Pan Shijie benar-benar tidak menyangka bahwa di apartemen Gu Zijun ada orang lain. Dia masuk bersamanya, lalu menaruh sepatu di rak dan tiba-tiba bertabrakan dengan Zou Xiaomi yang keluar dari kamar ketika lampu ruang depan menyala. Keduanya pun saling menatap dengan raut wajah yang sangat terkejut.
Setelah cukup lama tidak ada suara di antara mereka, Pan Shijie lah yang pertama membuka mulut sembari meletakkan tubuh berat Gu Zijun di sofa. Dia bertanya kepada Zou Xiaomi, "Kamu siapa?"
"Aku…" Zou Xiaomi benar-benar tidak tahu bagaimana memperkenalkan dirinya. Tetapi untungnya, dia merespons dengan cepat dan bertanya kembali pada Pan Shijie, "Kamu yang siapa?"
"Ohh, aku paham." Pan Shijie awalnya ingin mengatakan bahwa dirinya adalah teman Gu Zijun. Namun, tiba-tiba dia memikirkan apa yang dikatakan temannya itu di bar tentang menikah, kemudian dia segera merespons Zou Xiaomi.
Setelah Pan Shijie merespon, Zou Xiaomi melihat pandangan aneh darinya. Hal itu membuatnya ingin menghancurkan kepalanya dengan vas bunga. Pria itu memiliki sepasang mata bunga persik, terlihat seperti bajingan yang mencoba untuk menggoda seorang gadis dewasa.
"Kamu tunangan Gu Zijun! Halo, aku saudaranya, namaku Pan Shijie. Aku tidak menyangka dia memiliki selera yang bagus sekarang. Aku sudah penasaran denganmu." Pan Shijie akhirnya menatap Zou Xiaomi dan memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, sementara gadis itu hanya bisa menghela napas sejenak.
Zou Xiaomi hanya terdiam, dia menarik sudut mulutnya, kemudian mengusir Pan Shijie tanpa kesopanan. Sebelum pergi, pria itu berkata, "Jangan usir aku." Namun, pintu rumah sudah dibanting tertutup olehnya.
"Hei, Gu Zijun, jangan tidur di sofa. Kembalilah ke kamarmu." Setelah mengusir Pan Shijie penuh dengan kemarahan, Zou Xiaomi membalikkan badan dan menatap Gu Zijun yang berada di sofa. Dia tidak bisa menahan emosi dan menjadi kasar.
Kenapa tadi aku tidak menyuruh Pan Shijie memasukkan Gu Zijun ke dalam kamar dulu, gumamnya dalam hati. Dia tidak bisa menggendong tubuh berat itu dengan tubuh kecilnya, jadi dia berpikir hanya akan bisa mendorongnya beberapa kali sampai tiba di kamar. Pria itu sangat mabuk kali ini, mungkin dia akan tidur dengan nyenyak dan tidak bangun sama sekali.
Zou Xiaomi merengek beberapa kali tanpa membangunkannya, ketidakberdayaannya menggendong Gu Zijun membuatnya sedikit frustrasi. Dia sempat berpikir tidak akan peduli dan membiarkannya tidur di sofa saja. Namun, ketika memikirkan fakta bahwa telah diterima olehnya, dia tidak bisa tak peduli ketika orang yang menerimanya mengalami kesulitan, itu tampak tidak manusiawi.
Sofa di apartemen Gu Zijun bukanlah tipe yang besar, jadi tidak akan terasa nyaman kalau harus tidur di situ sepanjang malam. Zou Xiaomi memikirkannya lagi dengan cermat, lalu akhirnya dia menghela napas panjang dan menarik Gu Zijun dari sofa. Kemudian, dia menggerakkan lengannya untuk memindahkannya dari ruang tamu ke kamar tidur.
Tidak mudah berjalan menuju ke kamar Gu Zijun, Zou Xiaomi merasa bahwa amarahnya akan pecah. Menarik pria itu adalah pekerjaan fisik terberat yang pernah dia lakukan, sebelumnya tidak pernah seperti saat ini. Tubuhnya tidak gemuk, tetapi dia tidak menyangka kalau bisa sangat berat seperti ini. Dia kesulitan membawa tubuhnya, rasanya seperti semua otot-otot di tubuhnya sudah bekerja keras.
"Kamu sangat berat, Huhu. Ini akan segera sampai. Zou Xiaomi, tunggu sebentar lagi." Zou Xiaomi mengeluh sembari tetap berjalan, tetapi dia juga menghibur diri. Akhirnya, satu langkah, dua langkah, tiga langkah dan… Sampailah kita, batinnya. Dia merasa sangat lelah sehingga langsung melemparkan Gu Zijun di tempat tidur besar setibanya di kamar.
Namun dalam ketidaksadaran, Gu Zijun menyeret Zou Xiaomi ke bawah dan menimpanya. "Hei hei hei, cepat bangun! Aku kehilangan napasku."
Dia tertimpa oleh Gu Zijun selama beberapa saat. Dia sangat lelah sehingga merasa hampir mati, lalu dengan segera memukul bahunya, menahan napas dan berteriak. Dia berharap pria itu segera bangun dan membiarkannya pergi.
Tapi siapa Gu Zijun saat ini? Seseorang yang sedang mabuk. Walaupun Zou Xiaomi memukulnya berulang kali, dia sama sekali tidak bergerak, bahkan tidak mengangkat kelopak matanya.