Pikiran Jiang Mianmian sangat kacau, dia hanya ingin segera kembali ke ruangan tempat Gong Qiao dan teman-temannya yang lain berada. Dia berlari sangat kencang sambil sesekali berpegangan pada dinding saat mulai kehilangan keseimbangan. Ketika berlari dia sempat mendengar dua gadis muda yang lewat saling berbisik, "Nona Ruan benar-benar cantik, sangat beruntung jika bertemu dengannya. Aku pikir, dia lebih cantik daripada Jiang Li… Wanita paling terkenal di Jincheng itu terlihat jauh lebih rendah jika dibandingkan dengannya!"
Gadis satunya berkata, "Benar sekali, kalau tidak cantik mana mungkin dia bisa dapat penghormatan untuk bersanding dengan panglima perang? Kamu lihat tidak? Barusan anak kecil itu memanggil ibu pada Nona Ruan dan memanggil ayah pada panglima perang. Dengar-dengar panglima perang tidak dekat wanita manapun sepanjang tahun ini, mungkin Nona Ruan adalah simpanan yang disembunyikan di rumah mewah. Apakah mungkin anak laki-laki itu adalah anak haram mereka?"
"Anak haram?" Suara gadis yang satu terkejut namun juga menunjukkan sedikit keraguan. "Anak itu tampaknya berusia empat atau lima tahun, benarkah panglima perang dan nona Ruan… Menteri Luar Negeri Qianjin dan panglima perang wilayah militer diam-diam memiliki buah hati terlarang? Ckck, ya sudahlah mari kita berhenti membicarakan hal-hal seperti itu..."
Jiang Mianmian pun telah kembali ke ruangan tempat Gong Qiao dan teman-temannya berada, lalu dia duduk dengan wajah muram. Gong Qiao menepuk pundaknya dan bertanya, "Ada apa denganmu Kak Mianmian?"
Jiang Mianmian mengabaikannya, dia malah mengambil sebotol anggur merah, lalu meneguknya beberapa kali. Bajingan! Kalau Zhan Muqian memiliki anak haram, kenapa dia tidak mengatakan apapun, bukankah itu merupakan perkawinan tersembunyi? Fakta mengerikan baru saja terungkap… dia tidak akan bisa menyangkalnya. Cerai! Aku harus minta cerai! Batinnya.
Wanita itu adalah Menteri Luar Negeri Qianjin? Marganya Ruan? Jiang Mianmian masih saja sibuk dengan pikirannya. Nama Ruan Qingtong akhirnya muncul dibenaknya. Dalam dua tahun terakhir, gadis seksi yang muncul dengan status Menteri Luar Negeri Qianjin menjadi perdebatan hangat, berita itu tersebar di seluruh saluran televisi nasional maupun internasional.
Tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu ruangan tersebut.
Gong Xiaoqi pun segera berlari ke pintu, beberapa detik kemudian dia menoleh dan melirik ke arah Jiang Mianmian. Dia seolah memahami tatapan temannya itu dan langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk menghindari sosok yang datang, tiba-tiba dia tersadar bahwa ponselnya tertinggal.
Terlihat sosok panglima perang yang tinggi masuk ke dalam ruangan para gadis itu, semua yang ada di dalamnya menjadi kebingungan. Gong Qiao berdiri dengan sopan untuk menyapa, "Paman Zhan, ini kebetulan sekali. Apakah Anda memiliki waktu luang hari ini? Ini benar-benar sambutan istimewa bagi kami para anak muda kedatangan tamu seperti Anda."
Wajah tampan dan dingin Zhan Muqian tetap tanpa ekspresi, walaupun dia telah minum beberapa gelas anggur, tetapi sikapnya sangat tenang dan tidak terlihat mabuk. Dia tampak seperti sedang melakukan perjalanan khusus untuk menangkap seseorang, seisi ruangan itu diperiksa olehnya dan matanya dengan tajam melihat kesana kemari, lalu dia bertanya dengan dingin, "Di mana Jiang Mianmian?"
Gong Xiaoqi menyeringai dan berkata, "Paman Zhan, Mianmian tidak ada disini. Dia mengatakan akan mengulang apa yang telah dipelajarinya baru-baru ini di rumah. Bagaimana dia bisa berada disini…"
Sebelum Gong Xiaoqi menyelesaikan perkataannya, Zhan Muqian menemukan ponsel Jiang Mianmian di atas meja makan. Dahi semua orang yang ada di ruangan itu pun mengeluarkan keringat dingin melihat hal tersebut. Gong Qiao yang tampak gugup dan kebingungan bagaimana cara menghadapi suami istri yang sedang bertengkar itu lalu berkata dengan nada yang rendah, "Paman Zhan, Kak Mianmian sedang terburu-buru…"
Di sisi lain, Jiang Mianmian tidak berani bergerak sedikit pun di dalam kamar mandi, dia hanya bisa membungkuk di belakang pintu dan mendengarkan suara yang ada di luar. Dia jelas-jelas tidak melakukan kesalahan, namun dia juga tidak mengerti mengapa takut pada Zhan Muqian. Dia tidak melahirkan anak laki-laki secara diam-diam di belakangnya, sebaliknya pria itu lah yang melakukannya.
Zhan Muqian di luar pintu kamar mandi membungkuk untuk mengintip, kemudian mengetuk pintu sebanyak tiga kali dengan jari-jarinya yang panjang. Lalu dia memerintah dengan berteriak, "Buka pintunya!"
Tangan lembut Jiang Mianmian memegang dadanya karena terkejut mendengar teriakan itu. Ya Tuhan! Aku tidak berani membuka pintu itu, lagipula kenapa juga aku harus membuka pintu? Pikirnya. Dia tetap diam dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun, dia hanya mendengarkan Zhan Muqian di luar pintu dari dalam dan berusaha menahan untuk tidak mengeluarkan cibiran.
"Aku akan memberimu waktu tiga detik, jika kamu tidak kunjung keluar kamu akan tahu apa akibatnya. Aku tahu kamu minum, kamu sudah berjanji padaku untuk berhenti merokok dan minum. Jiang Mianmian, apakah kamu benar-benar tidak punya rasa takut?" Kata Zhan Muqian dengan nada mengancam.
Wajah Jiang Mianmian yang berada di dalam ruangan sempit itu tiba-tiba terasa panas seolah terbakar, dia takut Zhan Muqian akan mengatakan sesuatu yang memalukan di depan teman-temannya. Dimana akan aku taruh wajahku kalau sampai pria itu mengatakannya? Dimana?! Batinnya menjerit.
Jiang Mianmian menyerah dan akhirnya membuka kunci pintu kamar mandi. Zhan Muqian pun segera masuk dan menyeret tubuh mungil istrinya itu ke meja makan. Jari-jari panjangnya mengangkat dagu gadis itu dan berkata, "Berapa banyak yang kamu minum? Kalau tidak mau jujur… Aku akan menghukummu disini, tidak masalah bagiku."