Kemudian, Lu Liye memasukkan sebatang rokok ke mulutnya dan membantu Lin Xiaoyu mengocok kartunya. Dia lalu berkata kepada Chi Zuxu, "Paman, di masa depan, jangan menindas dewiku ya… Kalau tidak, aku tidak bisa menjamin, aku akan merebut dewiku darimu saat hatiku tergerak."
Satu kalimat dan semua orang tahu bahwa Lu Liye sedang bercanda. Namun, semua orang mengerti bahwa kali ini jelas bukan hanya candaan. Sementara itu, raut wajah Lin Xiaoyu sama sekali tidak berubah, namun satu bagian di dalam hatinya terasa sakit. Dia juga tidak mengerti perasaan seperti apa itu. Rasa sakit itu samar-samar terasa. Namun, jelas memang ada dan dia tidak dapat mengabaikannya sama sekali.