirnya bergegas ke kamar mandi tanpa menggunakan alas kaki. Tiba-tiba terdengar suara memikat dari seorang pria yang seolah meledak seperti petir di udara yang dingin saat ini, "Aku masih ingat untuk pulang."
Jiang Mianmian yang tengah mengarahkan tangannya ke belakang untuk melepaskan bra langsung menjerit dalam hati.
Ketika menoleh, dia melihat sosok seorang pria di dekat jendela.
Seketika pipi Jiang Mianmian menjadi merah, rasanya sekujur tubuhnya dari leher hingga ke kaki terbakar. Dia lalu berkata, "Kamu… Apa kamu sedang bermain hantu-hantuan dan menakutiku di malam hari?!
Rupanya sosok pria itu adalah Zhan Muqian, dia terlihat keren dan gagah dengan mengenakan jubah abu-abu gelap. Terlihat gelas kristal bersandar di meja dan juga setengah botol vodka.
Jiang Mianmian buru-buru mengenakan kembali bra dan roknya saat melihat Zhan Muqian. Dia melebarkan matanya dan juga menggigit bibirnya karena ketakutan, bahkan betisnya pun jadi gemetaran. Jelas-jelas aku adalah macan tutul betina kecil yang tangguh. Kenapa aku bisa merasa begitu lemah? Batinnya.
Zhan Muqian menampakkan wajah tanpa ekspresinya seperti biasa, tangannya terlipat di dada dan dia bersandar di jendela dengan kaki panjangnya tegak. Penampilannya membuatnya tampak seperti model terkenal dari majalah fesyen. Melihat pemandangan indah itu, Jiang Mianmian berkata dalam hati, Benar-benar tampan!
"Merokok, minum dan bermain di bar dengan teman-teman berandal hingga pagi hari. Jiang Mianmian, bagaimana menurutmu aku harus menghukummu? Tutur Zhan Muqian dengan nada serius.