Pada saat menata rambut Zou Xiaomi, penata rias juga membuat riasan ringan di wajahnya dan menambahkan lip gloss warna cerah di bibirnya. Lip gloss itu mampu membuat bibirnya terlihat lebih menawan. Tatanan rambut yang meninggalkan beberapa helai anak rambut yang tidak diikat dan berayun ketika terhembus angin juga membuatnya semakin terlihat sangat cantik.
Gu Zijun sebenarnya tidak marah lagi dan malah ingin mencium Zou Xiaomi saat melihat penampilan luar biasanya, akan tetapi dia tidak bisa melakukan hal tersebut. Dia hanya mengedipkan matanya dan menelan ludah hingga membuat jakunnya bergerak.
Meskipun hatinya sangat bimbang, tetapi dengan cepat dia mengendalikan emosinya sendiri, lalu berkata, "Bebek liar akan tetap menjadi bebek liar walaupun sedang mengenakan pakaian bagus, tidak akan pernah berubah menjadi angsa dan tidak akan pernah bisa terbang."
Jika kamu melihat cermin, kamu akan tau betapa cantiknya dirimu, kata Gu Zijun dalam hati.
Zou Xiaomi terdiam, lalu beberapa saat kemudian, dia mengeluarkan suara, "Kamu… Kamu keterlaluan! Gu Zijun, bagaimana kamu bisa menghina orang seperti ini?" Dia merasa sangat kesal hingga matanya penuh dengan air mata yang seakan bisa jatuh hanya dalam satu kedipan mata. Sejak lama, dia sudah menyadari bahwa dirinya adalah bebek liar, bukanlah angsa putih. Akan tetapi, dia merasa sangat tersinggung ketika dihina secara langsung.
"Aku tidak berniat menghinamu, aku hanya mengatakan kebenaran. Selain itu, kita tidak punya banyak waktu. Apakah kamu akan menghabiskan seluruh waktumu untuk mengkhawatirkan hal-hal sepele seperti itu? Tidak semua orang mempunyai banyak waktu luang seperti dirimu. Ayahku hanya menyempatkan waktu satu malam, apa kamu tahu betapa sulitnya itu?" Gu Zijun menatap jam tangan di pergelangan tangannya dan berkata dengan dingin.
Zou Xiaomi menatap Gu Zijun dengan marah. Dia keterlaluan! Mengatakan kata-kata yang menyakiti orang lain, tetapi tidak meminta maaf dan malah terus menyudutkan, batinnya. Berpikir tentang pernikahan yang akan segera terjadi, amarahnya semakin menjadi-jadi. Dia membuka pintu dan turun dari mobil, "Karena aku sangat jelek, kamu tidak perlu melihatku. Kamu pikir aku akan bersedia menikah denganmu? Hah! Siapa yang peduli tentang itu."
"Zou Xiaomi, berhenti!." Gu Zijun tidak menyangka bahwa Zou Xiaomi akan membuka pintu dan turun dari mobil. Dia dengan cepat melepaskan sabuk pengaman yang melilit dirinya dan mengejarnya. Namun, gadis itu terus berjalan dengan sangat marah.
Agar tinggi badannya sepadan dengan Gu Zijun, penata rias di toko baju tadi menyuruhnya menggunakan sepatu hak tinggi yang sekitar 8 cm. Dalam kehidupan sehari-hari, dia selalu memakai sepatu yang tingginya tidak lebih dari 3 cm, jadi bisa dibayangkan betapa sulit baginya untuk berjalan dalam keadaan seperti ini. Dia berjalan dengan sangat cepat sehingga membuatnya terjatuh.
Gu Zijun berlari menyusul Zou Xiaomi dan melihatnya jatuh ke tanah. Untungnya, mereka berada di parkiran bawah tanah, jadi tidak ada orang lain di sekitar. Dan tempat gadis itu jatuh hanyalah sudut kosong yang jarang dikunjungi orang dan CCTV pun tidak bisa memantaunya.
Saat melihat Zou Xiaomi jatuh, Gu Zijun tidak langsung membantunya. Dia hanya berdiri di samping dan menatapnya sambil tersenyum, lalu berkata, "Apa kamu mau main-main denganku? Bagaimana kamu bisa dengan cepat menggerakkan kakimu? Apa kamu tidak takut kalau-kalau aku tidak bisa menyusulmu?"
"Kamu adalah orang yang sangat aku benci." Zou Xiaomi tidak bisa memaki seseorang. Dia hanya bisa mengatakan itu ketika sedang marah. Kemudian, dia mengangkat wajah kecilnya, rasa sakit dari cedera kakinya pun membuat air matanya jatuh. Penampilannya yang menyedihkan ini benar-benar menguji kesabaran Gu Zijun.
Gu Zijun menarik napas dan kemudian menghela napas tak berdaya, lalu menggerakkan lengannya untuk menarik lengan Zou Xiaomi. Kemudian, dia menekan lengannya, memegang kedua sisi pipinya dan menciumnya. Setelah berciuman sekali, dia masih ingin menciumnya. Dia pun menciumnya lagi dan memperdalam ciuman tersebut.
Zou Xiaomi benar-benar terpana oleh ciuman itu dan menatap mata Gu Zijun yang dalam dan gelap. Ketika pria itu melepaskannya, dia menjadi lebih lembut, lalu menyandarkan diri pada tubuh besarnya..
Gu Zijun menatap sikap Zou Xiaomi yang sudah berubah dengan heran dan berkata, "Kamu merayuku. Baiklah, kamu terlihat cantik dan berhasil menggodaku."