Seusai mandi, Luo Anning berdiri di depan jendela dan menatap lurus ke cahaya di luar sana. Tidur terlalu lama di pesawat membuatnya tidak mengantuk lagi.
Dia memesan makanan lewat layanan kamar, namun setelah memakan beberapa suap saja dia sudah kehilangan nafsu makan.
Dia meletakkan pisau dan garpunya, lalu berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Hatinya terasa resah lagi. Dia tidak ingin melakukan apa pun. Namun, semakin dia tidak melakukan apa-apa, hatinya semakin kacau.
Siklus ini terus berputar. Luo Anning duduk di pinggiran jendela sambil memeluk lututnya dan menatap pemandangan malam di bawah, membiarkan pikirannya kosong
Rong Yan membuka pintu kamar dan masuk ke dalam. Dia melihat Luo Anning duduk di lantai. Bahkan dilihat dari punggungnya saja, Luo Anning tampak kesepian. Ada perbedaan yang tak bisa dijelaskan antara dirinya saat ini dan dia yang biasanya.