"Kamu pulanglah lebih dulu. Aku masih ada urusan..." Suara Shao Gubei terdengar sangat dalam dan dingin.
Untuk sesaat, suara itu terasa sangat dingin hingga membuat Yan Siyi tidak bisa bernapas. Tangan kecil di depannya bergetar dan entah kenapa, rasa kehilangan tersulut di hatinya. Dia sedikit terluka.
Orang yang berbicara dengannya di telepon barusan adalah seorang wanita. Wanita itu adalah orang yang sangat pria ini sayangi. Sejak mengenalnya hingga saat ini, aku belum pernah melihat satu orang pun yang dapat membuat emosi pria ini menjadi begitu suram dan tidak tenang, pikir Yan Siyi.
"Oke… aku mengerti." Yan Siyi menurunkan pandangan matanya dan menjawab dengan patuh. Kemudian, dia mengangkat kepalanya, merapatkan bibirnya, dan tersenyum ringan. "Kalau begitu, aku pergi dulu."