"Iya, namanya ada di surat undangan."
"Oke…" Shao Gubei mengangguk. Tiba-tiba, seolah teringat sesuatu, dia berkata, "Oh ya, tolong bantu aku mengatur pendamping wanita yang cukup pantas untukku."
"Seorang wanita pendamping?" Asisten itu tertegun sejenak. "Bos, saya ingat Anda mengatakan kalau Anda telah mengatur seorang pendamping wanita."
"Ehm, kamu atur saja… Atur saja satu yang baik, yang satu itu tidak cocok untuk acara-acara publik." Begitukah? Mungkin seperti itu! Pikirnya.
"Saya akan memberikan daftarnya malam ini." Asistennya mengangguk dan keluar dari kantor.
Shao Gubei mengulurkan tangan untuk memijat dahinya. Teringat ucapan asistennya tadi, entah kenapa dia menjadi sedikit kesal. Dia mengeluarkan ponselnya dan memutar nomor telepon yang dikenalnya. Entah sejak kapan, deretan nomor telepon ini semakin sering muncul di ponselnya. Telepon itu berdering cukup lama.