Lutut kiri Chi Yi jatuh mengenai tanah sehingga darah pun mulai merembes dari celana yang dikenakannya. Rasa sakitnya hampir membuatnya menangis, tetapi dia sama sekali tidak peduli. Lalu, dia cepat-cepat berdiri, menyeret satu kakinya yang terluka dan berlari keluar dengan tidak stabil. Dia berlari sangat cepat, bagaikan ada binatang buas yang mengejarnya dari belakang.
Chi Yi tidak membawa uang dan juga ponsel, kini dia hanya dapat mengandalkan sepasang kakinya untuk mencari pamannya. Tetapi sepertinya Tuhan pun tidak merestuinya, baru berjalan sebentar, tiba-tiba hujan turun. Bahkan di dalam hujan yang dingin itu juga terdapat salju yang jatuh di tubuhnya yang kurus. Tubuhnya pun menggigil karena rasa dingin cuaca malam itu. Tadi dia terburu-buru keluar rumah sehingga membuatnya lupa mengganti pakaian tipis yang dikenakannya, sandal berbulu yang dipakainya juga sekarang basah. Saat ini, dia seperti ayam yang basah kuyup, sangat kasihan dan menyedihkan.