"Yuncan, saudara baikku, jangan pergi, bantulah saudaramu ini untuk memikirkan solusinya." Zhao Xingji mencondongkan tubuhnya ke depan untuk meraih lengan Luo Yuncan agar tidak pergi. Dia membujuk pria itu dengan wajah merengek. Memikirkan kemungkinan dirinya kena marah, Zhao Xingji pun jadi gemeteran.
"Sudah tidak tertolong," kata Luo Yuncan dingin sambil mengibaskan tangan Zhao Xingji.
"Apakah kamu masih saudaraku?" seru Zhao Xingji.
"Demi persaudaraan kita, aku akan membantumu memilih kuburan yang bagus," kata Luo Yuncan dengan tenang.
"Kamu sunggu kejam" kata Zhao Xingji. Saat mereka asyik berbicara, tiba-tiba terdengar bunyi dering telepon. Zhao Xingji melirik Luo Yuncan, seketika raut wajahnya menjadi pucat, sambil menyusutkan leher, dia berkata, "Dari Bos Ming."
"Bos Ming mencariku?" Zhao Xingji menjawab teleponnya dengan sangat hati-hati, wajahnya tampak penuh dengan rayuan.
"Kamu yang mengatur gadis itu?" terdengar suara dingin Ye Ming.
"Ya, ya, apa Bos Ming puas dengannya?" tanya Zhao Xingji.
"Puas, sangat puas." ucap Ye Ming sambil mengertakkan giginya. Dasar si gendut sialan, berani-beraninya bertanya apakah dia puas, rumahnya hancur berantakan, bibirnya digigit, pahanya ditendang dan disuruh menunduk untuk mengaku salah. Bahkan sketsa berharganya hampir saja dihancurkan, bagaimana mungkin dia tidak puas? Dia terlalu puas.
Mendengar suara mendesis dari sela gigi Ye Ming, Zhao Xingji pun menyusutkan lehernya lagi, wajahnya sangat memelas. Dia sudah mengenal Ye Ming sejak kecil, jadi dia sangat memahami Ye Ming. Semakin pria itu marah, dia akan semakin menjadi sangat ringan bagaikan awan. Sekarang Ye Ming mulai berbicara dengan ironis, hal itu menunjukkan betapa tidak puas dirinya.
"Bagaimana?" Luo Yuncan melangkah maju untuk bertanya setelah Ye Ming memutuskan sambungan.
"Matilah aku kali ini, Bos Ming mulai mengatakan sesuatu dengan ironisnya. Sepertinya dia marah besar" kata Zhao Xingji dengan memelas.
"Bantulah dirimu sendiri" Luo Yuncan menepuk pundak Zhao Xingji dengan ekpresi simpati di wajahnya.
"Yuncan, saudaraku yang baik, kamu harus menyelamatkanku kali ini. Tolong temani aku untuk menjelaskannya kepada Bos Ming." Zhao Xingji menggenggam tangan Luo Yuncan, seperti memegang erat ke penyelamat jiwanya.
"Pertama-tama cari tahulah apa yang sebenarnya terjadi." kata Luo Yuncan.
"Ya, benar sekali, cari tahu dulu apa yang terjadi. Aku akan meneleponnya untuk bertanya." Zhao Xingji berkata sambil mengangguk. Dia mengeluarkan ponselnya untuk memenekan sebuah nomor.
Telepon berdering untuk beberapa saat, tetapi tidak ada yang menjawab. Zhao Xingji sangat frustrasi dan berkata, "Tidak ada yang menjawab, menurutmu apakah dia sudah dibunuh oleh bos Ming?"
Luo Yuncan berkata dengan ragu-ragu, "Tidak mungkin, Tuan Ming tidak sekejam itu, coba kamu telepon lagi."
"Sebenarnya apa yang telah terjadi, mengapa aktris itu tidak menjawab telepon?" Zhao Xingji mencoba meneleponnya lagi, kali ini panggilan itu terhubung. Baru saja diangkat, Zhao Xingji langsung meneriakinya.
"Maaf, tuan Xing, aku sedang dirawat di rumah sakit karena kecelakaan mobil." Suara lemah aktris baru itu terdengar dari ujung telepon.
"Kecelakaan mobil? Dirawat?" Zhao Xingji membeku, tetapi dia segera berhenti memikirkan masalah ini. Sekarang yang terpenting aalah untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, bahkan jika aktris baru itu kecelakaan mobil atau meninggal dunia, dia tidak peduli.
"Ceritakan semua yang terjadi di tempat Bos Ming," kata Zhao Xingji.
"Tuan Xing, maafkan aku, aku mengalami kecelakaan mobil sebelum ke sana dan terbaring di rumah sakit. Aku sama sekali belum sempat ke tempat Tuan Ming." Suara gadis itu tampak ketakutan.
"Kamu tidak datang ke tempat Bos Ming? Kamu yakin?" Zhao Xingji bertanya dengan penasaran.
"Aku yakin, bahkan jika aku punya sepuluh nyawa, aku tidak akan berani berbohong kepada Tuan Xing. Dokter di sebelahku bisa membuktikannya untukku." jawab aktris itu.