Namun, entah mengapa, Lu Liye merasa bahwa dia sangat senang mendengar perkataannya ini. Dia pun berkata, "Lin Xiaoyu, Tuan Muda akan menganggap kalau bersahabat denganku lebih baik daripada bersahabat dengan gadis itu."
"..." Lin Xiaoyu merasa itu jelas karena Lu Liye berpikir terlalu jauh.
Saat keduanya sedang mengobrol, tiba-tiba ponsel di tangan Lu Liye berdering. Itu adalah panggilan tidak dikenal, bahkan nomor telepon rumah. Dia pun mengerutkan alisnya.
Lin Xiaoyu yang kebetulan melihatnya sekilas langsung mengenali nomor itu. Dia pun berkata, "Ini adalah nomor telepon asrama kami…"
"Asramamu?"
"Benar!" jawab Lin Xiaoyu sembari menganggukkan kepalanya. "Pasti Xiaoli yang menelepon, bukannya kamu sudah memblokir nomor teleponnya?"
"..."
Kemudian, Lu Liye menjawab panggilan itu tanpa ragu-ragu.
"Tuan Muda Lu, ini aku, Xiaoli…" ucap Xiaoli di seberang sana.
"Ada apa?" Sikap Lu Liye terasa dingin.