Saat itu Xue Miaomiao merasa ingin mengakhiri hidupnya karena merasa malu.
Zhong Haotian tetap saja berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa. Ia duduk tenang di tempatnya dan membaca berkas-berkas pekerjaannya.
Jiang Yu yang semula berdiri di depan pintu setelah mendengarkan suara film itu, dia perlahan menutup pintu dan menjauh dari kantor Zhong Haotian.
"Bagaimana? Bagaimana? Apa pak direktur marah besar?" tanya sekertaris Zhong Haotian dengan nada penasaran.
Sekertaris Zhong Haotian melihat Jiang Yu yang menggeleng-gelengkan kepalanya. 'Marah? Xue Miaomiao memiliki kemampuan untuk membuat orang menjadi tidak jadi marah. Sepertinya tuan Zhong sudah menemukan lawan yang sepadan. Bahkan tuan Zhong yang selalu memperhatikan kebersihan tidak marah setelah melihat apa yang dilakukan Xue Miaomiao pada komputernya.' kata Jiang Yu dalam hati.
Xue Miaomiao merasa seperti seorang siswa yang baru saja melakukan kesalahan besar, dia tengkurap lalu menulis perasaannya setelah menonton film itu.
'Kenapa aku bisa menonton film seperti itu?! Seharusnya aku menonton film patriotisme saja! Tadi aku tidak benar-benar memperhatikan film itu jadi aku hanya ingat beberapa bagian saja, yang lainnya… yang lainnya hanya kisah tentang sepasang kekasih. Aku tidak ingat lagi, sudahlah aku akan mengarang saja.' pikir Xue Miaomiao dalam hati.
Xue Miaomiao berusaha menulis sebaik mungkin agar Zhong Haotian tidak akan tahu bahwa dia hanya mengarang.
'Ya sudahlah jika aku memang harus menulisnya.'
Xue Miaomiao mengangkat kepalanya dan melihat Zhong Haotian yang sedang serius membalik-balik berkas di tangannya. Walaupun ada sofa tapi Xue Miaomiao memilih untuk terungkap di lantai seperti seekor anjing yang sedang bermalas-malasan di lantai.
'Bahkan Zhong Xingyue yang masih duduk di kelas 2 SMP bersikap lebih dewasa dari dirinya!' kata Zhong Haotian dalam hati.
Xue Miaomiao merasakan ada yang sedang melihat dirinya dan dia merasa bahagia. 'Semua orang bilang bahwa laki-laki mengidolakan wanita yang rajin, mungkin Zhong Haotian sekarang mengidolakan aku karena melihat aku yang rajin.' kata Xue Miaomiao dalam hati lalu dia tersenyum untuk dan mengangkat kepalanya melihat ke arah Zhong Haotian. Tapi ternyata Zhong Haotian masih melihat berkas-berkas yang ada dan sama sekali tidak mempedulikannya.
Awalnya Xue Miaomiao merasa sedih, tapi tidak lama kemudian Xue Miaomiao kembali normal dan melihat ke arah Zhong Haotian.
'Ada orang yang mengatakan laki-laki yang rajin bekerja terlihat sangat tampan, ternyata itu memang benar. Bagaimana seluruh bagian dari tubuhnya terlihat begitu indah? Sementara aku hanya memiliki sepasang mata yang dapat melihat hantu.' kata Xue Miaomiao dalam hati.
"Cepat sekali, sudah selesai?"
Kata Zhong Haotian sambil melihat ke arah Xue Miaomiao yang sedang mengelap bibirnya lalu menggeleng-gelengkan kepala.
"Belum, aku belum selesai." jawab Xue Miaomiao sambil tersenyum canggung, 'Sepertinya air liurku baru mengalir, untung saja aku cepat mengelapnya.'
"Kelihatannya kamu lapar sampai kamu meneteskan air liurmu."
'Astaga! Zhong Haotian melihatnya!'
Xue Miaomiao tentu tidak bisa mengakatan bahwa air liurnya mengalir karena melihat ketampanan Zhong Haotian jadi dia menganggukkan kepala dengan wajah memelas dan berkat, "Iya, tuan Zhong aku lapar lagi. Aku tidak bisa fokus karena kelaparan."
"Yang benar? Baiklah aku tahu." kata Zhong Haotian tersenyum kecil lalu mengeluarkan uang dari dalam dompetnya dan menyuruh Jiang Yu untuk membeli 10 mangkuk mie.
Xue Miaomiao bangkit berdiri dan menghampiri Zhong Haotian dan berkata dengan bahagia, "Tuan Zhong memang paling baik, aku benar-benar beruntung dapat bertemu dengan orang seperti tuan Zhong. Pasti bawahan tuan Zhong sangat menyukai tuan."
Zhong Haotian tidak berkata apa-apa hanya melihat ke arah Xue Miaomiao.
Tidak lama Jiang Yu kembali membawa 10 mangkuk mie lalu meletakkannya di atas meja tamu yang ada di kantor Zhong Haotian.
Saat Jiang Yu akan pergi, Xue Miaomiao memanggilnya, "Kak Jiang Yu jangan buru-buru pergi, tuan Zhong membelikan ini untuk semua orang. Kenapa kakak meletakan semuanya di sini kan seharusnya dibagikan untuk yang lain."
Jiang Yu melihat ke arah Zhong Haotian kemudian dengan cepat keluar dari ruangan itu. Jiang Yu mengira Zhong Haotian tidak marah karena itu membeli banyak mie untuk karyawan yang lain tapi ternyata dia baru menyadari bahwa mie itu semua untuk Xue Miaomiao.
Melihat Jiang Yu yang keluar tiba-tiba membuat Xue Miaomiao berpikir, 'Jangan bilang ini semua untukku hanya karena aku bilang aku lapar kan?!
Walaupun dia membelikan seekor babi pun ini tetap terlalu banyak. Jika aku mati kekenyangan hari ini aku bisa ditertawakan oleh hantu-hantu di dunia roh!'
Tiba-tiba Xue Miaomiao teringat tujuannya datang kemai dan berkata, "Tuan Zhong sebenarnya kedatanganku kemari karena ada hal penting yang ingin aku katakan."
"Bukankah kamu lapar? Kamu makanlah dulu baru bicara." kata Zhong Haotian dengan datar tanpa melihat ke arah Xue Miaomiao dan terus membaca berkas yang ada di tangannya.
"Tapi sekarang masalah laparku bukan hal penting, ibu tuan Zhong sekarang yang penting. Kedatanganku kemari sebenarnya ingin memberitahu keadaan ibu tuan Zhong. Aku sudah berhasil menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi dengan ibu tuan Zhong, itu semua ulah manusia."
Zhong Haotian mengangkat alisnya, ia nampak tertarik dengan apa yang akan dibicarakan oleh Xue Miaomiao. Zhong Haotian ingin mengetahui apa yang di dapat setelah datang ke rumahnya, dia ingin mengetahui kemampuan Xue Miaomiao. 'Liu Hao selalu mengatakan Xue Miaomiao bukan gadis biasa, sekarang aku ingin mengetahuinya seberapa hebat dia.' kata Zhong Haotian dalam hati.
Zhong Haotian memandang mata Xue Miaomiao tanpa berpaling, hal itu membuat Xue Miaomiao merasa malu. Jantungnya berdegup kencang, wajahnya memerah dan terasa panas.
Xue Miaomiao berusaha fokus dan menyampaikan masalah penting yang harus dia katkan kepada Zhong Haotian.
"Walaupun aku tidak tahu siapa orang dibalik semua ini tapi aku yakin pelayan Yi hanya kaki tangan yang sengaja menyamar menjadi hantu untuk menakut-nakuti ibu tuan."
Setelah mendengar perkataan Xue Miaomiao, Zhong Haotian tidak memberikan reaksi apapun. Dia hanya terus melihat ke arah Xue Miaomiao tanpa berpaling.
'Ini pertama kalinya aku bertemu dengan gadis yang sangat ekspresif, dia memiliki banyak sekali ekspresi yang dapat terlihat di wajahnya dan itu semua bukan ekspresi yang dibuat-buat.' kata Zhong Haotian dalam hati.
Xue Miaomiao yang merasa dilihati terus oleh Zhong Haotian mulai merasa terganggu, lalu dia mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya lalu memutarkan rekaman suara saat dia dan pelayan Yi berada di dalam mobil.
Tapi walau sudah mendengar semua itu, Zhong Haotian tidak bergeming dan terus memandang Xue Miaomiao.
Xue Miaomiao mengira dengan memutar rekaman itu Zhong Haotian akan memberikan respon, tapi ternyata tidak sama sekali.
"Tuan Zhong, aku bicara panjang lebar dari tadi hingga menunjukkan barang bukti. Apa tuan Zhong tetap tidak mempercayaiku?"
'Kenapa dia begitu panik?' pikir Zhong Haotian dalam hati.
Zhong Haotian memicingkan matanya melihat Xue Miaomiao yang kesal, sesaat dia akan membuka mulutnya, teleponnya berbunyi. Saat mengangkat telepon dan mendengar lawan bicaranya mengatakan sesuatu, wajah Zhong Haotian seketika berubah menjadii suram.
Xue Miaomiao melihat Zhong Haotian yang setelah menerima telepon itu langsung bangkit berdiri lalu mengambil jasnya lalu berjalan keluar dari kantornya dengan terburu-buru.
"Tuan Zhong anda mau kemana?"
Jiang Yu yang sedang berdiri di depan pintu tiba-tiba kaget melihat Zhong Haotian yang keluar dengan terburu-buru.
"Aku kembali ke rumah, tidak perlu mengikutiku."
Kata Zhong Haotian sambil berjalan menuju lift dan turun ke bawah.
Xue Miaomiao yang ada di belakang mengikuti Zhong Haotian tidak lupa menyuruh Jiang Yu untuk membagikan mie yang ada di dalam kantor Zhong Haotian dan menyimpan esai yang ditulisnya dengan susah payah.
Jiang Yu tertegun hingga tidak dapat berkata-kata, akhirnya Jiang Yu memberikan mie yang ada di dalam kantor Zhong Haotian kepada sekertaris Zhong Haotian dan pegawai yang lain lalu mengambil esai Xue Miaomiao. Jiang Yu tidak tidak dapat menahan diri untuk membaca esai tersebut dan seketika dia merasa seperti tersambar petir karena terkejut.
'Astaga jelas-jelas esai yang ditulis oleh Xue Miaomiao ini tidak sesuai dengan suara film yang tadi aku dengar…"