"Terima kasih pujiannya." kata Xue Miaomiao sambil menggerak-gerakan lehernya yang terasa kaku.
Berbeda dari Xue Miaomiao yang terlihat tenang, pelayan Yi justru terlihat waspada kemudian dia menarik kerah baju Xue Miaomiao dan dengan nada mengancam berkata, "Kamu masih seorang siswa. Jangan datang lagi ke rumah keluarga Zhong, jika tidak kamu akan merasakan akibatnya."
"Apa paman sedang mengancamku?" kata Xue Miaomiao dengan nada menggoda seolah tidak takut dengan pelayan Yi.
"Aku tidak mengancam, tapi aku memperingatkan. Anak kecil sepertimu sebaiknya jangan ikut campur dengan urusan orang dewasa, jika tidak kamu akan menanggung akibatnya sendiri."
Kata Pelayan Yi dengan wajah dingin lalu menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mendorong Xue Miaomiao keluar dari mobil.
Xue Miaomiao terjatuh dan tangannya terluka, dia menggertakan giginya menahan rasa sakit. Pelayan Yi yang melihat itu tertawa lalu pergi dari sana.
'Sekarang sudah jelas itu adalah ulah manusia, tidak akan susah untuk menyelesaikan kasus ini.'
Xue Miaomiao mengeluarkan handphonenya dari dalam tas kemudian menelepon Zhong Haotian.
Saat itu Zhong Haotian yang sedang rapat melihat layar ponselnya menyala karena ada telepon masuk. Zhong Haotian terdiam sesaat melihat nomor yang ada di layarnya, walaupun tidak ada nama penelepon tapi Zhong Haotian tahu itu adalah nomor Xue Miaomiao.
Zhong Haotian tidak berencana mengangkatnya, akan tetapi Xue Miaomiao terus menelpon lagi dan lagi.
Akhirnya Zhong Haotian melihat ke arah Jiang Yu memberi kode. Jiang Yu pun membawa ponsel Zhong Haotian keluar dari ruang rapat dan mengangkat teleponnya.
"Halo."
"Kak Jiang Yu? Itu kakak? Kenapa kakak yang mengangkat teleponku, dimana tuan Zhong?"
Jiang Yu tidak menyangka kalau Xue Miaomiao lah yang menelepon, 'Bukankah aku sudah menghapus nomor tuan Zhong dari handphonenya?'
"Nona, nona Xue, ada urusan apa mencari tuan Zhong?"
"Ada urusan yang sangat penting, aku tidak bisa menjelaskannya ke kakak. Cepat sambungkan telepon ini kepada tuan Zhong, cepat!"
"Tuan Zhong sedang rapat tidak bisa menerima telepon."
"Kalau begitu katakan kepada tuan Zhong bahwa Xue Miaomiao mengalami kecelakaan di jalan xx. Suruh dia untuk datang menyelamatkanku jika tidak aku pasti akan mati."
"Oh baiklah, saya akan memberitahu tuan Zhong."
'Demi bertemu dengan Zhong Haotian, dia bahkan berbohong tentang kecelakaan. Xue Miaomiao benar-benar tidak tahu malu.' kata Jiang Yu dalam hati sambil mengangkat bahunya tidak peduli lalu kembali ke ruang rapat.
Setelah menutup telepon Xue Miaomiao masih merasa tidak tenang, akhirnya dia naik taksi untuk pergi ke kantor Zhong Haotian. Walaupun Xue Miaomiao tahu bahwa dia tidak mungkin bisa masuk tapi Xue Miaomiao tetap saja pergi kesana mengingat pelayan Yi sudah melayani keluarga Zhong untuk waktu yang lama sehingga dia khawatir tidak akan bisa mengatasi ini seorang diri.
Zhong Haotian keluar dari ruang rapat dengan wajah yang suram karena ada beberapa urusan kantor yang tidak berjalan dengan lancar, melihat itu Jiang Yu tidak berani mengatakan apa-apa.
"Siapa yang barusan menelpon?" tanya Zhong Haotian tiba-tiba sambil menghentikan langkahnya.
Semula Jiang Yu ingin mengatakan hanya telepon dari orang yang ingin melakukan penipuan, tapi Zhong Haotian tidak pernah menerima telepon penipuan sehingga akhirnya Jiang Yu mengatakan yang sebenarnya bahwa telepon tadi berasal dari Xue Miaomiao.
"Dia bilang apa?"
"Dia bilang kecelakaan di jalan xx dan meminta tuan Zhong datang…"
"Baiklah setelah pulang kerja kamu pergi ke rumah sakit dan antarkan satu buket bunga untuknya."
Zhong Haotian tersenyum kecil, wajahnya yang sebelumnya terlihat suram sudah tidak terlihat lagi kemudian dia masuk ke dalam kantornya.
Sekretaris yang berada di depan kantor Zhong Haotian berdiri dan melihat ke arah Jiang Yu dengan wajah ketakutan tanpa berbicara apapun.
"Kalian kenapa?" tanya Jiang Yu. 'Aku yang disuruh untuk mengantarkan bunga, tapi kenapa ekspresi kalian yang seperti itu?' pikir Jiang Yu dalam hati.
"Pak Jiang, itu… er... adik pak direktur ada di dalam."
"Xue Miaomiao?" kata Jiang Yu terkejut.
Xue Miaomiao duduk di kursi kerja Zhong Haotian sambil makan. Di kantor Zhong Haotian tidak hanya sofanya yang empuk tapi internetnya juga sangat cepat sehingga menonton film tidak akan terpotong-potong dan jika menonton dari komputer Zhong Haotian, efek suaranya sama dengan yang ada di gedung bioskop.
Xue Miaomiao makan suapan daging terakhir yang ada di mangkuk mienya, tapi tanpa sengaja terjatuh dan dia menggunakan tangannya untuk mengambilnya lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Saat ada email masuk di komputer Zhong Haotian, dia menggunakan jarinya yang kotor untuk menutup email tersebut.
"Gadis itu menyebalkan." katanya Xue Miaomiao mengomentari film yang ditontonnya sambil melanjutkan makannya. Setelah beberapa saat dia merasakan seperti ada orang lain di dalam ruangan itu.
Lalu Xue Miaomiao mengangkat kepalanya dan melihat Zhong Haotian berdiri di depan pintu dengan wajah dingin dan tidak bergerak, selain itu juga ada Jiang Yu yang sedang berdiri di belakangnya .
'Dia berani duduk di kursi tuan Zhong, berani makan di atas meja kerja tuan Zhong, dia juga berani menggunakan komputer tuan Zhong. Xue Miaomiao kamu sudah bosan hidup sepertinya!' kata Jiang Yu dalam hati.
Melihat Zhong Haotian yang berdiri dan tidak bergerak, Xue Miaomiao segera bangkit berdiri dari kursinya dan tertawa dengan canggung.
"Tuan Zhong, tuan sudah selesai rapat ya? Pasti lapar kan? Xue Miaomiao membelikan tuan Zhong semangkuk mie, mie dari rumah makan ini sangat enak." kata Xue Miaomiao sambil menyodorkan semangkuk mie ayam yang ada di atas meja.
Dengan wajah datar dan tatapan matanya yang dingin, Zhong Haotian berjalan selangkah demi selangkah ke arah Xue Miaomiao.
'Dia tidak mungkin ingin membunuhku kan?' kata Xue Miaomiao dalam hati sambil menjilat bibirnya karena tegang. Dengan cepat Xue Miaomiao menutup halaman film yang dia tonton di komputer Zhong Haotian lalu mengelap meja kerja Zhong Haotian dan bergesar dari meja itu agar Zhong Haotian bisa duduk.
Tiba-tiba terdengar suara 'Hm Hm Ah Ah' dari komputer Zhong Haotian dan suara itu terdengar jelas di seluruh ruangan kantor Zhong Haotian.
Xue Miaomiao yang mendengarnya langsung merasa sangat malu hingga mengangkat tangannya kemudian menutup wajahnya.
"Jadi kamu menonton film seperti ini di kantorku?" tanya Zhong Haotian dengan nada dingin dan melihat ke layar komputernya.
'Umurnya masih kecil tapi dia berani melihat film seperti ini.' kata Zhong Haotian dalam hati.
"Tuan Zhong anda salah paham, ini tidak seperti yang tuan pikirkan. Ini adalah film balas dendam, bukan film seperti itu. Aku tidak mungkin menonton film seperti itu." kata Xue Miaomiao berusaha menjelaskan.
"Oh~ benarkah?" kata Zhong Haotian dengan nada mengejek karena dari komputer Zhong Haotian terus terdengar suara-suara itu.
Xue Miaomiao merasa sangat malu hingga ingin bersembunyi, sebenarnya dia menonton film ini karena akhir-akhir ini ada banyak orang yang merekomendasikan film itu. 'Di awal film ini cukup menarik, tapi kenapa di bagian akhir seluruhnya seperti itu?' kata Xue Miaomiao dalam hati sambil menahan malu.
Melihat wajah gadis yang berdiri di depannya sangat merah seperti udang yang baru saja direbus, Zhong Haotian tanpa sadar tersenyum kecil merasa Xue Miaomiao konyol dan lucu.
Lalu Zhong Haotian mematikan flm itu
dan seluruh ruangan menjadi tenang kembali. Xue Miaomiao menghela nafas lega kemudian mengangkat kepalanya melihat ke arah Zhong Haotian dan berkata, "Tuan Zhong, aku sudah menyiapkan semangkuk mie, tuan Zhong pasti lapar dan haus kan? Aku akan menuangkan air."
"Xue Miaomiao, apa kamu kira dengan membelikanku semangkuk mie kamu dapat dengan seenaknya duduk di dalam kantorku lalu menggunakan komputerku untuk melihat film seperti itu?"
"Tuan Zhong aku sebenarnya tidak ingin menonton film itu, tapi, tapi itu adalah tugas dari guruku. Iya, dia menyuruh kami menonton film ini sampai habis lalu menuliskan perasaan kami setelah menontonnya. Tuan Zhong harus percayalah kepadaku. Aku adalah gadis yang baik tidak mungkin menonton film seperti itu!"
"Menulis apa yang kamu rasakan setelah menonton film?" tanya Zhong Haotian sambil mengangkat alisnya.
"Iya, iya, iya." kata Xue Miaomiao sambil menganggukkan kepalanya lalu melanjutkan perkataannya, "Tuan Zhong seperti tidak tahu saja. Guruku yang satu itu adalah guru yang aneh. Dia suka memberikan tugas-tugas yang tidak masuk akal, tapi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa."
"Oh ya? Apa yang kamu rasakan setelah menontonnya? Apa kamu perlu melihatnya lagi?"
"Tidak, tidak, tidak, tidak perlu. Aku sudah memahami isi film ini, tidak perlu menonton lagi. Tuan Zhong makan saja jika sudah dingin tidak enak lagi."
Zhong Haotian melihat ke bawah lalu mengambil kertas dan bolpoin kemudian melemparkannya ke arah depan Xue Miaomiao dan berkata, "Jika kamu sudah menontonnya, sekarang kamu bisa menulis perasaanmu tentang film itu. Jika tidak segera ditulis nanti kamu bisa lupa. Ayo tulis perasaanmu setelah menontonnya, aku ingin lihat. Aku tidak pernah melihat orang menulis hal seperti itu sebelumnya."