Kedua tangan lembut Jiang Mianmian mendorong dengan keras dada kekar Zhan Muqian, "Menjauhlah dariku! Jangan terlalu dekat…"
Zhan Muqian sudah beberapa hari tidak melihat Jiang Mianmian. Ketika melihatnya hari ini, dia memperhatikannya dari atas hingga bawah. Jaket dan kaus yang dikenakannya masih tertutup, namun saat pandangan matanya jatuh pada rok yang dipakainya, tatapannya berubah menjadi dingin.
Jiang Mianmian mengenakan pakaian yang terbilang biasa hari ini, dia belum mengganti pakaiannya sejak pulang sekolah. Dia menggunakan kaus putih dan rok koboi bertali, busana itu membuatnya terlihat bersih dan tampak seperti gadis polos. Namun, dia membiarkan dua kaki putihnya telanjang karena tidak memakai kaos kaki panjang, hal itu lah yang membuat sang pria marah.
Zhan Muqian membalikkan tubuh Jiang Mianmian dan memaksanya untuk menatap cermin, membuatnya sedikit terjepit oleh tubuh besar pria itu. Dia kemudian menatap cermin dengan penuh kemarahan, rasanya ingin sekali menendangnya dengan kakinya. "Apa yang kamu lakukan? Zhan Muqian, jangan gerakkan tanganmu…" Ucapnya.
Telapak tangan Zhan Muqian yang besar dengan paksa mengerahkan kekuatannya, entah bagaimana sabuk tali dari rok yang dikenakan Jiang Mianmian terlepas dari belakang, membuatnya berteriak dan berusaha mencoba menjangkau tali sabuknya.
Tapi usahanya itu terlambat...
Dua tali itu terlepas sehingga membuat roknya longgar dan jatuh ke tanah, kakinya yang panjang dan putih pun terlihat seutuhnya. Dari pantulan cermin, wajah kecil Jiang Mianmian tampak memerah, dia menatap Zhan Muqian penuh kemarahan hingga menggertakkan giginya. Kalau bukan karena mengunci lengannya, dia pasti dapat meraihnya.
Zhan Muqian tertawa keras melihat apa yang telah dilakukannya, tatapan matanya tidak dapat dijelaskan, namun tampak sedikit kecemburuan dan kemarahan. Kemudian dia mengangkat tangannya dan memukul pinggul Jiang Mianmian dan berkata, "Biarkan aku melihat pahamu dan melihatmu tidak menggunakan rok, mulai sekarang dan seterusnya kamu tidak usah lagi memakai rok."
Mendengar hal itu, wajah Jiang Mianmian menjadi pucat, kali ini dia benar-benar marah. Dia mencoba melawan menggunakan tangan dan kakinya, dia melayangkan sebuah tinju, namun hal itu membuat Zhan Muqian terlihat sangat malu sehingga kemarahannya bertambah. Dia menyeret tubuh gadis kecil itu, kemudian membaringkannya di atas meja makan, lalu kedua tangannya dipelintir dari belakang.
Jiang Mianmian mencoba menendang Zhan Muqian dengan kakinya, tetapi dia tiba-tiba sadar dan tidak melakukan tendangan lebih jauh karena roknya telah terjatuh di tanah. Dia kemudian mencoba menyerangnya dengan kukunya, namun pria itu malah mencengkeram pergelangan tangannya lebih keras lagi hingga rasanya tangannya akan patah. Tak berhenti sampai di situ, dia mencoba memukul sang panglima perang dengan dahinya, tetapi saat dia memutar tubuhnya malah membuat posisi mereka terlihat ambigu dan sangat memalukan.
"Zhan Muqian, bajingan! Kamu benar-benar berengsek!"
Zhan Muqian perlahan-lahan tersenyum, napasnya yang seperti seorang pembunuh berhembus tepat di antara alis dan mata Jiang Mianmian, dia kemudian berkata dengan lembut dan menggoda, "Baiklah, kita tidak usah berkelahi. Kamu seorang gadis, kalau ada yang ingin kamu katakan, katakan dengan baik, jangan bersikap kasar."
Apakah itu masuk akal? Untuk tidak bersikap kasar dalam situasi seperti ini? kata Jiang Mianmian dalam hati. Dia sangat marah, hidungnya pun terasa sakit. Dia menegakkan lehernya dan mengambil napas panjang lalu berkata, "Bisakah kamu melepaskanku dulu!"
Zhan Muqian melonggarkan tubuhnya dan berhenti mengancam Jiang Mianmian. Dia lalu menjulurkan tangannya dan membungkuk untuk mengambil roknya. Tak menunggu lama, dia langsung menyambar roknya dan segera memakainya untuk menutupi kakinya yang putih. Untungnya, karena menggunakan rok pendek, dia juga merangkap memakai celana pendek hitam. Dia tampak sangat marah hingga dadanya naik turun, napasnya yang keras terdengar oleh suaminya itu.
Hati nurani Zhan Muqian kemudian tergerak dan berpikir mungkin dia sudah keterlaluan hari ini. Kemudian dia menyentuh kepala Jiang Mianmian dan berkata dengan lembut, "Sayang, aku akan membantumu memakainya, oke?"
Mata Jiang Mianmian menunjukkan sinar kemarahan dan berkata, "Kau melewati batas! Aku minta cerai! Aku tidak ingin menikahi pria tua yang sudah punya anak! Zhan Muqian, aku baru berusia 18 tahun. Aku tidak ingin menjadi ibu tiri untuk anakmu! Pergi saja ke neraka!"
"Anak?" Ucap Zhan Muqian yang mengernyitkan alisnya.
"Aku sudah tahu, kamu memiliki anak haram dengan Menteri Luar Negeri Qianjin bernama Ruan. Zhan Muqian, kamu telah berselingkuh!"