Pesawat belum lepas landas, Chi Chuxia membuka penutup jendela pesawat dan melihat tempat parkir pesawat yang luas di luar jendela. Tanpa sadar, tatapan matanya mulai mencari pesawat lain di sana, hatinya tetap dengan naif berharap, mungkin Chi Zixian duduk di sebuah pesawat yang bisa dijangkau oleh pandangannya. Mungkin, mereka masih bisa saling memandang dari jarak jauh. Namun, semua ini hanyalah harapannya. Kenyataan seringkali kejam.
Akhirnya, pesawat itu terbang ke langit dan kota yang diselimuti kabut berwarna abu-abu di bawahnya. Matanya seketika ternoda oleh uap air. Semuanya menjadi semakin kecil dan semakin kecil, semakin kecil dan semakin kecil, sampai akhirnya menghilang.