Chereads / Mata Hantu Istriku / Chapter 59 - Dipermainkan Oleh Hantu  

Chapter 59 - Dipermainkan Oleh Hantu  

Zhong Haotian terlihat sedang mengkhawatirkan Xue Miaomiao!

Xue Miaomiao kaget sekaligus senang tapi dia tidak bisa berkata apapun karena mulutnya dibekap oleh hantu itu. Xue Miaomiao hanya menggelengkan kepalanya dan wajahnya terlihat sangat merah.

"Xue Miaomiao katakan sesuatu." kata Zhong Haotian dengan suara tenang dan dingin lalu berkata lagi, "Jangan seperti ini, jawab aku."

'Tuan Zhong aku bukannya tidak ingin menjawab, tapi aku tidak bisa menjawab!' kata Xue Miaomiao dalam hati. Sedangkan hantu di sebelahnya hanya tertawa bahagia seolah puas berhasil mengerjainya.

"Bagaimana? Xue Miaomiao? Siapa yang memberimu nama itu? Terdengar asal-asalan. Sekarang ayo panggil aku 'kakek', maka kakek akan membantumu mendapatkan laki-laki ini."

Xue Miaomiao seolah ingin menangis dia melihat wajah Zhong Haotian yang terlihat seperti akan marah, Xue Miaomiao akhirnya menyerah dan berkata, "Kakek!"

Hantu laki-laki itu tertawa puas mendengar Xue Miaomiao memanggilnya kakek lalu dia melepaskan Xue Miaomiao. Namun tiba-tiba di langit terlihat cahaya merah yang membuat hantu laki-laki itu mundur.

"Kamu…"

"Pergi sana hantu tua!"

Xue Miaomiao meludah ke arah hantu itu kemudian segera membuka pintu dan menarik Zhong Haotian serta supir itu masuk ke dalam mobil.

"Pak ayo cepat nyalakan mobilnya! Cepat!"

"Baik."

Supir itu dengan panik segera menyalakan mobil dan langsung berhasil. Mereka bergegas pergi dari sana.

Setelah keluar dari kawasan bukit, Xue Miaomiao merasa lega dan bersandar ke kursi mobil sambil menghela nafas lega.

"Hantu tua akhirnya kamu merasakan akibatnya! Jangan biarkan aku melihatmu lagi, jika tidak kamu akan tahu akibatnya!" bisik Xue Miaomiao dengan pelan sambil melihat ke arah lampu-lampu yang ada di pinggir jalan.

Zhong Haotian dan supir keluarga Zhong terlihat gemetar. Xue Miaomiao menjilat bibirnya yang kering, walaupun sudah berhasil keluar dari bahaya tapi Xue Miaomiao dapat merasakan udara dingin mencekam di sekitarnya. Bulu tubuhnya berdiri dan saat melemaskan lehernya dia dapat merasakan lehernya sedikit sakit. Tapi dia mengira itu hanya perasaannya saja.

Xue Miaomiao melihat ke arah Zhong Haotian yang tidak bergeming dan bertanya, "Tuan Zhong tidak apa-apa kan?"

"Xue Miaomiao apa aku terlihat tidak baik?" kata Zhong Haotian dengan nada bangga.

Xue Miaomiao kemudian tersenyum dengan manis dan melihat ke arah Zhong Haotian sambil berkata, "Tuan Zhong, nyonya menyuruh tuan Zhong untuk memberiku hadiah. Bagaimana tuan Zhong akan memberiku hadiah? Aku tidak mau uang, bagaimana dengan makan? Kebetulan aku sekarang sangat lapar. Di depan ada sebuah restoran yang enak, aku pernah pergi kesana dengan teman asramaku."

'Hanya saja harganya sangat mahal, jadi aku hanya pernah makan 1 kali saat Tao Yiqiu mentraktirku.' kata Xue Miaomiao dalam hati.

Zhong Haotian melihat ke arah Xue Miaomiao dan melihat mata Xue Miaomiao yang berbinar-binar sambil memeluk perutnya seolah dia sudah bersiap untuk makan banyak.

"Hentikan mobilnya." perintah Zhong Haotian kepada supirnya.

Xue Miaomiao tersenyum bahagia dan berkata, "Tuan Zhong memang baik, dari sini kita hanya perlu berjalan 2 menit. Supir tuan Zhong bisa memarkirkan mobil dan kita berjalan masuk. Pada hari libur restoran ini ramai, kita harus mengantri dulu."

Tapi Zhong Haotian melihat Xue Miaomiao dengan wajah suram dan berkata, "Apa yang kamu tunggu, cepat turun."

Setelah menyelesaikan perkataannya Xue Miaomiao masih merasa bahagia, kemudian dia membuka pintu mobil dan berkata,

"Tuan Zhong memang baik, restoran ini benar-benar sangat enak terutama…"

Belum selesai Xue Miaomiao berbicara, Zhong Haotian langsung menutup pintu mobilnya.

Xue Miaomiao yang melihat itu sangat kaget, kemudian dia sadar bahwa Zhong Haotian tidak berencana untuk makan bersamanya.

"Jalan."

"Tuan Zhong! Kata Nyonya, tuan akan memberiku hadiah, jika tidak mau mentraktirku makan maka antarkan aku kembali ke sekolah!"

"Xue Miaomiao, 10 mangkuk mie yang tadi siang adalah hadiahmu."

"Apa-apaan itu? Tuan Zhong… tuan Zhong…"

Xue Miaomiao melihat mobil Zhong Haotian yang berjalan pergi, hatinya seperti tersayat-sayat oleh pisau.

'Semua orang mengatakan jika wanita telah bersusah payah berusaha mendekati laki-laki, seperti yang telah aku lakukan, namun hati laki-laki itu tidak tergerak bukankah berarti ada yang salah dengan laki-laki itu?'

Xue Miaomiao berpikir dalam hati sambil berjalan menuju halte bis, tiba-tiba Xue Miaomiao merasakan udara dingin mencekam mengelilingi tubuhnya dan dia merasa kedinginan.

Ini, hantu...

Xue Miaomiao melihat ke samping dan dia melihat hantu laki-laki yang tadi menghalangi jalan kembali muncul.

'Jadi hantu ini tidak menghilang tapi dari tadi mengikuti kami, tidak heran saat di mobil aku merasa ada udara dingin yang mencekam ternyata itu semua karena dia.' kata Xue Miaomiao dalam hati.

Hantu laki-laki itu sudah belajar dari pengalaman sebelumnya, sekarang dia menarik kedua tangan Xue Miaomiao di belakang punggungnya sehingga dia tidak bisa menggigit jarinya.

"Hei, gadis bodoh kita bertemu lagi. Kamu hampir saja melukai kakek, sekarang aku pasti akan membuat perhitungan denganmu dan aku tidak mungkin melepaskanmu."

Setelah menyelesaikan perkataannya dia mengeluarkan sebuah tali kemudian mengikat tangan Xue Miaomiao.

"Gadis bodoh, kamu bahkan tidak bisa mendapatkan laki-laki itu, kamu mau melawanku? Aku akan memberimu pelajaran!"

Xue Miaomiao sangat marah dia melihat ke arah hantu laki-laki itu dia dapat melihat bahwa hantu itu sebenarnya cukup tampan, 'Tapi dia tetap tidak sebanding dengan Zhong Haotian.'

Xue Miaomiao menghela nafas dan tidak bisa melawan kemudian berjalan maju. 'Dasar hantu tua, cepat atau lambat kamu akan menerima akibatnya!' kata Xue Miaomiao dalam hati.

Hantu laki-laki itu tertawa sambil melompat-lompat di sebelah Xue Miaomiao. Tiba-tiba dia memegang pantat Xue Miaomiao lalu memegang rambut Xue Miaomiao, sepanjang jalan Xue Miaomiao terus menggoyangkan tubuhnya karena tidak ingin hantu laki-laki itu menyentuhnya. Tapi bagi orang-orang awam dia terlihat seperti orang gila yang sedang berjalan, ada gadis kecil yang berumur 4 atau 5 tahun terlihat ketakutan hingga bersembunyi di pelukan ibunya.

Sesampainya di halte bis, tidak sedikit orang yang melihat ke arah Xue Miaomaio dan berbisik membicarakannya.

"Hei lihatlah gadis itu, dia aneh."

"Dia benar-benar aneh, kenapa dia meletakkan tangannya di belakang lalu menggoyang-goyangkan pantatnya."

"Dia melakukan hal itu sudah jelas karena ingin mencari perhatian laki-laki di sekitarnya!"

Xue Miaomiao menggertakan giginya sambil menahan marah kemudian berbalik badan dan melihat ke arah wanita-wanita yang sedang berbisik dengan tatapan tajam.

"Aku mencari perhatian laki-laki? Banyak laki-laki yang menyukaiku untuk apa aku berusaha mencari perhatian lagi? Bilang saja jika kalian iri dengan bentuk tubuhku, iya kan?"

Wanita yang berbisik-bisik tidak menyangka Xue Miaomiao akan berkata seperti itu.

"Benar-benar lucu! Sudah melakukan hal seperti itu kamu sekarang tidak suka dengan omongan orang? Dari banyak wanita yang aku pernah temui, aku tidak pernah melihat orang yang tidak tahu malu sepertimu!"

'Aku tidak tahu malu?! Beraninya dia mengatakan aku wanita tidak tahu malu, dasar kakak beradik tidak tahu malu beraninya menghinaku saat kalian menggunakan riasan yang begitu tebal.'

Xue Miaomiao membusungkan dada lalu membuang mukanya dan berkata, "Aku bahkan tidak yakin ada laki-laki yang ingin mendekati wanita seperti kalian yang penuh dengan riasan tebal."

Setelah mendengar hinaan Xue Miaomiao, kedua kakak beradik itu terlihat malu, wajahnya memerah lalu mereka mengangkat tanganya.

Belum sempat mereka menampar Xue Miaomiao, mereka malah saling menampar satu sama lain.

Xue Miaomiao menjulurkan lidah mengejeknya. Walaupun itu bukan ulahnya, tapi ulah hantu laki-laki itu, dia tetap sangat puas. Saat itu kebetulan bis nomor 66 sudah datang, tanpa menunggu respon kakak beradik itu, Xue Miaomiao langsung naik ke dalam bis.

Dari dalam bis, Xue Miaomiao dapat mendengar suara kakak beradik itu sedang saling memaki satu dengan yang lain.