"Hey, aku peringatkan kamu untuk terakhir kalinya, letakkan lukisan itu sekarang. Aku akan membiarkanmu pergi. Kalau tidak, kamu tak akan sanggup menanggung konsekuensinya." Ye Ming mengancam Yang Yuxi.
Mendengar ancaman itu, Yang Yuxi pun menyeringai, Apa pria itu akan membiarkanku pergi begitu saja? Pria itu pikir, aku anak usia tiga tahun? Jika sekarang aku meletakkan lukisan ini dan tidak dibiarkan berjalan pergi, itu baru namanya berakhir dengan konsekuensi yang tidak bisa dia tanggung! batinnya.
Sepanjang jalan keluar dari vila, Yang Yuxi melangkah dengan hati-hati. Gadis itu membiarkan Ye Ming tetap berdiri di tempat sementara dirinya membawa lukisan itu berjalan menjauh. Saat bayangan Ye Ming tidak terlihat lagi, barulah Yang Yuxi meletakkan lukisan itu, kemudian melesat pergi melarikan diri.
Melihat Yang Yuxi telah meletakkan lukisan itu, Ye Ming dengan cepat bergegas ke sana dan langsung mengambilnya. Dia melirik ke arah di mana Yang Yuxi menghilang namun bukannya mengejar gadis itu, Ye Ming malah dengan hati-hati membawa sketsa itu kembali ke ruang kerja. Setelah memastikan tidak ada sedikitpun kerusakan, dia akhirnya bisa bernapas lega. Pada saat yang bersamaan tatapan dingin meluap dari mata pria itu.
Tidak ada satu orang pun yang berani melakukan hal ini kepadanya, tidak pernah ada! Identitasnya sangat disegani, dimanapun dia berada, orang yang bertemu dengannya akan gemetaran. Tidak ada yang berani membuatnya marah. Namun, gadis sialan ini berani menggigit, menendang, mengancam, bahkan membuat dirinya menundukkan kepala untuk meminta maaf. Sungguh hal yang tidak bisa dimaafkan.
"Kamu tidak akan bisa kabur." Melihat kekacauan di seluruh ruangan itu, Ye Ming menyeringai dalam diam membuat kilauan gigi putihnya terlihat. Matanya menatap keluar jendela dengan suram. Kalau Yang Yuxi melakukan hal tersebut demi untuk membangkitkan gairahnya, maka mau tidak mau dia mengakui bahwa gadis itu sangat sukses, namun untuk konsekuensinya… gadis itu juga harus sanggup menanggungnya. Sambil berpikir, Ye Ming pun mengeluarkan ponselnya dan memencet sebuah nomor. Nomor itu milik Zhao Xingji, pengikut setianya. Dia membutuhkan penjelasan yang masuk akal atas peristiwa yang terjadi hari ini.
Dalam sebuah ruangan VIP mewah di Nebula Private Club, seorang pria gemuk berpakaian rapi duduk di hadapan seorang pria muda yang terlihat keren. Wangi teh tercium di ruangan itu. Seorang gadis berpakaian cheongsam (pakaian tradisional perempuan di Cina) berdiri dengan penuh hormat, kemudian dengan jemarinya yang lentik, gadis itu menuang teh untuk kedua orang tersebut.
"Gendut, ada apa kamu datang mencariku?" tanya pria muda itu. Nama pria itu Luo Yuncan. Dirinya, Ye Ming dan Zhao Xingji yang gemuk itu merupakan teman main sejak kecil. Bahkan hingga kini dia menjadi pengikut setianya Ye Ming. Keluarga marga Luo keluarga marga Zhao adalah bagian dari sembilan keluarga yang berafiliasi di Huaxia yang juga terafiliasi dari keluarga marga Ye.
Zhao Xingji tersenyum misterius, matanya melirik gadis dengan pakaian cheongsam itu, memberikan tanda untuk keluar dari ruangan. Setelah gadis itu membungkuk untuk pamit, barulah Zhao Xingji membisikkan sesuatu ke telinga Luo Yuncan.
"Kamu gila ya." Luo Yuncan tertegun ketika mendengar apa yang dikatakan Zhao Xingji, butuh beberapa waktu untuknya berkata, "Apakah kamu tahu hari apa hari ini?"
"Tentu saja aku tahu." kata Zhao Xingji.
"Kalau sudah tahu, kenapa kamu masih berani mengirim seorang wanita ke sana? Bukannya kamu sudah tahu, kalau di hari ini Ming tidak ingin menemui siapapun, bahkan semua pelayan di vila disuruh pergi olehnya, lalu apa maksudmu dengan mengirim seorang gadis ke sana?"
"Sudah tiga tahun berlalu, tapi Bos Ming masih saja selalu memikirkan tentang seorang gadis yang tidak ada. Aku pikir jika begini terus tidak ada gunanya. Kebetulan ada aktris baru di grupku dengan latar belakang sebagai guru. Dan aku tahu kalau Bos Ming memiliki kelemahan terhadap seorang guru, jadi aku mengirim gadis itu untuk melepas penatnya." ucap Zhao Xingji sambil tertawa.
"Melepas penat? Tuan Ming tidak menginginkan gadis itu, apa kamu masih perlu melakukan hal seperti itu? Jangan salahkan aku karena tidak mengingatkanmu. Siapkan dirimu untuk hal yang akan menantimu belakangan" Luo Yuncan mendengus, kemudian bangkit berdiri dan berniat pergi.
"Tidak akan." kata Zhao Xingji dengan wajah pahit. Mendengar perkataan Luo Yuncan, dia merasa merinding tanpa alasan yang jelas. Sepertinya akan ada hal buruk yang terjadi.