"Berbaringlah…" Suara dingin dokter terdengar di telinganya.
Tubuh Yan Siyi menggigil sejenak. Dia pun berbaring di meja operasi yang dingin dengan gerakan lamban. Sorot matanya yang kosong menatap peralatan operasi yang terasa sedingin es, napasnya menjadi sangat tidak lancar, dan bahkan air matanya tidak bisa berhenti mengalir. Hatinya sangat sakit, seolah-olah akan dikoyak oleh sesuatu.
Pada akhirnya, Yan Siyi berbaring di meja operasi yang dingin dan tidak bisa menahan diri merintih dengan suara rendah. Dokter di sampingnya tampak sedikit terenyuh.
"Nona, kalau kamu benar-benar enggan untuk melepasnya, kamu bisa melahirkannya. Menangis seperti ini bukanlah suatu cara," kata dokter itu. Yan Siyi hanya terisak sembari menatap langit-langit dengan mata berkabut yang kemerahan.