"Di mana Chi Yi?"
"Nona kecil bilang dia sudah makan di luar bersama temannya, jadi dia tidak turun untuk makan lagi, Tuan."
Mendengar hal itu, Chi Zuxu mengerutkan keningnya karena merasa curiga. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa lagi.
Ketika malam tiba, perut Chi Yi yang kelaparan terus berbunyi. Dia sudah tidak bisa menahan rasa laparnya lagi, dia itu berpikir, saat ini seharusnya Chi Zuxu sudah tidur. Akhirnya dia berjalan tanpa alas kaki, mengendap-ngendap keluar dari kamarnya dan dengan perlahan dia turun ke lantai bawah. Setelah sampai, dia memilih tidak menyalakan lampu karena takut akan membagunkan pamannya yang ada di lantai dua sehingga dia harus berjalan ke dapur dalam kegelapan.
Untung saja, banyak makanan di dalam lemari es. Dengan diterangi lampu dari lemari es yang redup, Chi Yi membenamkan kepalanya ke dalam. Dia melahap roti dengan cepat, kemudian meminum susu yang ada di sisinya, dia merasa sangat puas.
Namun, hal baik rupanya hanya berlangsung sebentar.
"Apa yang kamu lakukan di sana?" Tiba-tiba, dari pintu terdengar suara rendah yang sangat Chi Yi kenal, diikuti dengan suara lampu dapur yang dihidupkan.
Chi Yi langsung menelan roti yang sedang digigitnya, lalu menggunakan pintu lemari es untuk menutupi wajahnya dengan ketakutan, "Itu… aku makan malam terlalu cepat, jadi sekarang perutku terasa lapar, jadi aku turun mencari makanan…"
"Benarkah?" Chi Zuxu menyipitkan matanya. Dia kemudian berjalan mendekati Chi Yi.
Suara langkah kaki yang semakin mendekat membuat jantung Chi Yi berdetak semakin cepat, begitu pula dengan napasnya. Melihat Chi Zuxu yang berjalan mendekatinya, dia terkejut dan berteriak, "Tunggu tunggu!"
"..." Chi Zuxu menghentikan langkahnya.
"Pa.... paman… Jangan mendekat."
"
Chi Zuxu berhenti, kedua tangannya dengan santai dimasukan ke dalam kantong celananya. Dia menatap Chi Yi dari atas hingga bawah, "Katakan dengan jujur, dengan begitu aku tidak akan menyelidiki mu." Melihat anak kecil ini berbicara dengan terbata-bata, dia tahu pasti Chi Yi melakukan suatu hal yang akan membuatnya marah.
Chi Yi merasa kesal, dia berpikir kenapa tidak ada satupun hal yang dapat disembunyikan dari mata Chi Zuxu? "Sungguh? Paman tidak akan menyelidiki ku?" Dia masih menyembunyikan kepalanya di dalam lemari es dan tidak berani mengeluarkannya.
"Iya, sungguh." Chi Zuxu menjawab.
"Kamu harus menepati janjimu ya." Chi Yi lalu mengeluarkan kepalanya dari dalam lemari es dan menunjukkan wajahnya yang penuh dengan lebam.
Melihat wajah Chi Yi yang terluka, tanpa disadari Chi Zuxu megerutkan keningnya, matanya menjadi muram, "Kemari!" Dia memerintahnya yang bersembunyi di belakang lemari es, namun gadis itu semakin menyembunyikan kepalanya.
"Kemari! Jangan membuatku mengulang kata-kataku ya." Kata Chi Zuxu yang kehilangan kesabarannya.
Chi Yi melangkahkan kakinya berjalan mendekat, "Paman ketiga, aku dapat menjelaskan hal ini…"
"Baik! Jelaskan padaku."
Sebenarnya aku tidak ingin berkelahi, tetapi perkataan si berengsek Li Chenyu membuatku kesal. Dia berselingkuh di belakangku, tetapi berani-beraninya memanggilku idiot dan menyebutku pura-pura suci! Masih ada lagi, orang ketiga yang tidak tahu malu itu juga sangat kelewatan. Dia menyebutku murahan dan bilang ingin memukulku! Menurutmu… bagaimana aku bisa menerima semua hinaan ini. Paman ketiga, mengapa wajahmu… semakin… suram…"
Suara Chi Yi semakin lama semakin kecil saat melihat wajah paman ketiganya berubah menjadi semakin suram. Apakah ada ucapanku yang salah? Pikirnya.