Xue Miaomiao hanya dirawat di rumah sakit selama 1 malam lagi, keesokan harinya dia diperbolehkan pulang. Saat akan membayar biaya rumah sakit, ternyata sudah ada yang membayar tagihannya. Xue Miaomiao langsung menghela nafas lega karena yang membayar seluruh biaya rumah sakitnya adalah Zhong Haotian. Selain itu serang suster juga mengatakan selama Xue Miaomiao tidak sadarkan diri, Zhong Haotian selalu ada di rumah sakit hingga seluruh orang mengira bahwa Xue Miaomiao adalah adiknya.
Tentu saja mendengar hal ini Xue Miaomiao sangat gembira, dia tersenyum lebar dan dengan bangga berkata, "Itu benar, aku memang adik tuan Zhong~" suster yang mendengar hal itu terlihat kaget lalu pergi meninggalkan Xue Miaomiao.
Kantor polisi sangat sibuk karena sedang menyelidiki kasus mayat wanita yang ditemukan di tempat pembuangan sampah serta kasus bunuh diri di sekolah Xue Miaomiao.
"Pak Liu, gadis itu sudah datang~" kata seorang polisi dengan nada menggoda Liu Hao saat melihat Xue Miaomiao masuk ke kantor polisi.
Liu Hao tersenyum kecil melihat Xue Miaomiao yang sedang berjalan masuk dengan wajah gembira seperti baru saja menemukan uang di jalan.
"Xue Miaomiao, kamu menemukan uang di jalan?" tanya Liu Hao, lalu dalam hati bergumam 'Kemarin dia terlihat sangat pucat, lemah, dan tidak berdaya tapi sekarang dia sangat bertenaga. Gadis ini memang tidak seperti gadis lainnya.'
Xue Miaomiao mengedipkan matanya lalu tersenyum dengan gembira dan menjawab, "Ini lebih membahagiakan daripada menemukan uang, walaupun aku mengatakannya kakak tidak akan paham. Oh ya, aku datang untuk menanyakan soal Sangren."
Liu Hao tidak berbelit-belit dan mengatakan yang sebenarnya. Sebelum Sangren dibuang ke dalam sumur, ia diberikan obat flu yang cukup banyak. Itu berarti memang ada orang yang ingin melukainya, tapi masih belum diketahui siapa yang tega menyakiti seekor anjing sampai seperti itu.
Liu Hao mengingat Xue Miaomiao pernah mengatakan bahwa ada orang yang mendorongnya ke dalam sumur dan menutup penutup sumur itu. Xue Miaomiao juga curiga bahwa orang yang mendorongnya adalah orang yang sama dengan orang yang mencelakai Sangren. Lalu Liu Hao bertanya dalam hati 'Tapi siapa yang berani mencelakai anjing Zhong Haotian dan ingin membunuh Xue Miaomiao?'
Seluruh kasus ini benar-benar mengalami jalan buntu. Liu Hao akhirnya memutuskan untuk tidak mengaitkan kasus Xue Miaomiao yang terdorong ke dalam sumur dan Sangren. Liu Hao memiliki spekulasi bahwa di tempat terbengkalai itu ada laki-laki mesum, sehingga dia lah yang mendorong Xue Miaomiao dan membunuh mayat wanita yang ditemukan di tempat pembuangan sampah tersebut. Karena setelah dilakukan otopsi pada mayat wanita itu ditemukan bahwa ada tanda-tanda kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki.
"Xue Miaomiao, kamu benar-benar memiliki nyali yang besar ya? Bagaimana mungkin kamu bisa pergi ke tempat seperti itu seorang diri?!"
Kata Liu Hao yang tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengomeli Xue Miaomiao. 'Gadis ini benar-benar malang karena sampai dorong ke dalam sumur.' pikir Liu Hao dalam hati.
Xue Miaomiao mencibirkan bibirnya lalu berkata, "Itu karena aku mencari Sangren. Saat aku dengan makan mie di sebuah tempat makan di ujung jalan anak pemilik tempat makan itu menunjukkan jalan ke arah tempat pembuangan sampah itu dan berkata di situ ada banyak anjing liar. Karena itu aku pergi kesana untuk melihatnya, mungkin saja Sangren ada di tempat itu."
"Tempat makan mie di ujung jalan? Yang kamu maksud tempat makan mie kecil yang di ujung jalan?" tanya Liu Hao dan terlihat perubahan ekspresi di wajahnya, karena Liu Hao sudah melakukan penyelidikan di daerah itu. Lalu dia melanjutkan perkataannya, "Bukankah di tempat makan itu hanya ada pemiliknya yang merupakan seorang ibu-ibu? Sedangkan anaknya pergi ke sekolah."
"Anaknya tidak sekolah, pemilik tempat makan itu mengatakan karena terjadi sesuatu sehingga anaknya belajar sendiri di rumah."
"Mana mungkin, di negara kita seluruh masyarakat wajib bersekolah hingga SMP. Kemarin saat sedang melakukan penyelidikan, pemilik tempat makan itu mengatakan anaknya kelas 1 SMP dan juga mengatakan nilai anaknya sangat bagus."
"Mana mungkin… saat itu jelas-jelas pemilik tempat makan itu mengatakan bahwa mereka tidak memiliki uang untuk membayar uang sekolah sehingga anaknya dikeluarkan dari sekolah lalu tidak ada sekolah yang mau menerimanya jadi dia belajar sendiri di rumah."
"Xue Miaomiao, apa kamu bodoh? Sekarang sekolah negeri tidak perlu membayar uang sekolah, hanya sekolah swasta yang perlu membayar uang sekolah."
Xue Miaomiao dan Liu Hao saling berpandangan satu sama lain dan terdiam, mereka menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan pemilik tempat makan itu dan anaknya.
Walaupun hanya asumsi, tapi bagi Liu Hao hal ini sangat penting baginya, saat itu juga Liu Hao memutuskan untuk pergi ke tempat makan itu sekali lagi dan tentu saja Xue Miaomiao juga ikut pergi. 'Walaupun Sangren sudah mati tapi setidaknya aku masih bisa menemukan pembunuhnya.' pikir Xue Miaomiao dalam hati.
Saat Liu Hao dan Xue Miaomiao tiba disana, ternyata tempat makan itu tutup. Tetangganya mengatakan bahwa kemarin malam pemilik tempat makan tersebut menutup tempat makannya lebih bawah bahkan sebelum jam makan malam.
"Memang ada yang tidak beres." kata Liu Hao yang sedang berdiri di depan tempat makan itu lalu mengeluarkan rokoknya dan menyalakannya.
Xue Miaomiao menjauh dari Liu Hao lalu melihat ke sekelilingnya dan bertanya kepadanya, "Apa di sekitar sini tidak ada CCTV?"
"Di jalan ini ada, tapi di tempat pembuangan sampah tidak ada. Aku juga sudah memeriksa kamera CCTV tapi saat itu tidak terlihat ada orang yang mencurigakan."
"Kalau begitu sekarang kita pergi memeriksa tempat pembuangan sampah saja." kata Xue Miaomiao sambil berjalan menuju ke tempat pembuangan sampah.
'Xue Miaomiao bukan gadis biasa. Gadis seumurannya setelah melihat mayat biasanya akan kaget, ketakutan, lalu pingsan. Tapi dia dapat dengan tenang melaporkannya ke polisi dan menjelaskan lokasinya. Itu bukan hal yang mudah dilakukan.' puji Liu Hao dalam hati.
Memikirkan hal itu membuat Liu Hao semakin yakin bahwa ada yang tidak dia ketahui tentang Xue Miaomiao. Dia membuang rokoknya lalu berjalan mengikuti Xue Miaomiao.
Tempat ditemukannya mayat wanita itu sudah diamankan oleh polisi, selain itu kepolisian sudah mengerahkan anjing polisi untuk mencari jejak pelaku di sekitar lokasi kejadian.
Xue Miaomiao melihat ke arah tempat pembuangan sampah itu lalu mulai menceritakan kembali kondisi saat dia menemukan mayat wanita itu pertama kali, tapi Liu Hao masih belum mendapatkan petunjuk baru.
Mereka memasuki tempat terbengkalai yang ada di sekitar tempat pembuangan sampah dan sumur tempat Xue Miaomiao terperangkap. Disana juga sudah diamankan oleh polisi.
"Hari itu aku mendengar ada suara anjing yang menggonggong dari arah sini lalu aku mendatangi asal suara tersebut dan melihat sumur dengan tutupnya yang setengah terbuka. Saat melihat ke dalamnya aku melihat Sangren. Saat itu aku sedang berlutut dan berusaha mengeluarkan Sangren, tiba-tiba ada yang mendorongku dari belakang." kata Xue Miaomiao berusaha menjelaskan keadaan saat itu dengan detail.
Liu Hao terlihat sedang berpikir lalu dengan nada serius bertanya, "Saat itu yang mendorongmu apakah tenaganya besar? Apa kamu bisa mengira-ngira dia seorang laki-laki atau perempuan?"
Xue Miaomiao menggelengkan kepala dan berkata, "Aku tidak memiliki pengalaman dalam hal ini, sehingga aku tidak bisa sembarangan memberikan pernyataan."
"Hei Xue Miaomiao kamu terlalu rendah diri." kata Liu Hao sambil tertawa kecil menggoda Xue Miaomiao.
Xue Miaomiao membuang mukanya dan berkata, "Yang paling penting aku sudah berusaha menyampaikan semua yang aku tahu. Aku harap pembunuh Sangren dapat segera tertangkap."
Liu Hao terlihat menjadi serius kembali lalu mengeluarkan rokok dan mulai merokok lagi.
Kedua orang yang sebelumnya dianggap dapat memberikan titik terang dalam kasus ini telah menghilang dan hanya ditemukan sebuah buku paket di semak-semak pinggir jalan.
"Buku paket ini lagi." kata Xue Miaomiao sambil mengulurkan tangannya untuk mengambil buku itu tapi dihentikan oleh Liu Hao.
"Jangan memungut benda sembarangan, kamu harus mengamatinya terlebih dahulu. Kamu harus banyak belajar dari kakak." kata Liu Hao sambil berlutut lalu mengamati buku tersebut dengan seksama.
'Ini bukan buku baru, halamannya sudah menguning dan banyak lipatan. Sepertinya benda ini memiliki aroma makanan, terlihat dari semut-semut yang berjalan ke arah buku itu.' kata Liu Hao dalam hati.
"Sampul bukunya terlihat sedikit berminyak." kata Xue Miaomiao.
"Apakah itu minyak atau bukan kita harus menyelidikinya lebih lanjut. Aku akan membawanya untuk diperiksa oleh tim forensik." kata Liu Hao sambil menggunakan sarung tangan dan mengeluarkan plastik, kemudian memasukkan buku itu ke dalam plastik dan menyegelnya.
Setelah itu mereka memutuskan untuk kembali.
Setelah menemukan buku itu Liu Hao terlihat menjadi lebih santai tapi Xue Miaomiao yang berjalan di sebelahnya justru malah mengerutkan alisnya dan wajahnya terlihat kusut seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Kenapa? Apa kamu sedang memikirkan buku itu?"
Xue Miaomiao menganggukkan kepalanya. Dia sudah memiliki firasat buruk mengenai hal itu dan berkata, "Aku sudah pernah bilang sebelumnya. Sesaat sebelum aku didorong ke dalam sumur, aku berbicara dengan anak pemilik tempat makan itu. Saat itu aku melihat buku yang dipegang oleh anak itu adalah buku paket SMP kelas 3. Jika firasatku tidak salah, maka minyak yang terlihat pada sampul buku itu adalah kuah mie."