......
...…...
Keesokan harinya, Luo Anning membolos bekerja untuk yang pertama kalinya.
Alasannya, karena Rong Yan yang sedang bernafsu dan terus mendesaknya untuk melakukan hubungan intim berulang kali di pagi hari. Pada saat Rong Yan sudah puas, Luo Anning merasa sangat lelah, hingga rasanya punggungnya hampir patah!
Luo Anning berbaring di tempat tidur dengan kesal. Rong Yan menyuapinya bubur babi shiitake cincang sambil tersenyum puas. Namun Rong Yan tampak menjengkelkan, hingga membuat Luo Anning ingin memukulnya.
Luo Anning berpikir, 'Jelas-jelas dialah yang mengeluarkan lebih banyak tenaga, namun sepertinya dia tidak lelah sama sekali. Sebaliknya, justru akulah yang energinya terkuras habis.'
'Ini tidak adil! Sangat tidak adil!'
"Fokuslah makan. Apakah kau bisa kenyang hanya dengan menatapku?" Rong Yan bertanya sambil mendekat ke arah dagu Luo Anning dan menjilati butiran beras yang menempel di sudut bibirnya.