Sepertinya Yan Siyi telah menatap ke luar terlalu lama hingga matanya perih. Rasanya perih sekali dan sakit. Dia juga merasa ingin menangis.
Ponselnya mati karena baterainya habis sejak berada di apotek hari ini. Jika tidak, dia akan menelepon Shao Gubei terlebih dahulu untuk bertanya apa dia bisa mengantarkan makan saat itu atau tidak. Jika dia menelepon, dirinya tidak akan melihat kejadian itu dan dia tidak akan merasa sakit seperti sekarang.
Sejak pulang hingga sekarang, Yan Siyi masih belum mengisi baterai ponselnya. Dia ingin membiarkannya begitu saja, seperti pria itu yang telah mengunci dirinya dengan erat di luar hatinya. Dia memejamkan mata dalam-dalam dan mengubur kepalanya yang terasa kacau di dalam lekukan tangannya. Jika dia tidak memikirkannya maka tidak akan sakit. Jika tidak sakit maka dia tidak akan menangis. Namun, air mata masih tidak bisa berhenti mengalir.
